Ketika melangkah keluar dari dalam mobil, Han Hye Yoon sudah disambut oleh sang suami yang telah menunggunya sejak beberapa menit lalu.
" Appa...".
Cho Ji Hyun berlari ke arah Cho Seok Woo, lantas memeluk lelaki berbadan tinggi tegap tersebut dengan manja.
" Aigo, putri ayah memang tak bisa jauh-jauh dari ayah rupanya" kata Seok Woo sambil mengusap lembut puncak kepala Ji Hyun. " Bagaimana perjalanannya?".
" Lumayan lancar. Ayah sudah datang dari tadi? Aku pikir ayah akan terlambat karena konferensi?" tanya Ji Hyun. Melepaskan pelukannya.
" Ini hari penting bagi keluarga kita mana mungkin ayah datang telat". Meletakkan kedua tangannya di atas pundak Ji Hyun sejenak, sebelum menurunkannya ke samping tubuh. " Masuklah lebih dulu, kedua adikmu sudah menunggu sejak tadi di dalam".
Ji Hyun langsung merengut. " Aish, aku suka lupa kalau diriku punya sepasang adik kembar".
" Jangan bilang begitu. Ji Woon dan Ji Hoon bisa sedih kalau mendengarnya. Kamu tahu kan mereka begitu mengidolakanmu". Mengedipkan satu mata.
Ji Hyun memalingkan muka, memandang ke arah ibunya yang kini berjalan mendekati mereka. " Eomma, berjanjilah padaku. Jangan punya anak lagi" lantas menolehkan lehernya secara cepat ke sisi satunya. Memutar tubuh kemudian bergegas masuk ke halaman depan sambil menyeret malas tubuhnya.
Hye Yoon tertawa melihat tingkah putrinya. Seok Woo langsung memberikan lengannya begitu istrinya berada di sampingnya.
" Apa semuanya sudah datang?" tanya Hye Yoon.
Seok Woo mengangguk pelan diikuti pandangan ke balik bahu. " Mereka baik-baik saja kan? Syukurlah kamu selalu datang langsung untuk menjemput mereka di hari-hari seperti ini".
Hye Yoon tersenyum lemah. " Kalau bukan aku lalu siapa lagi yang bisa mereka andalkan. Terutama bagi si kembar satu itu".
Seok Woo terkekeh. Kembali memberikan fokusnya kepada Hye Yoon. " Kurasa ada terlalu banyak anak kembar di keluarga ini".
Hye Yoon akhirnya bisa tertawa untuk pertama kalinya setelah sepanjang hari. Meski begitu dia mendesah berat.
Seok Woo berteriak kepada para kemenakannya agar mereka segera masuk, lalu bersama Hye Yoon mulai melangkah pelan.
Sepanjang jalan setapak kayu menuju rumah peristirahatan keluarga besar HanMin, langkah Hye Yoon terasa berat. Dadanya begitu sesak. Dan seketika semua memori masa lalu berhambur memenuhi isi kepalanya.
" Kamu tahu tidak, sejak kakekmu, paman kaki pendek kami, memberikan vila ini sebagai kado pernikahan bagi kita semua, sudah ada berjuta kenangan indah diciptakan di sini" kata Hye Yoon.
Mengangkat wajahnya, dagunya bergerak ke satu sisi. Sepasang netra mengedarkan pandang ke sekeliling penjuru rumah peristirahatan. Bagian depan dari bangunan bergaya artistik modern tersebut merupakan danau buatan, sementara halaman belakangnya adalah area menuju puncak bukit. Hidung Hye Yoon mendadak memerah, sepasang mata mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Magic Flower in The Garden.
FanfictionHan Ha Na (34).Si bunga tulip. Seorang penulis skenario yang ingin hidupnya biasa-biasa saja tapi selalu dipenuhi oleh kejutan. Han Hye Yoon (27). Si matahari. Pegawai di sebuah divisi kreatif dengan mimpi segudang. Han Doona (38) Bunga teratai da...