Chapter 10 : Hot dinner

6.8K 648 120
                                    

‼️ Vulgar scene

Parah cantiknya dipoles oleh riasan tipis. Bagian bibirnya diberi lapisan berwarna merah agar terlihat lebih segar. Setelah itu ia beranjak, membenarkan posisi dress hitam yang ia kenakan. Leher hingga tulang selangkanya terekspos jelas namun ia segera memakai kalung pemberian suaminya untuk mengisi kekosongan area tersebut.

Nam Renjun siap untuk pergi bersama seseorang yang memiliki janji dengannya malam ini.

Ia melangkah dengan hati-hati karena sepatu berhak tinggi yang ia kenakan. Berjalan keluar dari ruang ganti lantas segera bersiap untuk keluar dari gedung kondominium tersebut.

Mobil Jeno terparkir sempurna di area basement. Sang pemilik yang awalnya bersender pada mobilnya pun menegakkan tubuh melihat Renjun yang baru saja keluar dari pintu utama basement. Seperti biasa, sangat cantik dan elegan.

"Hai, menunggu lama?" Tanya Renjun antusias.

"Aku tidak keberatan jika menunggu lebih lama lagi." Dan satu kecupan hinggap di punggung tangan Renjun. Renjun terkekeh geli lalu masuk ke dalam mobil setelah Jeno membuka pintunya.

Restoran bintang lima adalah tujuan mereka saat ini. Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk sampai di sana. Seolah tidak ingin sesuatu terjadi dengan Renjun, Jeno segera menyediakan lengan kanannya khusus untuk lelaki cantik tersebut.

"Terima kasih, Tuan Lee." Ujar Renjun malu-malu seiring tangan kirinya merangkul lengan Jeno.

Mereka berjalan ke bagian meja resepsionis. Meminta sebuah meja untuk mereka gunakan malam ini.

"Hanya meja nomor 23 tersisa, atas nama siapa?"

"Lee Jeno dan Lee Renjun." Renjun menyela perkataan Jeno lalu tersenyum manis kepada petugas resepsionis. Jeno hanya bisa menatap Renjun penuh dengan cinta.

Eh, cinta?

Akhirnya mereka pun duduk di meja yang sudah disediakan. Terdapat dua kursi berhadapan juga meja berbentuk bundar dengan hiasan lilin dan bunga di bagian tengahnya.

Seiring menunggu pesanan mereka disajikan, mereka hanya saling tatap penuh puja sesekali tersenyum malu. Ini kali pertama mereka keluar untuk acara seformal ini. Duduk di antara lautan manusia yang sedang makan sambil berbincang kecil. Alunan musik jazz mengalun seolah mengisi kekosongan ruangan.

Tiba-tiba Jeno berdehem singkat. Melambaikan tangannya mengisyratkan Renjun untuk sedikit mendekat. Renjun pun mencondongkan tubuhnya hingga tangan Jeno berhasil menyelipkan surainya ke belakang telinga agar tidak menghalangi pandangan.

Bukan hanya itu, Jeno berbisik sesuatu.

"Aku ingin menyimpan celana dalammu di dalam saku jasku." Lalu Jeno kembali duduk dan tersenyum samar melihat Renjun menjatuhkan rahang tidak percaya.

Renjun segera menoleh ke sekitar khawatir jika ada yang mendengar kalimat vulgar tersebut.

"Apa maksudmu?" Tanya Renjun tanpa suara. Jeno hanya menyender santai, melipat tangan di depan dada kemudian menaikkan alisnya singkat. Senyuman penuh kemenangan tidak ingin pergi dari wajah tampannya.
Sebenarnya ia hanya bercanda saja.

Senyuman itu luntur saat Renjun menggerakkan kedua tangannya di bawah meja. Tatapan yang Renjun berikan seolah menyatakan bahwa ia akan melakukannya di sini sekarang juga. Selama beberapa saat Renjun sibuk melepas celana dalamnya dengan susah payah, akhirnya benda tipis berwarna hitam tersebut turun ke lututnya.

Untungnya Renjun menggunakan dress sepanjang di atas mata kaki jadi ia tidak perlu takut jika ada orang yang melihatnya.

"Ekhm."

Love in The Dark | JenoRenjunJaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang