Prolog

95 14 4
                                    


Sesering apakah engkau pernah mendengar atau melihat seorang anak dengan senyuman diwajahnya?

Sering bukan? Atau mungkin saja, setiap detiknya waktu berjalan, kalian senantiasa menemukan senyuman pada raut seseorang disaat sekedar bertemu pandang dengan orang asing, ataupun dengan seseorang yang membawa kebahagiaan dikehidupan kalian.

Demikian juga dirimu sendiri.

Senyuman adalah sebuah emosi yang tidak dapat dijabarkan. Ia begitu ambigu. Tak jarang, arti senyum yang disampaikan tak sejalan dengan apa yang dirasakan.

Tak jauh berbeda dengan anak laki-laki itu.

Tak banyak kata yang terucap pada bibir ranumnya. Diam, pasrah dan senyuman adalah tiga hal yang teramat melekat pada dirinya. Seakan akan dua hal tersebut adalah sebuah kewajiban yang harus lelaki itu penuhi.

Namun, betapa seringnya ia tersenyum, senyumnya tak lagi membawa kebahagiaan bagi semua orang. Akan tetapi, semua yang terlihat menjadi terasa menyesakkan, perih dan amat menyedihkan.

Dan ini adalah kisahnya.

Kisah yang menyadarkan aku akan pentingnya Ikhlas menerima, menerima setiap nafas yang terus memompa. Menerima takdir yang sudah tersirat, menjalaninya dengan penuh senyuman.

Walaupun bersusah payah karena rasa sesak yang sangat amat memuakkan.

"JANGAN CUMAN SENYUM TERUS BISA GAK SIH?!"

______________________

Diingatkan kembali, jika kalian emang gak nyaman dengan cerita ini, langsung saja tinggalkan tanpa mengganggu siapapun, baik Zie sebagai penulis ataupun para readers yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diingatkan kembali, jika kalian emang gak nyaman dengan cerita ini, langsung saja tinggalkan tanpa mengganggu siapapun, baik Zie sebagai penulis ataupun para readers yang lain.

Cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun. Dan jika menemukan tempat, tokoh, latar atau alur yang sama dengan karya lain itu murni ketidaksengajaan karena book ini bener bener hasil karya sendiri.

Dan aku harap kalian juga sudah tau bagaimana caranya menghargai karya seseorang, benar kan? xixixi😘

Original Story by me, ©Zieddongie

RENGGANA
Start from January 6th, 2022 and still begining.

See you!
-zie-

See you!-zie-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RENGGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang