||05||

12.3K 631 31
                                    

⚠️21+

Vote sebelum baca

Kalau misalkan ada keterlambatan sorry yah

kondisi naneun juga kurang bagus untuk ngetik

beberapa hari ini mata juga gampang lelah natap laptop

tinggalkan komen yah kek biasa.. karena mata naneun lebih strong kalau baca komen kalian

Story yang lain di usahakan up secepatnya

Di tunggu yah🔥🔥🔥
.

.

.

.

.

Happy reading~

Happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa pov

Aku membuka mataku perlahan ketika penciuman ku menghirup aroma masakan dari luar kamarku. Sejak kejadian kemarin, aku memutuskan membawa Jennie pulang setelah dia terlelap. Aku benar – benar tidak tahan dengan tubuhnya dan memutuskan menghujam nya dengan miliku kembali setelah sampai di rumahku.

Tubuhku masih dalam keadaan tanpa busana, dan hanya selimut yang menutupi diriku sekarang. Aku menerunkan kaki ku dan mengambil boxer juga sport bra yang baru dari dalam lemari. Aku melihat susunan dalaman ku dengan wanita itu bersebelahan, tak lupa pakaiannya yang menggantung juga begitu, layaknya pasangan suami istri. Aku tersenyum menatap tatanan di hadapan ku.

Apakah aku sudah merasakan cinta kepadanya, atau belum? Aku tak tau. Aku hanya nyaman dan tidak lebih.

Aku keluar dari kamarku dan melihat Jennie dengan tampang rambutnya yang terurai kesamping, menampakan bahu polos nya yang putih juga leher nya yang menggoda saat kaos putih kebesaran itu hampir merosot ke bahunya. Dia jadi terlihat sangat mungil ketika dirinya memakai baju ku.

Aku mengikuti instingku berjalan kearahnya yang sedang fokus memasak, dan memeluk pinggulnya dari belakang. Dia sedikit tersentak, terkejut karena kehadiran ku mungkin.

"Lili... kamu sudah bangun?" aku mengangguk sambil mencium aroma kulit di leher nya yang selalu menusuk hidung ku. "Mmm... yaa. Aku terbangun karena mencium aroma masakan mu."

Dia membalik badanya kearah ku dan senyumnya mekar di wajah kecilnya. Aku hanya menatapnya datar, tapi ekpresinya masih sama. Tangan nya mengalung ke leher ku, memberiku kecupan bahkan lumatan. Jujur, aku tak bisa menolak pergerakan bibirnya yang menguasi ku. Aku membalas ciuman nya tak kalah bernafsu, tak lama aku dan dia melepaskan nya ketika sudah mulai kehilangan oksigen.

Jennie menggunakan jempolnya mengusap bibirku yang basah. "Duduk sana. Sebentar lagi masakan ku selesai, dan kita akan sarapan bersama." Aku mengikuti perkataannya seperti seorang anak kecil yang mendengarkan apa yang di katakan induknya berbicara.

The Crusher Angel [UDAH LANJUT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang