Finally

7K 637 21
                                    

Wowowoo!! Ini bentar lagi selesai yaa bener-bener bentar lagiii!

Endingnya gak greget mungkinn.. TAPI AKU SENENG AKHIRNYA SELESAII!

YEHET!

Oiya skali lagi makasih yaa buat yang udah vote aku seneng banget loohh yang nge vote itulah yang bikin aku jadi rada cepet update.. Makasih yaa~

Enjoy!

...

Eunae's POV

Kamiーaku dan Chanyeolーberdiri mematung. Mama melangkah mendekati kami.

"Kapan datangnya?" Tanya Mama. Dalam beberapa detik saja, Chanyeol sudah dapat mengendalikan dirinya kembali. Ia langsung berbalik menatap Mama.

"Sejak jam 4, mungkin," Jelasnya. "Anak anda sakit. Jadi aku kemari untuk menjenguknya," Chanyeol sambil melirik jam yang menunjukan pukul 6.

Mama melirik sofa yang penuh dengan bekas makanan. Pandangan Mama beralih pada mataku, seakan meminta penjelasan lebih lanjut.

"Ya, jadi begitulah. Tadi aku tidak sekolah. Sepulang sekolah, Chanyeol membelikanku makanan dan menjenguk kemari," Jelasku. Mama membelalakkan mata.

"Kau membelikan semua ini, Chanyeol?" Tanya Mama. Chanyeol mengangguk.

"Aduh, benar-benar calon menantu idaman!" Kata Mama tanpa bisa kusangka. Aku dan Chanyeol berpandangan. "Ya sudah! Kalian habiskanlah waktu berdua. Di kamar juga boleh. Asal jangan kebablasan~" Mama menatapku jahil. Mama langsung masuk ke kamarnya.

Aku menoleh pada Chanyeol. Chanyeol ikut menoleh, menatapku.

"Kupikir aku akan pulang sekarang," katanya. Aku menelan ludah, lalu mengangguk.

"Aku pikir juga begitu," kataku. Aku melirik sampah yang bertebaran di sofa. Chanyeol buru-buru membereskan sampah-sampah itu. Aku tersenyum simpul sebelum akhirnya membantunya membereskan sampah-sampah yang bertebaran.

..

"Chanyeol," Kataku saat ia keluar gerbang. Ia menoleh.

"Ya, aku pulang sekarang," Katanya sebelum aku mengajukan pertanyaan yang biasa aku ajukan. Aku tertawa. Aku berjalan pelan mendekatinya.

"Aduh, nyaliku serasa ciut di dekati wanita terlebih dahulu seperti ini," Aku langsung memukul kecil bahunya.

"Aku bukan wanita seperti itu. Aku hanya mendekatimu." Kataku. Ia tersenyum miring dengan heran.

"Jadi, kau mau aku yang memulai duluan?" Tanyanya. Aku tak menggubris. Tatapanku larut pada wajahnya. Kami berpandangan. Larut dalam pikiran masing-masing.

"Apa kalian akan melakukan sesuatu yang seru?" Teriak seseorang dari belakang. Aku menoleh dengan kesal. Seperti yang kuduga, itu Mama. Kepalanya menjulur dari pintu. Chanyeol tertawa.

"Cuma hal kecil, Bibi," Chanyeol merangkulku dengan santai, seolah-oleh ia sudah melakukannya ratusan kali. Apa-apaan ini?

"Wah, wah, mesranya," Mama terkikik. "Chanyeol, bawalah anak gadisku berjalan-jalan sebentar. Ia akan bosan menghabiskan semalam di rumah sendirian," aku melirik Chanyeol. Ia tersenyum.

"Bolehkah?" Tanya Chanyeol pada Mama. Mama mengangguk.

"Asal kau mengembalikannya dengan utuh tanpa kurang sedikitpun," Katanya tertawa. Chanyeol menoleh padaku.

"Mau?" Tanyanya. Ia manis sekali. Tanpa ba-bi-bu lagi, aku mengangguk dengan semangat. Ia tersenyum geli. "Baiklah, Bibi. Aku akan meminjam anak gadis anda sebentar. Aku akan mengembalikannya tanpa kurang sedikitpun seperti yang anda tuntut tadi." Mama tertawa.

LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang