Chapter 13

2.5K 331 280
                                    

Trigger Warning : segala sesuatu adegan disini TIDAK UNTUK DITIRU!

.
.
.






Haruto terdiam melihat kondisi Junkyu. Junkyu yang sombong, Junkyu yang menatapnya dengan sinis sudah tidak ada lagi.

Sekarang Haruto hanya bisa melihat Junkyu yang terus saja menangis tanpa suara sambil menatap jendela. Air mata tidak pernah kering, selalu saja jatuh membasahi pipi Junkyu.

Junkyu menolak makan.

Junkyu menolak di kunjungi siapapun.

Bahkan Junkyu menolak menatap Haruto dan berbicara dengan Haruto.

Satu kalimat dari Junkyu cukup membuat Haruto sadar akan semua kesalahan yang dia lakukan.

"aku membencimu Haruto"

Kata - kata itu terus saja terngiang dan membuat hatinya sangat sakit.

Bahkan sekarang, disaat Junkyu sudah diperbolehkan pulang, Junkyu tidak menatap ke arahnya.

Bahkan Junkyu tidak mau dibantu olehnya.

"jangan pernah sentuh aku, ataupun barangku dengan tangan kotormu itu"

Ucapan Junkyu itu sanggup membungkam semua pergerakan dan ucapan Haruto.

Haruto lebih baik melihat Junkyu marah - marah, dibanding diam seribu bahasa seperti sekarang.

Tapi apa yang ingin dia harapkan lagi? Nasi sudah menjadi bubur.

Haruto sudah tidak bisa memperbaiki kaca yang pecah dihati Junkyu.

Semuanya hancur karna egonya.

.
.
.

Junkyu hanya berdiam diri sendiri dikamarnya. Ya dia tidak mau menginjakkan kakinya di kamar utama milik Haruto.

Dia selalu mengingat bagaimana bayinya dirampas oleh Haruto disana.

Air matanya tidak henti - hentinya jatuh.

"sayang.. Maafkan bunda yaa.. Maafkan bunda.. Hiks.. Bunda.. Bunda gagal menjagamu hiks"

Gumaman Junkyu terus menerus seperti mantra yang membuat Junkyu hancur.

Perusahaan sementara di handle oleh Yedam sampai keadaan Junkyu lebih baik.

Entah kapan keadaan itu akan kembali.

Tok tok tok

Ceklek

"Kyu, makan siang dulu yuk, kamu dari pagi belum makan" ucap Haruto.

"keluar" ucap Junkyu.

"tapi Kyu.. Kamu belum makan dari pagi, aku bawain makan siangmu kema--"

"aku bilang keluar, keluar Haruto! Apa kamu tuli hah?!" teriak Junkyu emosi.

Haruto memandang Junkyu sendu.

"maaf" lirih Haruto.

Junkyu terkekeh.

Untuk kali ini dia menatap kedua mata Haruto.

"apa kata maaf dari mulut bajinganmu bisa mengembalikan anakku Haruto?" tanya Junkyu dengan suara yang bergetar dan kepalan tangan yang menguat.

Haruto terdiam.

"tidak kan, jadi aku mohon.. Keluar dari kamarku, jangan pernah muncul di depanku Haruto!" isak Junkyu.

Haruto masih terdiam di tempat melihat Junkyu menangis.

"pergi bajingan! Pergi! Semuanya hancur karnamu! Aku membencimu Haruto! Aku membencimu!" teriak Junkyu sambil melempar bantal ke arah Haruto.

The Devil (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang