Ha Na mengajak Kim Nam Gil berbincang di taman depan, pintu masuk perumahannya. Alasannya kenapa tidak di rumah? Tentu saja jelas. Ha Na tak mau ada drama malam hari jika sampai Hye Yoon atau bahkan Jin Wook sampai melihat mereka. Dia bakal menceritakannya pada mereka, tapi nanti.
Melihat seorang Kim Nam Gil yang dulu melarikan diri tapi sekarang justru datang menemuinya, itu artinya pria itu ingin berbicara serius. Belum lagi ekspresi wajahnya sejak muncul seperti seseorang yang berhutang besar pada rentenir.
Wanita itu kini sedang duduk di salah satu ayunan sambil menunggu Nam Gil yang sedang membeli minuman untuk mereka. Sembari menanti, pikirannya melayang sambil kepala mendongak memandangi langit.
"Maaf menunggu lama".
Suara maskulin rendah berasal dari belakang bahu, seketika membuyarkan lamunan Ha Na. Menolehkan kepala, Nam Gil kini berjalan memutari Ha Na dari belakang lalu duduk di ayunan lain pada sisi kanan wanita itu. Menyodorkan sekotak susu strawberry kesukaannya.
Ha Na berkedip beberapa kali, sambil meraih kotak susu tersebut dia berkata. "Kenapa susu? Kamu pikir aku masih remaja" sedikit memprotes. Tapi menusukkan sedotan ke lubangnya juga. Lalu mulai meminumnya.
Rasanya masih seenak terakhir kali dia ingat. Entah kapan Ha Na mulai mengganti kebiasaan minum susu dengan alkohol. Meski seringnya teh atau infuse water.
Nam Gil tersenyum tipis. "Tidak etis mengajak kekasih orang minum alkohol di jam segini".
Ha Na terbatuk kecil. Tersedak.
"Apa?" tanyanya sambil memegangi leher.Nam Gil terkekeh. " Sebelumnya terima kasih karena sudah mau menemui ku. Kupikir aku akan mendapat tamparan tadi".
Ha Na kembali menatap lurus ke depan lalu meminum lagi susu di tangannya. "Mungkin aku akan melakukannya kalau kamu datang setahun atau dua tahun lebih awal" jawabnya terus terang.
"Benarkah? Lalu apa yang membuatnya berbeda dari sekarang?" Nam Gil tak bisa mencegah pertanyaan itu dari mulutnya.
Memalingkan wajah, Ha Na menatap Nam Gil bulat-bulat. "Aku rasa karena waktu. Juga penerimaan. Semakin kamu bertambah tua, maka persepsi pada nama loyalitas juga akan semakin bergeser. Banyak hal dalam hidup membuatmu belajar bukan hanya dari satu sisi, tapi bagaimana memandang sebuah masalah dari berbagai sudut".
Nam Gil terkesima selama beberapa saat. Lantas, ia menurunkan pandangannya ke bawah. Ke arah tanah berpasir.
"Han Ha Na benar-benar telah bertumbuh dewasa ya sekarang. Aku merasa malu sebab kadang kala pemikiran ku masih belum sematang dirimu" katanya jujur. Pipinya sedikit merona saat ia membuat pengakuan. Kembali mengangkat dagu. Nam Gil berujar. "Seseorang memberitahuku agar jangan mengganggumu, jika aku sampai jadi menemui mu".Ha Na bertanya melalui kedua mata. Nam Gil merogoh kantung celananya, mengeluarkan ponsel, menggulirnya beberapa saat lantas menyerahkan ke hadapan Ha Na. "Bacalah sendiri".
KAMU SEDANG MEMBACA
[COMPLETED] Magic Flower in The Garden.
FanfictionHan Ha Na (34).Si bunga tulip. Seorang penulis skenario yang ingin hidupnya biasa-biasa saja tapi selalu dipenuhi oleh kejutan. Han Hye Yoon (27). Si matahari. Pegawai di sebuah divisi kreatif dengan mimpi segudang. Han Doona (38) Bunga teratai da...