#3

14 2 0
                                    

Senin, 19 Juli 2021

Upacara sudah selesai 5 menit yang lalu, kini mereka sedang menunggu guru yang akan mengajar mata pelajaran hari ini. Berbeda dengan Reyna, Clara, dan Delia yang sedang menunggu kedatangan Nata yang belum menampakkan dirinya. Beberapa menit menunggu, guru tak kunjung datang, mereka pun memutuskan untuk pergi ke kantin.

"Ning, kalo ada guru telpon ya?" pinta Reyna yang dibalas anggukan oleh Bening, ketua kelas X MIPA 1.

Saat mereka melewati lapangan, mereka melihat dua orang yang sepertinya mereka kenali.

"Eh! Itu bukannya Nata sama Rion yah?" tanya Delia sambil menajamkan pengelihatannya ke arah dua orang yang sedang berdiri di tengah lapangan.

"Iya, itu Nata. NATA!" teriak Clara sambil berlari ke arah Nata diikuti Reyna dan Delia di belakangnya.

"Lo dihukum kenapa?" tanya Reyna saat mereka tiba di depan Nata dan Rion.

"Telat" jawab Nata terdengar lemas. Reyna yang melihat itu langsung mengangkat kepala Nata yang sedari tadi menunduk. Betapa terkejutnya ia saat mendapati wajah Nata yang sudah pucat.

"Nat, lo sakit?" tanya Reyna membuat Rion yang tadinya menunduk langsung menoleh ke arah Nata. Nata hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Reyna.

Sedetik kemudian, mereka langsung berteriak panik saat tubuh Nata ambruk di depan mereka.

"Nata!" teriak Reyna, Clara, dan Delia bersamaan lalu berusaha mengangkat tubuh Nata. Namun, kegiatan mereka terhenti karena seseorang langsung mengambil alih Nata dan menggendongnya dengan mudah.

Rion langsung berlari menuju UKS dengan Nata di dalam gendongannya. Reyna, Clara, dan Delia hanya mengikut dari belakang dengan kesusahan, sulit bagi mereka untuk mengimbangi langkah kaki Rion yang lebar. Mentang-mentang tinggi!

Setibanya di UKS, Rion langsung membaringkan tubuh Nata ke ranjang UKS dengan hati-hati.

"Dia kenapa?" tanya petugas PMR yang berada di UKS. Delia menatap kesal petugas PMR tersebut.

"Ya pingsan lah. Dah liat mata Nata ketutup"

"Pingsan. Kayaknya belum sarapan" jawab Rion. Kini petugas PMR itu sedang mengoleskan minyak kayu putih ke beberapa bagian tubuh Nata lalu melepas sepatu dan kaos kakinya.

"Biarkan saja ia istirahat disini. Dan tolong belikan makanan yang bisa ia makan kalau sudah sadar nanti" ucap petugas PMR tersebut lalu pergi dari sana.

"Biar gue beliin makanan. Kalian jaga Nata aja" setelah mengucapkan itu, Rion pun bergegas meninggalkan UKS.

Sekembalinya Rion dari kantin, ia mendapati Nata yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Nata sudah sadar rupanya. Rion pun berjalan mendekati Nata.

"Nih makan. Gue balik ke kelas dulu" pamit Rion yang dibalas anggukan. Rion pun kembali berjalan keluar UKS untuk kembali ke kelas.

"Kalian gak ke kelas?" tanya Nata sambil membuka bungkus roti yang Rion belikan untuknya.

"Nanti Rion yang izinin" jawab Reyna dan Nata hanya mengangguk saja.

"Kenapa sih Lo gak sarapan? Terus kenapa Lo bisa telat?" tanya Reyna membuat Nata yang sibuk makan menoleh kearah Reyna.

"Gue kesiangan jadi gak sarapan. Kalau gue sarapan yang ada gue makin telat" jawab Nata dan hanya dibalas anggukan oleh Reyna.

"Terus kenapa Lo bisa dihukum bareng Rion?" tanya Delia.

"Yah karena dia telat juga. Terus dia ngomel panjang lebar sama gue. Gue pusing dengernya. Katanya dia telat gara-gara Lo, Del" jawab Nata lalu menatap Delia yang kini sedang menyengir.

REYNA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang