[11] Liburan keluarga

540 58 3
                                    




Happy reading


Seperti janji Doyoung sebelumnya, dia akan mengusahakan mengambil cuti di bulan ini. Dan mengajak istri beserta anak-anaknya liburan. Doyoung bersyukur cutinya di acc secepat ini oleh pihak rumah sakit. Sekarang semuanya sedang sibuk memasukan barang-barang yang akan mereka bawa untuk liburan. Doyoung mengajak mereka berlibur ke daerah berpantai. Mereka akan menginap sehari semalam di villa sana. Doyoung sudah memesan villa paling nyaman.

Doyoung senang karena istri dan kedua anaknya bisa ikut. Walau dia tau, tidak mudah mengajak Jeno untuk ikut juga. Doyoung tau Aya sangat berusaha dan berjuang membujuk anak itu agar mau ikut berlibur dengan mereka. Jeno tetap menolak dari semalam, hingga tadi siang Aya mencoba membujuknya kembali, entah dengan bujukan apa hingga Aya bisa meluluhkan hati Jeno. Doyoung pun tak tau.

Di pikir ini moment pertama mereka berlibur dengan lengkap. Doyoung berharap semuanya akan berjalan dengan lancar dan mereka semua benar-benar menikmati waktu liburan ini.

Doyoung dan Aya sudah siap dengan barang-barang bawaanya di lantai bawah. Tinggal menunggu kedua anaknya yang belum turun juga.

"Mas, aku cek mereka dulu ke atas ya" izin Aya.

"Silahkan. Mas akan masuk-masukan barang-barang ini ke bagasi" jawab Doyoung di angguki Aya, lalu Aya menaiki anak tangga menuju kamar anak-anaknya.

Aya menuju kamar Jaemin dulu karena kamar anak itu pintunya terbuka, sedangkan Jeno tertutup rapat. Terlihat Jaemin yang sudah rapih dan wangi sedang berkutat dengan ransel yang akan dia bawa

"Sayang kamu udah siap?" tanya Aya yang masuk menghampiri Jaemin, lalu mengelus belakang kepala anak itu.

Jaemin tersenyum "Udah Bun, bentar lagi aku ke bawah" jawabnya.

"Yaudah, Bunda sama Ayah tunggu di bawah ya" jelasnya di angguki oleh Jaemin.

Selanjutnya Aya menuju kamar Jeno. Aya mengetuk pintu kamar Jeno.

"Sayang, udah siap nak?" tanya Aya, tidak lama kemudian pintu kamar itu terbuka, menampakan Jeno yang juga sudah rapih dengan gayanya yang cool. Aya ikut masuk ke dalam dan melihat ransel Jeno masih tergeletak di lantai, terlihat masih kosong.

Aya mengangkat ransel itu. Dan benar saja di dalamnya belum ada apa-apa "Loh, ko ranselnya masih kosong nak?"

"Yaudah gini aja, ga perlu bawa itu" jawab jeno datar.

Aya menghampiri Jeno yang terduduk di pinggir kasurnya sedang memakai kaos kaki. Aya ikut duduk lalu mengelus-elus belakang kepala Jeno "Jeno gamau ikut banget ya?" tanya Aya membuat Jeno menghentikan aktivitas memakai kaos kakinya.

"Bun, kan aku udah bilang ikut. Jadi yaudah aku ikut!" jelas Jeno lalu lanjut memakai kaos kaki.

Aya terdiam beberapa detik memperhatikan anaknya itu "Kalau gitu Bunda pilihin ya, Bunda masuk-masukin apa aja yang sekiranya kamu butuhin nanti di sana" tawar Aya sambil tersenyum.

Jeno menghela nafas lembutnya "Yaudah terserah Bunda!" akhirnya jawab Jeno.

Aya dengan bergegas memasukan barang-barang apa saja yang sekiranya Jeno butuhkan nanti di sana. Dari baju salin hangat yang terpenting dan barang-barang lain yang sekiranya tidak bisa di beli di sana. Aya tau anaknya masih sangat malas untuk ikut berlibur dengan mereka, tapi Aya tidak akan mempermasalahkan itu, dia akan coba sedikit demi sedikit membujuk kembali Jeno. Aya harap sesampainya di sana suasana hati Jeno jadi lebih baik dan Jeno bisa menikmati waktu liburannya.

Akhirnya semua sudah beres. barang-barang sudah masuk bagasi. Dan anggota keluarga sudah lengkap semua di dalam mobil. Aya duduk di bangku penumpang dengan Doyoung yang menyetir sedangkan kedua anaknya duduk di belakang, mereka sangat berjarak. sama-sama duduk di ujung dekat kaca kanan dan kiri.

Panggilan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang