Chapter 11

553 87 2
                                    

Happy Reading♡
.
.
.
.
💎

"Hati-hati jangan sampai kalian hilang juga." Ucap Seokjin

Tidak ada yang bisa di lakukan Hyunsuk dan yang lainnya selain menuruti perintah para orang tua ini.

"Kami pulang."

Setelah mendengar suara Hyunsuk, Jennie dan yang lainnya segera mendatangi Hyunsuk dan yang lainnya.

Jennie berjalan cepat menuju tempat dimana Hyunsuk berada.

"Plakkkk."

Semuanya terkejut dengan apa yang di lakukan Jennie barusan.

Jennie menampar Hyunsuk anaknya sendiri.

"Mah?!." Ucap Yoshi

"Diam kamu Yoshi jangan ikut campur."

"Udah tau kenapa alasan mamah nampar kamu? Hyunsuk kamu itu kakak tertua, kamu udah dewasa bukan anak kecil lagi."

"Kamu sebagai yang tertua harusnya bisa melindungi adik-adik kamu, harusnya sebelum kamu melakukan sesuatu dipikir dulu.!!"

Hyunsuk hanya menunduk kebawah ia terlalu takut untuk melihat Jennie apalagi untuk menjawab semua perkataan sang mama itu.

Dia tidak berani menjawab, ia pikir semuanya memang salahnya.

"Kamu gak mikirin tante Nayeon?! Coba kamu lihat, tante Nayeon sampai pingsan. Kalau ada apa-apa sama Jeongwoo kamu mau tanggung jawab?!!."

"Mah udah aku mohon, ini bukan salah bang Hyunsuk ini salah kami semua.! Jadi stop salahin bang Hyunsuk." Bentak Yoshi kepada Jennie.

Hyunsuk yang melihat sang adik yang membentak mamanya pun segera menarik Yoshi "Gue gak apa-apa Yos, jangan bentak mamah kayak gitu lagi." Bisiknya

"Jangan pernah muncul di hadapan mamah lagi sebelum Jeongwoo ketemu.!!!" Kata Jennie yang langsung pergi meninggalkan semuanya di ruang tengah.

"Yang lain masuk kamar ya, jangan lupa mandi sebelum tidur." Kata Lisa

Malam hari ini tidak seperti malam-biasanya. Malam ini begitu sepi tidak ada canda tawa seperti biasanya.

Apalagi hilangnya Jeongwoo membuat keadaan menjadi mencekam.

Hyunsuk tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri atas hilangnya Jeongwoo.

Kini kakak tertua itu sedang duduk di balkon villa.

Pandangannya kosong menatap ke arah pantai, tidak lain lagi sedang memikirkan adiknya Jeongwoo.

"Bang?"

"Woy bang."

"WOY BANG!, Kesambet ntar." Teriak Yoshi kepada Hyunsuk yang sedari tadi tidak dihiraukan sang kakak.

"Eh Yos, bikin kaget aja."

"Lagi mikirin apa sih? Serius amat kayaknya. Masih mikirin kata-kata mamah tadi?."

Yang ditanya malah hanya tersenyum.

"Kalau kata gue sih bang mending gak usah di dengerin, Jeongwoo hilang bukan salah Lo kok jadi stop nyalahin diri sendiri."

"Yos, gue ga minta dilahirin buat jadi kakak tertua. Gue juga kalau di suruh milih gue gak bakal mau jadi kakak tertua."

"Jadi yang tertua itu beban Yos, kalau ada apa-apa sama adiknya pasti selalu yang tertua yang di salahin."

"Jujur aja gue capek jadi kakak tertua, kalian para adik-adik kalau minta apa-apa pasti selalu ada kakak kan? Kalau gue ke siapa?, Gue juga mau kayak kalian. Tapi gue bisa apa? Gue yang katanya selalu di andelin tapi bagi gue itu semua beban."

Kata Hyunsuk panjang lebar kali ini ia tidak bisa lagi memendam perasaannya.

"Lain kali kalo Lo ngerasa capek atau ada masalah cerita aja ke gue bang, gue bisa jadi tempat curhat. Lo jangan sungkan okey?"

Hyunsuk tersenyum ke arah Yoshi, "Thanks Yos."

*****


"Jun tolong ambilkan kotak P3K disana." Ucap Jisoo kepada Junkyu untuk mengambilkan kotak obat.

"Ini mah, mau buat apa? Mamah sakit?."

"Engga." Jawab Jisoo langsung berjalan meninggalkan Junkyu yang masih kebingungan.

"Yoshi, liat bang Hyunsuk gak?."

"Ada di balkon tan orangnya."

"Oke, makasih ya jangan begadang langsung tidur."

"Siap." Kata Yoshi refleks langsung mengangkat tangannya hormat.

Jisoo menaiki anak tangga satu persatu menuju balkon sambil membawa kotak P3K.

Setelah sampai di atas, ia melihat Hyunsuk masih dengan tatapan kosongnya.

Sama persis dengan yang di lihat oleh Yoshi.

Jisoo langsung mendudukan dirinya di samping Hyunsuk. "Tumben sendirian?."

"Eh Tante Jisoo ngagetin aja, hampir aja Hyunsuk mati muda tan." Ucap Hyunsuk sambil mengelus dada.

Jisoo tersenyum, "Masih mikirin kata-kata mamah Jennie tadi?."

"Engga kok tan, Hyunsuk kan anak kuat."

"Terus apa? Khawatirin Jeongwoo?. Sebelum kamu khawatirin orang lain, kamu harus khawatir sama diri kamu sendiri."

"Lihat lutut kamu sampai luka gitu, sini tante olesin obat."

Jisoo langsung saja mengobati lutut Hyunsuk yang luka mungkin akibat dia terlalu keras untuk menemukan Jeongwoo.

Jisoo tau Hyunsuk ini merupan tipe orang yang harus dapetin semua yang dia mau dengan cara apapun.

Termasuk untuk menemukan Jeongwoo.

"Hyunsuk jahat ya tante Jis?, Aku baik-baik aja disini tapi gimana sama keadaan Jeongwoo sekarang? Pasti dia lagi ketakutan disana."

"Terus kalau yang di bilang mamah bener gimana? Kalau Jeongwoo kenapa-napa?."

"Hyunsuk dengerin tante ya? Kamu gak jahat kamu udah berusaha jadi kakak yang baik, Tante juga tau ini bukan kemauan kamu ini namanya musibah."

"Dan mamah kamu bilang gitu ke kamu itu karena dia khawatir sama kamu, dia khawatir sama semuanya."

"Untuk sekarang ini kamu jangan berfikiran yang negatif ya? Kita harus tetap optimis Jeongwoo gak kenapa-napa. Stop salahin diri kamu sendiri."

Jisoo sangat tak tega melihat Hyunsuk seperti ini. Yang dapat dia lakukan sekarang hanyalah memberikan dukungan penuh kepadanya.

Ia tau ini bukan kesalahan Hyunsuk, ini memang sudah takdir yang harusnya kita tak bisa menyalahkan siapa-siapa tapi kita harus bisa melewatinya bersama.

"Udah selesai, masuk yuk udaranya makin dingin nanti kamu sakit." Setelah selesai mengobati lutut Hyunsuk Jisoo mengajak Hyunsuk untuk masuk.

Hyunsuk tersenyum sambil mengangguk mengiyakan ucapan Jisoo.

***
Author menerima kritikan dan saran, kalau kalian ada kritik/saran komen aja ya 💜
Don't forget klick bintangnya ya♡
.
.
.
Dan jangan lupa tinggalin jejak

Kompleks Treasure Family♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang