🌻Seventeen Flowers 🌻.

55 13 9
                                    

Judul lagu multimedia : Jeon Woo Seung- Serenade.

Judul lagu multimedia : Jeon Woo Seung- Serenade

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Han Doona berlarian setibanya dari lobi utama. Ia sibuk menerima panggilan telpon sejak tadi. Beruntung bisa tiba di kantor tanpa harus menabrak sesuatu. Satu kata untuk menggambarkan awal harinya. Kekacauan.

"Bujangnim anda di mana? Direktur Min sudah tiba dari tadi dan beliau marah besar". Suara Moon Ga Young, salah satu staffnya terdengar panik sambil berbisik-bisik.

Bahu Doona seketika merosot. Dia bisa mendengarkan suara Min Joon Hyuk yang tengah mengamuk sebagai latar belakang.

"Sebentar lagi. Aku sudah masuk lift" jawab Doona diikuti nafas memburu. Merangsek masuk bersama lima pegawai lain yang berbeda divisi darinya.

Begitu mencapai lantai 14 yang menjadi lokasi tujuannya, ia bergegas keluar. Berusaha menenangkan diri sejenak di depan pintu ruang rapat utama, lengannya sedikit gemetar namun ia berusaha meyakinkan diri dengan berkata kalau pernah melalui hal lebih buruk dari ini. Kemudian mendorong gagangnya ke dalam.

Ruangan yang dari luar awalnya terdengar berisik oleh suara argumentasi mendadak hening. Seluruh atensi tertuju padanya, tak terkecuali Min Joon Hyuk.

Melangkah maju ke tengah ruang rapat, Doona mengangkat dagu sambil membusungkan dada, berusaha terlihat berani.

"Akhirnya anda datang juga. Han Bujangnim. Saya pikir anda akan melewatkan rapat pagi ini" celetuk salah seorang wakil direktur dari divisi pemasaran.

"Maaf atas keterlambatan saya. Saya harus mampir ke beberapa swalayan besar pemasok untuk menarik produk kita sebelum masalah menjadi lebih besar" Doona tak mengacuhkan ekspresi kejengkelan Yoon Kye Sang yang jelas-jelas ditunjukkan kepadanya.

Min Joon Hyuk maju ke depan, berhadapan dengan Doona. Satu tangan dimasukkan ke dalam saku depan celananya. Rahangnya mengeras, ekspresinya kesal, namun Doona tahu melalui kedua sorot mata lelaki itu, alih-alih marah dia lebih tampak seperti kecewa.

"Aku bersungguh-sungguh ketika berkata mempercayai intuisi anda beberapa waktu lalu. Namun malah ini hasil yang kudapatkan". Suara Joon Hyuk bergetar karena menahan emosi.

Nafas Doona seakan tercekat. Padahal dia bisa membela diri, berkata kalau ini bukan murni kesalahannya, dan memang begitu adanya. Akan tetapi Doona tidak bisa. Karena Doona sadar, masalah hari ini sampai muncul disebabkan oleh sikapnya yang kurang waspada.

"Saya akan memperbaikinya" hanya itu yang bisa Doona sampaikan. Sambil menatap tepat ke dalam mata Joon Hyuk, dengan berani ia melanjutkan kalimatnya. "Tapi tolong, kali ini berikan saya kepercayaan lagi. Saya juga membutuhkan bantuan dari tim distribusi serta divisi pemasaran" terang-terangan melirik Wakil Direktur Yoon. "Saya bersalah sebab tidak melakukan pengecekan ulang sebelum melepaskan barang ke pasar. Sebab bagian pemasaran yang turun ke lapangan di hari akhir telah menyampaikan pada saya semuanya aman terkendali". Meraih ponselnya dari dalam saku depan blazer hitam, menggulir beberapa saat lantas menunjukkan isi pesan dari anak buah Yoon Kye Sang ke hadapan Joon Hyuk.

[COMPLETED] Magic Flower in The Garden. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang