Mengenang

442 61 72
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Masih di malam yang sama, keenam pria yang sedang mengelilingi api unggun pun tenggelam dalam ketenangan yang nyaman. Sampai suara Jisung memecahkan keheningan. "Bolehkah aku bertanya sesuatu?"

Semua yang ada di sana menatap Jisung dengan pandangan bertanya. "Tanya apa, Jisung-ie?" Ujar Jaemin akhirnya.

"Bagaimana kalian bertemu? Lalu...." Jisung menatap Jeno dan Haechan bergantian. "Bagaimana kalian akhirnya bisa menikah?" Lalu menatap kedua ayahnya bergantian. "Appa dan Baba juga, bagaimana kalian bisa akhirnya menikah? Aku ingin tahu masa lalu kalian."

"Benar juga, kita belum pernah menceritakan ini ke anak kita. Kalian juga sepertinya belum, karena pertanyaan itu datang dari anak kalian." Ujar Haechan sambil menatap Renjun dan Jaemin bergantian ketika mengatakan kalian.

Renjun terdiam, lalu mengangguk membenarkan perkataan Haechan. "Jadi, darimana kita mulai bercerita?" Tanya Renjun pada Jisung.

"Terserah, mulai dari Appa dan Baba pun boleh."

"Eumm." Jaemin mencoba menggali ingatan mereka enam...

Sepuluh...

Ah, tiga belas tahun yang lalu.

"Jadi, Aku satu sekolah menengah atas dengan Foxie, Haechan, dan Jeno. Awalnya aku dekat dengan Jeno di kelas satu karena sekelas, Jeno yang sudah dekat dengan Foxie dari masa orientasi siswa pun mengenalkan Foxie padaku, dan Foxie yang satu kelas dengan Haechan pun mengenalkannya padaku dan Jeno. Yah, semua berjalan seperti pertemanan pada umumnya.

Jujur saja, waktu kelas tiga akhir, aku sudah jatuh hati ke Foxie dan berencana mengungkapkannya di hari kelulusan. Tapi, ternyata Foxie tidak datang di hari kelulusan. Saat itu yang kecewa tidak hanya aku, tapi Haechan dan Jeno juga karena kita berempat sudah janji akan kuliah di tempat yang sama walau berbeda jurusan. Jadi, hanya kita bertiga yang kuliah di tempat yang sama tanpa kabar Foxie yang tiba-tiba hilang.

Di semester tiga, Haechan dan Jeno pacaran. Aku iri, tapi aku masih berusaha menunggu Foxie. Kukira kalau Jeno dan Haechan pacaran, tidak akan ada bedanya. Ternyata aku salah, Jeno jadi sangat cemburu. Sangat menyebalkan. Padahal aku tidak ada rasa dengan Haechan sedikitpun, aku dekat dengannya pun seperti biasa.

Sampai akhirnya kita lulus, dan mulai berkarir masing-masing seperti Haechan yang mulai menulis, Jeno yang kerja di kantoran, dan aku yang kerja di perhotelan bagian dapur. Namun bedanya, Jeno dan Haechan tinggal bersama, sedangkan aku tidak. Tapi, kita masih sering kontakan walau makin lama makin jarang karena kesibukan masing-masing.

Saat kerja di hotel itu, tidak lama Foxie masuk sebagai waiters. Aku senang bukan main, lalu mendatangi Foxie saat jam istirahat. Ternyata Foxie masih ingat padaku dan bertanya kabar Jeno dan Haechan. Aku ingin mengungkapkan perasaanku saat itu juga, tapi karena sudah lama tidak bertemu akhirnya aku urung. Jadi, kita kembali menjalin hubungan pertemanan dengan Jeno dan Haechan seperti dulu.

Meet To Be Together || 지천 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang