3

1.1K 142 4
                                    

Jangan tanya kenapa. Masalah soal Zoya yang selalu pulang sore atau mungkin telat sampai rumah sudah tentu jelas karena jadwal kuliah dan shift jaga toko.

Mendapat untung karena setiap hari nya diberi gaji lima ratus ribu, itu bentuk sebagaimana ia telah bekerja setengah hari di toko Papih nya sendiri.

Siang tepat jam 14.10 Zoya keluar dari kelas, segerombolan mahasiswa jurusan pendidikan membludak. Beda-beda, ada yang ke kantin fakultas terlebih dahulu, ada yang langsung pulang atau mungkin ada yang berjalan-jalan sebelum akhirnya mengerjakan tugas dari dosen.

Namun opsi untuk Zoya tentu saja yang kedua. Sudah memberi kabar sejak masih di dalam kelas pada sang pacar tapi masih tak kunjung di balas, berakhir ia menggerutu dalam hati.

Jalan lambat ke arah kantin.

Laper sih, mau beli teh ucup aja. Makan nya nanti kalo sama Dika.

"zoya!"

Itu Fauzi, anak ekonomi bisnis. Teman sekaligus orang yang selalu jadi topik utama antara Dika dan Zoya.

Senyum lebar, Zoya itu friendly sebenernya tapi kadang ketutup sama sifat salty nya "kenapa zi?"

"kaga, lo mau kemana?"

"kantin. beli minum, mau ikut?"

"iya"

"yaudah!"

Kalau dilihat mereka berjalan berdua itu biasa saja tapi entah kenapa di pandangan orang yang sirik, pasti dikira Zoya selingkuh dan hal lain semacam nya.

Zoya malas meladeni. Dalam hati sudah sangat jelas ia berteriak keras "BOCAH PRIKKKKKKK!"

Duduk setelah membeli, membukanya dalam satu putaran. Diteguk dalam satu hentakan, kerongkongan kering seketika menjadi basah dan dingin sebab dimasuki air manis berwarna coklat.

Teh ucup.

"udah kaya orang yang idup di gurun aja anjir" mengatai sebelum bibir menempel pada minuman nya sendiri.

"aus bego. dua jam gila aja lo dengerin ocehan nya pak jamal!"

Kekehan keluar, mata menari kemana-mana sampai akhirnya bertanya "ga di jemput Dika?"

"gatau, ga on pas gue chat. molor dia udah ketebak mah" tangan menyibakan rambut ke belakang.

Fauzi terpesona, Zoya cantik banget gaboong. Namun setelah nya ia mengerjap sadar "nebeng mau?"

"lo tau Dika gimana dong zi, gue lagi males berantem sama dia" kembali meletakan botol teh ucup ke meja.

Dibalas senyum tipis disana "coba aja gue lebih cepet dari dik—"

"zoya"

Mati. Mampus.

¤¤¤

Motor jalan lambat. Perasaan udah gaenak dari awal di jemput.

Keadaan hening sebab tidak ada yang memulai percakapan, berat hati Zoya kembali memancing "bay"

walau percuma tak ada respon.

"bayi dia cuma nemenin doang, ko kamu ngambek gini?"

"ga ngambek maduuu"

"terus kenapa dari tadi diem?"

"males ngomong aja"

Alesan.

Padahal sudah tentu jelas kalau kemalasan membuka mulut sekedar berbincang kecil itu ada dimana, pasti—

hate but lv - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang