Sheila telah kembali dari rumah sakit dan sekarang ia berada di rumahnya. Ia bangun dari tidurnya lalu membasuh wajahnya di kamar mandi. Ia lalu turun ke bawah dan menuju ruang makan dimana disana sudah berada Kintan yang sedang duduk sambil meminum kopi dan memakan roti bakar.
"Pagi kak." sapa Sheila.
"Pagi Shei, nyenyak tidurnya?"
"Better than sleep at hospital." balas Sheila lalu duduk di sebelah Kintan.
"Iya udah pasti. Btw, gue ke kantor pagi ini gak apa-apa kan?" ucap Kintan namun fokus dengan ponselnya.
"Gak apa-apa kak, gue udah mendingan kok. Oh iya, lo udah nyusun barang-barang?" Sheila memasukkan suapan pertama roti bakarnya ke mulutnya.
"Masih nyicil yang kecil dulu ntar pulang lanjut lagi."
Kintan dan Sheila sudah memutuskan untuk berangkat ke Sydney lusa. Mereka sudah memesan tiket penerbangan dan memutuskan untuk tinggal lebih lama disana. Bukan hanya untuk pengobatan Sheila tapi karena Kintan sudah ditugaskan untuk melanjutkan bisnis cabang perusahaan. Ia dipercaya oleh direktur perusahaannya untuk menjadi manajer disana dan Kintan dengan senang hati menerimanya.
Setelah menghabiskan roti dan kopinya, Kintan bergegas pergi namun sebelumnya ia mencium kening dan pipi adiknya terlebih dahulu. "Jaga rumah dan jangan lupa packing." pamitnya.
Setelah kepergian kakaknya dan sudah menghabiskan makanannya, Sheila bergegas menuju kamar tidurnya yang terletak di lantai dua.
Sebelum memulai packing, ia terlebih dahulu merapikan kasurnya setelah itu ia mengeluarkan koper besar yang berada di kamar Kintan.
Sheila terlebih dahulu memasukkan barang-barang kecil dan beberapa pakaian ke dalam koper. Saat ia hendak meletakkan pakaiannya ke atas tempat tidur, kakinya tidak sengaja menendang kotak di lantai. Ia mengambil kotak itu dan duduk di pinggir kasurnya.
Kotak itu berisi barang-barang sewaktu ia masih kecil beserta kenangan dengan Pabio. Di dalam kotak itu Sheila menyimpan surat yang dulu hendak ia beri ke Pabio waktu mereka SMA. Surat itu berisi curahan hatinya namun saat ia hendak memberikannya justru situasi tidak memihak kepadanya, Pabio tidak datang ke sekolah dikarenakan ia sakit.
Di keesokan harinya justru ia melihat Pabio berduaan dengan perempuan lain di cafe. Sheila sakit hati dan akhirnya mereka saling berjauhan selama beberapa bulan. Disaat berjauhan disitulah Sheila mengetahui bahwa Pabio menyukainya dan perempuan itu adalah sepupu jauh Pabio yang baru pindah ke sekolah mereka, akibat kesalahpahaman itu Sheila merutuki kebodohannya.
"Hingga akhir gue gak berani kasih surat ini ke lo, Pabio. Gue pengecut banget ya tapi sekarang gue bahagia jika lo bahagia walau bukan dengan gue. Good bye and thank you." Sheila lalu membuang kotak itu ke tempat pembuangan sampah.
Ia lalu mengetikkan sebuah pesan ke nomor yang ia kenal.
Bisa ketemu sekarang?
------------------------
"Lovandra ini cantik gak?" tanya Tania sambil menunjukkan ponselnya ke Lovandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
B.I.L.O.V.A [END] ✅
Literatura FemininaIni adalah sebuah kisah antara 2 manusia yang berbeda jenis kelamin mencoba mencari serta menguatkan perasaan mereka satu sama lain. Lovandra Cisani tidak menyangka bahwa dia telah diselingkuhi oleh kekasih 8 tahunnya dan sejak saat itu ia memutusk...