#2

19 2 0
                                    

Jumat, 16 Juli 2021

Reyna berjalan santai menelusuri trotoar dengan tas hitam yang tersampir dikedua bahunya. Ia berniat mengambil motornya yang tak sempat ia ambil kemarin, lagipula bengkelnya dekat dengan rumahnya, karena itulah ia memilih untuk berjalan kaki.

Setelah tiba diseberang bengkel, Reyna pun menunggu sampai tidak ada lagi kendaraan yang akan melaju. Namun, sebuah motor berhenti dihadapannya. Reyna hanya mengabaikan lalu turun dari trotoar untuk segera menyeberang.

Hampir saja kepala belakang Reyna terbentur trotoar jika saja ia tak bisa menyeimbangkan diri. Reyna menoleh dengan wajah marah pada orang yang baru saja menahan lengannya.

Reyna hanya bisa tahu kalau lelaki dihadapannya ini adalah seorang siswa SMA melihat dari celana abu-abunya, sementara seragamnya tertutupi oleh hoodie hitam yang ia gunakan.

"Apaan sih?! Gue hampir aja masuk RS gara-gara lo, tau gak?!" Reyna menatap marah cowok itu yang masih saja diam di atas motornya dengan helm yang membuat Reyna tak bisa melihat wajahnya.

Tak berselang lama, cowok itu melepas helmnya, menampilkan wajah yang Reyna kenal.

"Eh?"

Sebenarnya, Reyna masih merasa canggung karena ia baru saja mengenalnya kemarin, tetapi tetap saja amarah Reyna tak surut.

"Kenapa?!" tanya Reyna pada Melvin yang kini sedang tersenyum manis.

"Berangkat bareng gue yok" ajak Melvin dan gelengan dari Reyna membuatnya menghela napas kecewa.

"Gue mau ambil motor di bengkel"

"Udah mau telat loh. Bareng gue aja, nanti pulangnya gue antar ke bengkel"

"Gak usah. Tuh bengkelnya, dah deket. Makasih ya udah nawarin. Daah!" tangan Reyna yang semula menunjuk bengkel diseberang jalan, beralih melambaikan tangan pada Melvin sebelum akhirnya ia berlari menjauh.

~~~

"Cepetan dong! Katanya lo mau jelasin hari ini!"

"Yaa sabar heh! Gue aja belum duduk astaga!" padahal Reyna baru saja sampai dan belum mendaratkan bokong nya di kursi tetapi Clara, Delia, dan Nata terus mendesaknya untuk menjelaskan pasal panggilan 'Paris' kemarin.

Setelah nyaman dengan posisi duduknya, Reyna pun menceritakan kejadian pagi kemarin tanpa dilebih-lebihkan atau di kurang-kurangkan. Sesudah mendengar cerita Reyna, ketiganya langsung mencie-cie Reyna.

"CIEE Reyna udah manggil-manggil pake panggilan sayang ama kakel"

"Cie-cie Pariiss"

"Cie-cie Dhitaa"

Reyna hanya diam membiarkan mereka terus menggodanya dengan panggilan "Paris". Sampai Clara berhenti, Delia dan Nata juga ikut berhenti. Selama beberapa saat mereka hanya berdiam diri.

"RION!" teriak Clara saat netranya menangkap penampakan Rion di depan pintu kelas. Rion pun menghampiri Reyna dkk dengan malas.

"Apa?" tanya Rion dengan wajah lempeng.

"Napa lo? Lempeng amat" celetuk Nata yang dibalas tatapan sinis dari Rion.

"Napa manggil-manggil?" kini Rion beralih menatap Clara.

"Itu, gue mau nanya"

"Hm"

"Itu yang kemarin dikantin siapanya Melvin?"

"Ooh itu abangnya kayaknya" selepas mengatakan itu, Rion menatap Reyna sambil tersenyum jahil.

"Cieee Paris"

REYNA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang