Road to HiiroMu Week INA in December

Penutup Acara

WARNING!

Crossover dengan fandom perdukunan uhukSh*m**K**guhuk, ini BTS  day 1 yang aku buat

.

.

.

Taiga mengacungkan jempolnya ke atas, bermaksud memberi tanda bahwa kamera sudah siap merekam adegan Hiiro. Poppy dengan corong minyaknya siap-siap untuk berteriak.

POOF!

Setelah Hiiro merapalkan mantra di buku yang sedang dipegangnya itu muncul kepulan asap di sekitar Emu, Emu yang bermuka imut nan cantik itu berubah wujud menjadi sesosok perawat dengan rambut pirang panjang dan memegang senjata ditangannya.

Nico tak tahan untuk berteriak, tangannya reflek melempar tutup kamera ke kepala Hiiro. "BUJU BUSEETTT! INI ISTRI ORANGG HIIRO!" teriak penuh nafsu, nafasnya sampai terengah-engah. Nico mulai alay dan lebay. "GUA TAU MEREKA BERDUA SAMA-SAMA DARI HURUF E! TAPI GA GINI JUGA BEGOOO~!" Seketika Nico menjadi lebih suci seperti biasanya. "ASTAGFIRULLOH YA TUHAN! Dokter bedah disini sama disana sama-sama sengklek."

Perawat itu memperhatikan sekitarnya dengan heran, terlihat sekali perawat ini seperti orang yang tersasar.

Poppy dengan jiwa alaynya yang mulai kambuh, meneteskan air mata buaya. "Gi-gimana ... ini? Kalau kita ga-gabisa balikin ... Tante Eliza, bisa dibedah kita semua," katanya bergetar, wajah Poopy sudah pucat sepucat tembok rumah sakit.

Perawat cantik itu bertanya, "Kalian siapa? Dan dimana Faust."

Nico semakin menggila lagi, dia sampai melampiaskannya pada Pallad. "TANTE ELIZANYA BISA BICARAA WOIIIII!"

"MANA GUA TAUUUU! DAN JANGAN PUKUL GUA!"

Taiga sudah tak sadarkan diri semenjak sadar Eliza tidak menapakkan kaki di lantai.

Sementara itu Emu yang sudah berada di universe lain, Emu langsung disapa dengan tatapan tajam beserta ditodong pisau bedah oleh seorang dokter pirang dan kedua kakinya tidak ada namun masih bisa berdiri dengan bantuan tulang anjing.