Chapter 10

2.4K 332 211
                                    

Trigger Warning : sedikit ada adegan 18 coret dan trauma.

.
.
.

Suara musik Hingar bingar tidak menyurutkan keinginan Haruto yang sedang meneguk bergelas - gelas minuman alkohol di depannya.

Rasa kecewa dan marahnya bercampur menjadi satu.

Dia tidak menyangka Mashiho tega melakukan hal tersebut. Dia sangat mencintai pemuda tersebut. Bahkan dia rela bertengkar dengan ayahnya hanya karna ingin bersama Mashiho.

2 tahun ini Haruto merasa perasaannya sudah dipermainkan oleh Mashiho.

"hanya Wony yang tulus padaku.. Hanya Wony yang benar - benar baik padaku" racau Haruto.

Haruto semakin erat memegang gelas di depannya.

Dia ingat bagaimana Wony bersimbah darah setelah jatuh dari atap gedung sekolah.

Haruto marah karna Junkyu sudah membunuh orang yang dia sayangi.

"ini semua gara - gara Kim Junkyu" geram Haruto.

.
.
.

Junkyu lelah menunggu Haruto pulang. Dia tentu saja gelisah dimana Haruto sekarang.

Sejak siang hingga larut malam seperti ini Haruto belum juga pulang ke rumah.

"apa yang dia lakukan di luar sana" cemas Junkyu.

Ceklek

Junkyu menoleh ke arah pintu dan dia melihat Haruto masuk dengan sempoyongan.

"Haru kamu minum? Berapa banyak yang kau minum?" tanya Junkyu khawatir.

Haruto menghempaskan tangan Junkyu yang ingin membantunya berjalan.

"jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu" marah Haruto.

Junkyu menghentikan kegiatannya.

"kenapa kau harus minum - minum sebanyak ini? Apa karna kau sakit hati mengetahui bagaimana busuknya Mashiho?" tanya Junkyu kecewa.

Haruto menatap tajam Junkyu.

"kau jangan ikut campur! Ini semua gara - gara dirimu! Andaikan kau tidak membunuh Wony, aku tidak akan dijebak dalam permainan Mashiho! Hanya Wony yang tulus padaku!" amuk Haruto.

Junkyu menatap Haruto tidak percaya, bagaimana bisa dia menyalahkannya atas kejadian Mashiho?

"aku tidak pernah membunuh Wony, dia jatuh Haruto! Berapa kali aku harus bilang kalau dia jatuh!" teriak Junkyu emosi.

"kau membunuhnya!"

"aku tidak!"

Haruto menarik tangan Junkyu dengan emosi menaiki tangga.

"yak lepaskan aku Haruto! Lepaskan!" teriak Junkyu.

Haruto bukannya melonggarkan cengkraman tangannya, tapi semakin erat mencengkram pergelangan tangan Junkyu.

"ini sakit Haruto! Lepaskan!" teriak Junkyu.

Haruto membuka kamarnya dan menyeret Junkyu yang tidak mau masuk ke dalam kamar Haruto.

Ingatan beberapa tahun lalu terputar di dalam otaknya.

Junkyu ketakutan.

Kejadian ini sama persis seperti kejadian dia dulu yang sudah diperkosa.

"hentikan Haruto! Hentikan!" teriak Junkyu.

Dia sudah menangis histeris saat Haruto menghempaskan tubuhnya diatas ranjang.

The Devil (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang