Elaina ,Elisa, Elen dan Ezra berada di meja makan keluarga menyantapi makanan yang banyak di meja, walau terlihat sederhana namun sangat hangat di lihat."Elisa yok tambah lagi, suka sama makanan Tante?? Maaf ya hanya seperti ini,mungkin tidak seperti yang sering kamu makan"
"Enak Tante, Aku suka Tante ,enak lebih enak dari yang biasa aku makan dan bahkan pernah ku makan" Elisa tersenyum hangat menerima kembali lauk ayam yang di berikan Elen
Elisa tak berbohong,tapi makanan Elen begitu enak ,walau tidak seperti biasa Elisa makan yang bermewah mewah tapi tidak sebanding dari masakan Elen yang begitu enak apalagi makan bersama sama.
"Elaina mau juga??" Elen bertanya menatap sang anak yang tersenyum sembari memakan makanan dengan lahap.
"Mau mau, tapi Elaina mau sayur kangkung"
Elen langsung memberi dengan Elaina yang menerima kembali melahap makanan.
Ezra menatap dengan hangat melihat anaknya begitu ceria saat ini, ia bersyukur Elaina mempunyai teman yang baik, walau awalnya iya berpikir negatif pada temannya - Elisa.
"Elaina gimana sekolahnya?" Buka suara Ezra
"Elaina suka, Elaina nyaman di sana. Elaina juga punya teman lagi lo pa .Cowok tapi ,namanya Gavin ketua kelas Elaina"
"Bener?? Bagus deh anak papa udah punya teman lagi.Lancar kan di sekolah?Raka gimana??"
"Baik kok pa, Raka selalu jaga Elaina di sekolah.Kadang sering anterin Elaina di kelas ,makan bareng di kantin barengan Elisa juga sama teman teman Raka" jelas panjang Elaina sembari tersenyum
"Anak Bunda hebat, udah punya teman, bunda ikut senang kamu baik baik aja dan senang. Keputusan Bunda sama papa sudah tepat"
Elaina kembali tersenyum melihat raut wajah Elen yang hangat dengan sang papa di sebelahnya di tengah meja makan selaku kepala keluarga
"Iya dong kan anaknya papa . Semoga lancar terus dan bahagia. Kalau ada apa apa kabarin Papa oke. Papa senang kamu mambaik sekarang" elus Ezra tulus menatap anaknya yang tersenyum juga bahkan mata tertutup saking tersenyum bahagia
"Iya papa, berkat Elisa juga Elaina baik baik aja"
Elisa yang menatap dari tadi interaksi di depannya membuatnya sangat iri setengah mati pada Elaina.
Kapan ia akan merasakan seperti itu?kapan kedua orang tuanya menyayangi anaknya ,memberi waktu pada sang anak, mendengar keluh kesah sangat anak, dan memberi semangat saat melakukan sesuatu.Bahkan menghargai usaha sang anak. Elisa juga sangat ingin seperti keluarga Elaina tapi naas melihat kenyataan yang bodoh ia hanya tertawa hambar tidak bisa kedua orang tuanya akan baik baik saja seperti ini."Makasi ya nak ,berkat kamu Elaina bisa senang lagi dan nyaman di sana. Om sangat bersyukur Elaina mempunyai teman seperti kamu. Om harap kamu menjadi teman baik bagi Elaina" tulus Ezra membuat Elisa tersadar akan lamunannya ketika mendengar ucapan Ezra tiba tiba
"Dan terima kasih selalu bersama Elaina, maaf merepotkan. Om tahu bagaimana sikap Elaina, Om berterima kasih kamu menerima kekurangan Elaina dan bersabar kepada Elaina. Om sangat berterima kasih"
"Semoga kamu bisa menuntun Elaina" ucap terakhir Ezra lembut.
"Memang sudah seperti itu kepada teman Om"
"jika kamu membutuhkan bantuan ,topangan datanglah kesini Om dan Tante akan sangat menerima dan akan membantu kamu walau tidak sepenuhnya, sedikit tapi bisa meringankan"
"Benar kata Om, Elisa kalau butuh apa apa bilang ke Tante atau Om .Tidak usah segan segan untuk datang atau meminta bantuan, begini saja Tante sama om sudah menganggap kamu sebagai anak sendiri. Sekarang sudah kewajiban kami juga apalagi kamu selalu menjaga Elaina"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rael
Teen FictionElaina Gunawan Bagi Elaina kebersihan adalah nomor satu, namun dipandang aneh oleh orang. Memulai kehidupan baru adalah hal nekat yang sedikit gila bagi Elaina. Gila ketika menemukan teman yang aneh, gila dengan penampilan dirinya dan gila yang d...