Belanja

3 0 0
                                    

Ayla sedang menyiapkan makan siang untuk suami dan sahabat-sahabatnya yang menginap di rumah mereka berdua. Usia kandungannya kini sudah jalan tujuh bulan. Sudah sangat lelah membawa perut sebesar ini ke tempat kerja maupun ikut suami latihan. Ayla menyiapkan makan siang dan memasak sendiri karena mereka masih terlelap dari tidurnya. Kemarin mereka habis tampil di salah satu acara yang membuat mereka kelelahan. Ayla tidak membangunkan mereka, mengingat mereka baru kembali ke rumah tengah malam dan tidak mengganti pakaiannya sama sekali. Ayla menghelakan nafasnya karena sudah cukup berat membawa perut sebesar ini. Ayla mengelusnya ditengah aktivitas yang sedang ia jalani. Mereka sering sekali menginap di rumah Ayla, pemilik rumah sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Akan tetapi, terkadang Ayla kesulitan saat mereka sedang minum alkohol. Ocehan mereka yang tidak seharusnya diucapkan, kelakuan mereka yang sangat sangat jauh terpendam dan saat mabuk muncul membuatnya kualahan.

Ayla dan Ziel tidak memiliki pembantu rumah tangga, padahal Ziel dan keluarga mereka sudah pernah memberitahu Ayla untuk memperkerjakan pembantu rumah tangga. Akan tetapi, Ayla menolak. Ia hanya ingin dirinya yang merapikan isi rumah dan pekerjaan rumah lainnya. Selagi ia mampu, ia akan menyelesaikannya sendiri. Ia akan memberitahu kepada Ziel jika sedang tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan rumah dan tentu Ziel akan langsung menelepon keluarga Ayla dan mereka mengirimkan pembantu rumah tangga ke rumah Ayla dan Ziel. Ziel suka membantu Ayla merapikan rumah, ia tidak tega melihat Ayla sendirian yang membersihkan rumah. Ayla juga sibuk dengan pekerjaannya yang kini menjadi salah satu orang penting di Kantor. Ziel tidak boleh egois, walaupun Ayla sudah menolak Ziel agar beristirahat.

Ayla melangkahkan kakinya ke ruang televisi, melihat mereka masih tertidur dengan posisi yang sudah tidak beraturan. Padahal di dalam rumah ini, ada 4 kamar yang kosong. Tetapi, mereka lebih memilih untuk tidur bersama di ruang televisi. Termasuk suaminya juga ikut tidur di ruang televisi. Ayla melirik ke arah jam dinding, pukul satu siang. Mereka masih tidur, Ayla akan membangunkan mereka dua puluh menit lagi. Ayla ingin menyelesaikan pekerjaan kantornya dulu di kamar.

Memang hari ini adalah hari libur, akan tetapi tugas Kantor Ayla masih ada saja yang ia dapatkan di email dari karyawannya secara tiba-tiba. Setelah Ziel mengumumkan jika ia adalah suami Ayla. Suasana di Kantor Ayla menjadi hening, setahu Ayla di Kantor tempat Ayla bekerja ada beberapa yang menjadi fans boyband suaminya. Walaupun tidak semua dari mereka yang menjaga jarak, ada juga yang panjat sosial pada Ayla. Wanita yang sedang hamil itu memang dikenal sebagai wanita yang baik, ramah, dan perhatian. Jadi image nya yang seperti itu tidak pernah terhapuskan.

Selesai mengerjakan pekerjaan di Kantor. Ayla kembali mendatangi ruang televisi yang masih memperlihatkan jejeran manusia yang sedang tidur lelap. Ayla kembali ke dapur untuk memeriksa makanan yang sudah disajikan namun sepertinya harus ia hangatkan lagi. Selesai dihangatkan kembali, Ayla berdiri di depan televisi dan memperhatikan mereka yang masih terlelap. Ragu, antara ingin membangunkan mereka atau membiarkan mereka tidur sepuasnya. Namun, perut mereka masih kosong, Ayla melihat kembali ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah dua lewat. Ayla mencoba duduk di lantai dan mengelus rambut suaminya. "Sayang, ngga mau bangun? Udah siang loh". Tidak ada respon dari suaminya.

"EVERYONE??? WAKE UP FROM UR SLEEP" Ayla sedikit meninggikan suaranya supaya mereka terusik. Padahal gorden ruang televisi sudah dibuka dan matahari sudah masuk pagi tadi namun tetap saja mereka tidak bangun.

Mereka mulai terusik dengan suara Ayla, wanita itu memperhatikan ketujuh pria yang berusaha membuka matanya. "Bangun, udah siang tau. Makan siang dulu, tadi pagi ngga sarapan. Masa ngga makan siang juga sih?"

Satu persatu mereka membuka matanya dan Ziel melihat istrinya yang duduk di sampingnya. Menarik tangan Ayla dan menciumnya. "Morning".

Ayla menatap aneh suaminya, "siang, sayang. Udah siang".

Im Not Ur FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang