Choi Family

5.2K 446 13
                                    

"CHOI DOYOUNG! CHOI HAJUN! CEPAT TURUN!" Sebuah teriakan menggelegar dari arah ruang tamu terdengar sampai penjuru rumah.

"Adoh... iya iya! Udah dong jangan narik telinga. Lepas gak! Merah nanti telinganya, Choi Hajun adikku sayang" yang dipanggil segera turun dengan tangan kanan Hajun yang menarik telinga kiri Doyoung.

"Udah, mom" ucap Hajun.

"Astagaa..! Itu kenapa telinga Doyoung di tarik sayang? Lepas, kasian telinganya nanti sakit"

"Gak mau! Soalnya kak Dobby lama banget dari tadi rapihin rambutnya. Udah kayak omega aja" Hajun melirik sinis sang kakak yang membungkuk karena dirinya masih menarik telinga Doyoung.

"Enak aja! Gue alpha dom ya. Seenaknya bilang omega. Lagian ntar disana ada Yedam, masa tampilannya acak-acakan" balas Doyoung tidak terima disebut omega.

"Emang kamu yakin Yedam mate kamu?" Tanya sang mommy- Choi Jihoon kepada Doyoung.

"Iiih kok gitu sih?"

"Yaudah iya. Daddy kalian mana?"

"Gak tau tuh. Masih di kamar mungkin"

"CHOI HYUN-"

Splash...

Chup

Hyunsuk berteleportasi ke hadapan Jihoon lalu mengecup singkat bibir sang omega agar berhenti berteriak.

"Jangan teriak-teriak sayang, sakit nanti tenggorokan nya"

"Apaan sih? Main cium-cium aja" protes si manis pada Hyunsuk.

Kedua anak mereka memutar matanya malas, "dunia serasa milik berdua, yang lain cuma nyewa" sindir Doyoung pada kedua orang tuanya.

"Huum" Hajun menganggukan kepalanya cukup kuat hingga rambutnya ikut bergerak naik turun.

Hyunsuk menatap sinis anak-anaknya, "uang jajan kalian daddy potong"

"Mom liat, daddy nya" rengek Doyoung pada Jihoon yang masih berdiri disebelah Hyunsuk.

Sementara Jihoon menatap aneh si sulung, "Gak usah ngerengek, malu sama umur. Sana masuk mobil"

Doyoung cukup terkejut mendengar ucapan Jihoon karena biasanya sang mommy selalu membelanya. Ia hanya bisa menuruti perintah Jihoon, berjalan lesu menuju mobil.

Hyunsuk tersenyum gemas melihat keluarga kecilnya yang terbilang sangat harmonis.

"Highfive😊" Jihoon mengulurkan tangannya didepan sang alpha untuk melakukan tos.

Senyuman Hyunsuk semakin lebar melihat mate nya yang sangat menggemaskan dengan kedua mata yang menghilang, "lucu banget sih" ia mengusak pelan kepala Jihoon sebelum melakukan tos dengan Jihoon.

"Hihi" si manis terkikik kecil lalu memeluk tubuh tegap sang alpha.

Splash...

Grrhh...

Seekor serigala abu mengerang kesal kearah sepasang mate yang tengah berpelukan itu.

Woof woof

"Shut up, Sam. Lo gak diajak" Hyunsuk menunjuk serigala itu dengan jari telunjuknya.

Splash...

"Tadi nyuruh masuk mobil, tapi sendirinya masih mesra-mesraan. Mana mobilnya masih dikunci" protes Doyoung yang berteleportasi menyusul wolf nya.

"Hajun mana?" Tanya Jihoon.

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya. "TUNGGU DANIEL! JANGAN LARI-LARI SERIGALA NAKAL!" Teriak Hajun yang tengah mengejar serigala kecil berwarna hitam putih.

Hyunsuk memijat pelipisnya melihat Daniel- wolf milik Hajun melompat-lompat kecil di hadapannya meminta untuk digendong.

°●BLOOD●°

"Jangan buat hal aneh-aneh. Terutama kamu Choi Doyoung" peringat Hyunsuk kepada kedua anaknya.

Keempatnya bersiap memasuki aula tempat pesta perusahaan milik keluarga Choi diadakan.

Para tamu undangan juga beberapa wartawan sudah memenuhi tempat acara anniversary perusahaan keenam puluh tiga tahun.

Seluruh teman dekat Hyunsuk dan Jihoon ikut hadir dalam acara tersebut. Mulai dari Yeonjun hingga Junkyu.

Ah... jangan lupakan tamu yang tidak diharapkan untuk datang, keluarga Ha- atau lebih tepatnya kedua orang tua Yoonbin.

Keluarga Choi dan Park masih ingat betul bagaimana kedua orang tua Yoonbin bertekuk lutut di kaki Jihoon dan Hyunsuk sambil memohon untuk tidak menarik semua dana yang diberikan oleh perusahaan keluarga Choi kepada perusahaan mereka dua puluh tahun lalu.

Hah... mereka bahkan tidak mempedulikan keadaan anak semata wayang mereka.

Mengingat kejadian dua puluh tahun lalu, Jihoon masih menyimpan trauma jika berada sendirian di suatu tempat juga kedua tangannya selalu bergetar jika seseorang membahas ataupun menyebut keluarga Ha.

Tapi Hyunsuk tahu betul bagaimana cara menenangkan Jihoon saat kejadian dua puluh tahun lalu kembali menghantuinya.

"Selamat malam, Tuan dan Nyonya Choi. Terima kasih karena mengundang kami ke acara ulang tahun perusahaan anda. Selamat juga karena perusahaan anda masih berdiri tegak setelah enam puluh tiga tahun. Semoga kedepannya perusahaan anda lebih maju" baru saja Hyunsuk ingin menghindari, sepasang suami istri itu malah mendatangi Hyunsuk dan Jihoon.

Dengan cepat Hyunsuk menarik Jihoon agar berada di belakang tubuhnya, "terima kasih juga. Tapi saya lebih berterima kasih lagi jika kalian tidak hadir di acara ini hahaha. Nanti setelah kalian sampai rumah jangan lupa dibuka topengnya. Saya permisi, dan omong-omong saya suka pencitraan kalian" Hyunsuk tersenyum miring sebelum benar-benar beranjak pergi untuk menenangkan Jihoon.

Sang alpha membawa Jihoon ke sudut ruangan yang cukup sepi lalu menggenggam lembut kedua tangan Jihoon yang bergetar.

"Shhttt... tarik nafas... tenangin pikiran kamu. Liat sini" pinta Hyunsuk kepada Jihoon untuk menatap matanya.

Sang omega tentu langsung menatap mata alpha nya, "tenang, hm. Aku disini, gak akan ninggalin kamu" tangan Hyunsuk mengelus kedua tangan Jihoon lalu mengecupinya bergantian.

Nafas Jihoon yang awalnya tidak beraturan dan terburu-buru perlahan mulai beraturan juga kedua tangannya yang berhenti bergetar.

"Udah ya, minum dulu" Hyunsuk memberikan segelas jus mangga pada sang omega.

Berawal dari perjanjian tidak jelas...
Keduanya berakhir menjadi teman sehidup semati...

-END-






Lunas ya hutang bonchap nya

Tungguin book aku yang lain yaaa

See you soon 👋

BLOOD - SukHoon [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang