bagian tiga puluh satu (ekstra)

5.6K 372 20
                                    

Berita mengenai resminya hubungan Oliv dan Arlan tanpa diduga telah menyebar dengan cepat, yang semula hanya diketahui oleh orang-orang terdekat, hingga tahu-tahu saja masing-masing jurusan di angkatan mereka sudah sibuk membicarakan hal itu. Sebenarnya jika dipikir-pikir memang tidak ada yang spesial, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kepopuleran Oliv memang mempengaruhi segalanya.

Yah, meskipun dapat dikatakan Oliv menjadi populer tujuh puluh persennya hanya karena wajah, tapi tetap saja, siapa yang tidak tahu sosok Olivia Maier di kampus mereka?

Terkadang, Arlan merasa kesal kala ia mendengar beberapa komentar yang datang dari mulut orang-orang yang bahkan tidak dikenalnya. Katanya, Oliv tidak cocok bersanding dengan Arlan. Katanya, Arlan terlalu biasa untuk Oliv yang memiliki kecantikan di atas rata-rata. Katanya juga, Arlan hanya menjadi pelampiasan bagi Oliv setelah apa yang pernah terjadi antara dirinya dengan Tristan dulu.

Oliv yang tentunya mengetahui hal tersebut pun pastinya turut merasa kesal, bahkan jauh berkali-kali lipat. Ia sungguh tidak terima, berani-beraninya orang yang tidak memiliki kerjaan selain mencampuri urusan orang lain itu berpendapat demikian mengenai pacarnya? Rasanya Oliv ingin menghampiri mereka satu per satu dan memanfaatkan kedua tangannya untuk baku hantam.

Yah, hal itu kemungkinan besar benar-benar akan terjadi jika Oliv memiliki nyali yang tinggi disertai dengan kemampuan bela diri yang hebat

Beruntungnya, Oliv memiliki Arlan yang memang jauh lebih bijak dalam menghadapi suatu masalah. Laki-laki itu lebih memilih untuk tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh orang-orang dan fokus saja pada hubungan yang mereka jalani. Terbukti bahwa itu memang cara yang paling efektif, hingga tak terasa mereka telah bertahan selama enam bulan lamanya tanpa terpengaruh sedikitpun oleh hal-hal yang dapat merugikan.

Namun, bukan berarti hubungan mereka selalu berjalan dengan mulus. Tak jarang keduanya meributkan hal-hal kecil karena perbedaan pendapat, atau juga karena rasa ketidaksukaan terhadap suatu hal yang dirasa sangat menganggu.

Contohnya seperti apa yang terjadi hari ini.

"Lan," panggil Oliv dengan suara pelan. Perempuan itu memainkan jari-jemarinya, menimbang-nimbang apakah ia harus mengutarakan hal ini pada Arlan atau tidak. Namun, Oliv rasa ia tidak mungkin bisa jika diam saja. Maka, setelah cukup yakin, ia pun melanjutkan, "Aku nggak sengaja denger, katanya tadi kamu nemenin Friska yang lagi sakit di ruang kesehatan, ya?"

Arlan yang mendengar itu kontan menghentikan aktivitasnya sejenak. Sesungguhnya ia sudah tahu bahwa cepat atau lambat Oliv memang akan mengetahuinya. Tetapi perasaan bersalah tetap saja menyerangnya tanpa ampun.

"Sebenernya nggak bisa dibilang nemenin dia juga. Aku cuma nungguin di luar sampe temennya dateng, baru aku bisa pergi," jelas Arlan kemudian. Ia menaruh pulpen di atas meja, lalu menutup modul pembelajaran. Kini ia hanya fokus pada Oliv seorang. "Maaf, Liv, aku terpaksa. Tadi Friska jatuh di tangga, dan kebetulan juga aku baru sampe di sana. Dari sekian banyak orang yang ngeliat kejadian itu, cuma aku yang kenal Friska. Jadi, mana mungkin aku cuma bisa diem aja, Liv."

Oliv mengatupkan bibirnya rapat. Rasanya, Oliv pernah mendengar kisah yang nyaris serupa seperti ini.

Lalu kemudian Oliv sadar bahwa sesungguhnya, itu adalah kisahnya sendiri--kisah awal mula pertemuannya dengan Arlan yang membawanya melalui beberapa fase hingga pada akhirnya, Arlan menjadi miliknya.

Kekhawatiran segera menyerang Oliv. Bagaimana jika Friska akan memanfaatkan kesempatan itu untuk kembali dekat dengan Arlan? Oliv tentu tidak bisa lupa bagaimana gigihnya perempuan itu yang terus saja berusaha mencuri perhatian Arlan saat awal-awal mereka baru menjalani hubungan.

Oliv menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Sorot kecewa yang tampak samar ia layangkan pada pacarnya. "Kenapa kamu nggak bilang apa-apa sih, Arlan?" tembak Oliv dengan suara yang sedikit ditinggikan. "Kenapa aku harus taunya dari orang lain? Apa lagi mereka tau Friska itu mantan kamu. Menurut kamu apa yang bakal ada di pikiran mereka?"

Hey, Olivia! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang