two : Renggana dan senyumnya

64 11 2
                                    

Dukung aku sebagai penulis ya teman teman hehe🤭

Happy reading!

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

Sudah beberapa menit setelah kejadian memuakkan di kantin tadi, perasaanku masih terasa sedikit sensitif. Semua orang yang sempat berpandang mata denganku bahkan ku balas dengan tatapan sinis. Aku marah. Dan karena kemarahan ku, wajah setiap orang yang ku pandang, dimataku terlihat sangat menjengkelkan.

Aku benar-benar kesal.

Persetan dengan bisikan aneh yang ditujukan padaku karena raut wajahku yang kini berubah 180 derajat menjadi dingin. Aku mencoba untuk menghindari pertanyaan pertanyaan mengenai kejadian tadi. Mendengarnya saja membuatku semakin marah. Aku tidak ingin membicarakan itu lagi.

Ku dobrak pintu kelas kuat, mengalihkan seluruh atensi di dalam kelasku yang terlihat terkejut dan mengomel karena kedatanganku yang tiba-tiba. Aku duduk di bangku milikku dengan langkah yang sengaja ku hentakkan.

"SANTAI DONG! KAG-"

"BERISIK LO!" Aku balas teriakan Kamal di ujung sana tak kalah nyaringnya. Kamal langsung terdiam. Tara dan Aisha yang sedari tadi menatapku pun ikut menghela nafasnya.

Menstruasi memang menjadi salah satu alasan emosiku akhir-akhir ini tidak bisa ku kendalikan. Ditambah aku memang memiliki masalah dengan yang namanya tempramental, menjadikan aku menjadi seseorang yang mudah terbawa emosi.

"Kenapa si kenapa? Marah banget keliatannya." Aisha berbicara, tangannya menyodorkan susu stoberi yang sepertinya adalah pesananku tadi. "Nih minum, masih dingin. Barangkali hatinya juga ikut dingin hahaha."

Aku berdecak, namun tanganku tetap menerima sodoran susu kotak itu dari tangan Aisha. "Gak tau kesel banget." Kemudian kuteguk susu yang dingin itu hingga habis setengah. Berusaha menenangkan diri.

Tara menoleh dengan mata yang mengisyaratkan bahwa ia mengetahui sesuatu. Mendekatkan sedikit kepalanya ke arah kami dan ia berbisik pelan. "Denger-denger di kantin tadi katanya ada yang dibully ya?" Mendengar pertanyaan Tara, aku mendengus lagi. Sebelum berbicara, aku meneguk susu stoberiku kembali hingga habis. "Iya." Jawabku lesu.

"Ku kira tadi boongan, tapi ternyata beneran ada yang dibully?"tanya Aisha tidak tahu. Aku mengangguk lagi sebagai jawaban.

Mengingat kejadian tadi membuatku sedikit kesal. Kuceritakan kejadian itu sejak awal kepada mereka berdua. Raut wajah Aisha sedikit terkejut karena ia pun pernah melihat lelaki itu tadi pagi bersamaku. Selagi aku bercerita, Mereka tetap menyimak ceritaku dengan wajah yang terlihat iba.

"Kasian juga sih.."

"IYA KAN?! Gila banget tadi. Padahal kan itu cowoknya juga gak salah apa apa!" Aku emosi lagi.

Tara menimpali. "Eh tapi, tadi aku sempet ngeliat tu cowok bareng Mark, penampilannya emang agak lusuh tau, seragamnya juga kusut banget, sepatunya kotor, mana kacamataan."

RENGGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang