#8

12 2 1
                                    

Selasa, 26 Oktober 2021

Hari ini adalah hari pertandingan sepak bola antar sekolah yang diikuti Melvin. Kegiatannya dilaksanakan di SMA PRADA yang membuat tim Melvin semakin bersemangat sebagai tuan rumah. Murid SMA PRADA kini sudah berkeliling disekitar lapangan sepak bola di kombinasi dengan murid SMA Rajawali yang datang untuk mendukung teman-teman mereka yang akan bertanding.

Reyna dkk dan teman-teman Melvin pun ikut serta untuk mendukung tim sekolah mereka. Bahkan, Reyna dkk pun ikut membantu panitia sekolah mereka dalam mempersiapkan beberapa hal seperti tempat peristirahatan, peralatan medis, minum, dan lain sebagainya.

Tak lama kemudian, pertandingan dimulai. Sorak sorai terdengar dimana-mana. Mereka mengeluarkan suara sekeras mungkin untuk mendukung tim mereka. Kedua tim pun mencoba mengerahkan seluruh tenaga mereka agar tidak mengecewakan sekolah mereka.

"Kapten sepak bola SMA PRADA ganteng yah? Apalagi keringatan kayak gitu" puji Delia sambil menatap Ridho, kapten sepak bola sekolah mereka dengan senyum mengembang.

"Iya yah. Gue baru sadar kalau cowok-cowok di sekolah kita banyak yang ganteng. Kayak Ersa si kapten basket yang lama, Ridho si kapten sepak bola, Joe si ketua pramuka, terus banyak lagi deh" ucap Clara membuat Bara disampingnya memasang wajah masam.

"Gue gak ganteng gitu?" tanya Bara dengan nada merajuk.

"Hehehe. Ganteng kok" jawab Clara sambil cengengesan.

"Ngambekan amat lo jadi cowok, Bar" ejek Rion membuat Bara menatapnya kesal.

"Biarin" acuh Bara lalu merangkul pundak Clara.

Sementara itu, Reyna sibuk menatap Melvin yang sedang bermain di tengah lapangan dengan serius. Pelipisnya yang sudah dibanjiri oleh keringat membuat tangan Reyna gatal ingin menyekanya. Namun, Reyna tak berani melakukan hal itu. Jika mereka hanya berduaan saja ia tak berani, apalagi saat banyak orang seperti sekarang ini.

~~~

Pertandingan telah selesai dengan SMA PRADA sebagai pemenangnya. Kini, para panitia pertandingan sedang membersihkan sekitar lapangan sekolah yang penuh dengan sampah plastik.

Sementara itu, Reyna sedang berjalan menuju gerbang sekolah dengan dua tempat sampah ditangannya. Ia tak merasa keberatan karena isinya hanya sampah plastik. Masih jauh jarak dari Reyna ke gerbang sekolah, seseorang mengambil alih tempat sampah dari tangannya. Reyna menatap Melvin yang kini sedang berjalan disampingnya.

"Padahal gue bisa sendiri. Gak berat juga" ucap Reyna.

"Walaupun ringan, lo tetap aja perempuan. Kalau masih ada cowok, harusnya dia yang bawa ini" balas Melvin menatap lurus kedepan. Reyna pun membiarkan Melvin membuang sampah itu.

Setelah membuang sampah, mereka pun kembali berjalan bersisian menuju lapangan.

"Rey, lo mau gak nemenin gue?" tanya Melvin membuat Reyna menoleh padanya.

"Nemenin kemana?" tanya Reyna balik. Melvin menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum kaku.

"Gue juga gak tahu kemana sih. Tapi kalau lo mau, gue bisa traktir lo es krim atau makan apa kek" ucap Melvin membuat Reyna berpikir sebentar.

"Emmmm, gapapa nih kalau lo traktir gue, gue kalau makan banyak loh" ucap Reyna lalu terkekeh membuat Melvin ikut terkekeh.

"Pantas aja badan lo gen-" ucapan Melvin terpotong saat tatapan tajam Reyna mengarah padanya.

"Ampunn" ucap Melvin sambil mengangkat kedua tangannya. Reyna hanya mendengus kesal .

"Ohiya! Gimana kalau kita ajak teman-teman juga biar rame?" usul Melvin yang hanya dibalas anggukan oleh Reyna.

REYNA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang