Ngebosenin gak si aku nulis kaya beginian?
Aku belom punya pengalaman bagus buat nulis angst huhu. Masih minim banget pengetahuan, Jadi karena itulah aku mohon dukungan dari kalian.
Kalian bisa koreksi apapun yang bisa aku benahi. Kaya penulisan bahasa atau semacamnya. Kalian yang mungkin punya pengalaman lebih dalam nulis cerita, bisa berbagi ilmu juga sama aku. Biar aku bisa jadikan tulisan aku lebih baik lagi kedepannya.
Yok ramein!
⚠️Harsh word! Jangan ditiru!⚠️
Happy reading!
________________
Kakiku melangkah cepat, berlari melewati lorong.
Aku tidak mempedulikan darimana aku mulai melangkah. Dari lantai 3 dari ruang UKS? Itu tidak masalah. Aku pelari handal. Jarak sejauh itu tidak akan membuatku pingsan. Aku hanya mencemaskan Renggana. Aku tidak akan membiarkannya dihajar.
Akan kuhajar balik Eric sialan itu!.
Ya.
Meskipun air mataku menetes begitu saja, aku tetap merasa marah. Mungkin karena saking marahnya, aku sampai menangis seperti ini. Tara pun aku tinggalkan begitu saja di UKS tadi karena aku terlalu panik.
Karena aku tahu, Eric adalah orang yang sangat kasar. Dia berandalan. Jika ada orang yang menanyakan, siapakah siswa paling pembangkang di sekolah elit seperti ini. Dan akan aku jawab tanpa ragu, ORANG ITU ADALAH ERIC SOHN! Siswa yang sangat aku benci karena perilakunya.
DIA BENAR BENAR LICIK!
Dia tak kenal ampun.
Makanya karena itu aku sangat khawatir.
Renggana tidak boleh berurusan dengan anak itu.
Tinggal beberapa meter lagi, kini akhirnya aku sudah berada di lantai paling bawah. Dan memang benar, kini semua orang berkerumun. Menonton adegan yang menurut mereka sangat menarik ke arah tengah lapangan. Dimana Eric dan komplotannya tertawa sarkas karena menyaksikan tubuh Renggana dibiarkan diikat di tiang bendera.
Gila.
Pakaian Renggana setengah terbuka, kancing bajunya bahkan sudah terlepas semua. Dengan tangan yang diikat di belakang tiang, sementara Eric dan salah satu temannya yang ku tahu bernama Felix, sibuk mencoret coreti dada Renggana yang kurus itu dengan spidol berwarna merah dengan tulisan 'gue gembel, senggol dong'.
Ditambah wajah Renggana kini semakin kacau dengan lebam dimana-mana.
Dengan keadaan memperihatinkan seperti itu, lagi lagi dia hanya terdiam dan tersenyum tipis.
SIALAN!
APA APAAN?!
Tanganku mengerat. Mereka sangat keterlaluan!
Aku semakin melangkah cepat. Mencoba masuk ke dalam lapangan dengan memecah kerumunan orang dengan emosiku yang semakin memuncak. Aku tidak peduli lagi dengan salah seorang siswi yang bahkan terjatuh ke tanah karena doronganku yang mungkin saja terlalu kuat. Aku tidak peduli!
Aku hanya ingin menghajar wajah menjijikannya itu!
"ANJING LO ERIC SOHN!"
PLAK!
"LO NGAPAIN BANGSAT!"
Ya.
Aku puas.
Wajah eric berhasil ku tampar hingga memerah. Meskipun aku tahu, semua siswa maupun siswi yang terkejut menjadi lebih heboh dari sebelumnya. Suara bisikan semakin terdengar kuat. Sudah aku duga, Renggana juga sama terkejutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENGGANA
AcakRENGGANA DANUAR SAMANTYA. Perjalanan berliku, menelusuri garis takdir yang sudah semestinya. Jatuh, bangkit walau terseok. Terseret-seret kenyataan pahit membuat dirinya tak berdaya. Namun pada akhirnya, sang pengembara takdir akan menemukan tujuan...