Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejam yang lalu, namun Melvin masih tertidur pulas di kelasnya. Melvin tak mendengar suara bel sehingga ia masih juga tak terbangun. Sedangkan teman-temannya tak ada yang berniat membangunkannya.
Sementara itu, Reyna baru saja selesai mencatat apa yang ditulis oleh guru di papan tulis. Reyna pun meregangkan badannya yang terus duduk selama berjam-jam. Reyna mengemas barang-barangnya lalu beranjak meninggalkan kelas. Saat akan melewati parkiran, Reyna melihat motor Melvin yang masih terparkir rapi disana.
"Melvin belum pulang?" batin Reyna.
Reyna pun memutuskan untuk mencari Melvin dikelasnya. Reyna berjalan dengan cepat menyusuri koridor, Reyna menoleh kebelakang sesekali, takut ada makhluk lain yang mengikutinya. Reyna baru bisa menghela napas lega saat sudah sampai dikelas Melvin. Dilihatnya Melvin yang tak terganggu sama sekali dengan suara sepatu Reyna yang beradu dengan lantai.
Reyna mendekatkan wajahnya kearah Melvin. Terlihat Melvin sedang tersenyum dengan mata terpejam.
"Mimpi apa nih anak?" batin Reyna.
Reyna menatap wajah Melvin dengan seksama. Wajah dari orang yang ia sukai. Reyna mengulurkan tangannya untuk mengelus puncak kepala Melvin. Namun, ia kembali mengurungkan niatnya. Tangan Reyna beralih menuju lengan Melvin lalu menggoncangnya.
"Vin! Bangun! Udah pulang sekolah!" ucap Reyna namun tak berhasil membangunkan manusia kebo satu ini. Reyna menghela napas dalam-dalam.
"MELVIANO! BANGUUUUUUNN!" teriak Reyna tepat ditelinga Melvin. Ternyata cara itu ampuh, terbukti dari Melvin yang langsung duduk tegap dengan mata terbuka lebar.
"Astaga Reyy! Lo kok teriak ditelinga gue sih?" sungut Melvin kesal. Sepertinya sepulang sekolah nanti ia akan memeriksa telinganya yang kini sudah berdengung keras.
"Liat jam sekarang" ucap Reyna datar. Melvin pun melihat jam dinding yang ada dikelasnya lalu menatap Reyna sambil cengengesan.
"Hehehe, makasih yah Reyna cantik udah bangunin gue" ucap Melvin. Reyna hanya memutar bola matanya malas.
"Masih untung gue bangunin, kalau gak lo bakal nginap disini" balas Reyna.
"Yaudah. Sebagai gantinya, gue antar lo pulang sekaligus traktir lo eskrim. Gimana?" tawar Melvin membuat Reyna menoleh kearahnya dengan senyum merekah namun sedetik kemudian Reyna mengubah raut wajahnya.
"Yaah, karena lo memaksa, gue ikut deh" ucap Reyna membuat Melvin mengernyitkan keningnya heran.
"Kapan gue paksa?" batin Melvin.
Melvin menyusul pun langsung Reyna yang sudah berada jauh didepannya.
~~~
Reyna dan Melvin baru saja selesai memesan eskrim yang mereka inginkan. Sambil menunggu, mereka memainkan ponsel masing-masing. Tak lama kemudian, pesanan mereka pun datang. Mereka menyantap eskrim mereka dengan tenang. Sampai seseorang datang menghancurkan ketenangan itu.
"Ooh, ini yang namanya teman. Makan gak ajak-ajak" sarkas Orang itu. Reyna dan Melvin menoleh. Mereka mendapati Bara, Elfan, Rion, dan Rama sedang menatap mereka kesal.
"Ooh, ini yang namanya teman. Udah bel pulang malah gak dibangunin" balas Melvin. Mereka hanya membalas dengan cengiran.
"Yah sorry. Soalnya muka lo imut kalau lagi tidur, jadi gak tega gue banguninnya" cap Elfan. Melvin hanya menatap mereka malas. Sementara itu, Reyna yang berada diantara para lelaki itu merasa canggung.
"Emm, gue pulang duluan yah" pamit Reyna lalu menyampirkan tasnya kebahu.
"Makasih yah Vin traktirannya" lanjut Reyna lalu beranjak dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA (Revisi)
JugendliteraturSetelah pertemuan terakhir kami kemarin, dia tiba-tiba menjauhiku. Dia selalu terlihat seperti menghindari ku. Apakah aku melakukan kesalahan? Apakah aku harus minta maaf padanya? Tapi, apa salahku? Kenapa dia menjauhiku?