!

633 85 9
                                    

Tongkrongan mendadak sepi. Angin malam menjadi tambahan saat setelah Zoya datang dengan tampang menjelaskan untuk diam dahulu, ada kekesalan di sana.

Jelas sekali semuanya mendadak hambar.

"awalnya aku mau jemput kamu"

"terus kenapa gak jadi?"

"ketiduran, males, jadi telfon aja"

"alesan telfon?"

"kangen suara madukuu"

Efek nya luar biasa setelah itu. Gafin, Audi, bahkan Fikri yang biasanya hanya diam kali ini ikut andil mengekspresikan wajah seperti mau muntah.

Memberi kekehan geli pada Zoya saat itu dengan menjawab "ga ada tugas?"

"barusan selesai. udah makan?, mau aku pesenin dari sini?"

"udah dibeliin mamih, tapi awalnya bukan buatku"

"buat siapa emang?"

"ya siapa lagi kalo bukan anak kesayangan mamih sama papih"

"zoya"

Aneh. Rasanya aneh kalau Dika tiba-tiba memanggil nama di sebrang "hm?"

"kalo adikmu kesayangan mereka, kamu jadi kesayanganku satu-satu nya. lebih beruntung mana kalo gitu?"

Gafin memicingkan bibir dari duduk, berbicara tak mengeluarkan suara "jijik banget amnjing. bucin!"

Berbeda dengan Zoya yang saat ini menahan malu. Sampai rasanya bibir tersungging pegal disana sebab selalu terangkat "gatau. kalo katamu beruntung mana?"

"kamu"

"kenapa?"

"kamu milik satu orang, dia milik dua orang, dan satu orang nya itu aku. Aushafarrel Praja Mahardika!"

"gombal nya pake pikiran ya"

"ngomong asli dibilang gombal"

"ngomong nya pake aksen kalo kamu nge goda"

"emang gitu?"

"iya"

Setelah itu hening sekitar dua menit. Keadaan warkop semakin sepi sebab perbincangan kedua sejoli yang masih kasmaran itu diam, alasan nya sudah jelas mengapa harus sepi dan tidak ada suara.

Dika melarang Zoya keluar malam.

"dika"

"apa sayang?"

Waduh. Jurus nya dikeluarin, Zoya kulum senyum sebelum akhirnya bicara lagi "ngantuk?"

"laper"

"Ibu ga ngirim makan?, terus tumben jam segini laper"

"tadi tidur lama abis solat isya, kamu udah solat belum?"

"jam nya tahajud dika yakali sih!"

"nanya doang sayang"

"gasuka"

Kekehan berat di sebrang terdengar, sudah tau alasan dibalik satu kata tadi "gasuka apa?"

"dipanggil gitu, kaya biasa aja. madu!"

"sayang zoya"

"dika stop"

"zoya sayang nya dika"

"dika aku tutup ya!"

Tertawa lebar. Suaranya ber intonasi rendah mengarah ke seksi, mencerminkan lelaki dengan penuh gairah dan juga masa puber yang telah berlalu.

hate but lv - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang