Kedatangan

3 0 0
                                    

Keadaan yang membuat semuanya menjadi seperti ini. Waktu sudah berlalu cukup lama, kemudian datang seorang lelaki yang meminta mereka untuk mengisi acaranya. Beralasan untuk menghibur fansnya yang rindu masa masa mereka sedang bersama. Akhirnya, mereka setuju dengan acara itu. Hari ini, Ziel dan keenam sahabatnya sedang shooting acara baru. Daily life after break, keluarga kecil Ziel ikut shooting. Namun, Ziel tidak memberitahu ke istri dan anaknya jika akan ada shooting. Hanya di rumah Ziel dan Ayla yang memakai camera tersembunyi dan CCTV. Sedangkan di rumah lelaki lain memakai camerament yang mengikuti kemana saja. Pagi ini, Ayla baru selesai menyiapkan sarapan untuk anak dan suaminya. Jadwal mereka hari ini adalah bermain dengan Daffin seharian. Semalam, Daffin tidur bersama Ayla dan Ziel. Ia tidak tidur di kamarnya, saat usia Daffin satu tahun. Pria kecil itu mulai dibiasakan untuk tidur sendiri di kamarnya. Sebenarnya sebelum Daffin lahir, Ziel dan Ayla sudah menyiapkan kamar untuk Daffin. Akan tetapi, ternyata saat Daffin lahir. Pria kecil itu sangat tidak bisa jauh dari kedua orang tuanya. Akhirnya Daffin tidur bersama mereka selama setahun. Setelah itu, Daffin dibiasakan untuk tidur sendiri. Awalnya, Ayla atau Ziel akan menemani Daffin sampai tertidur. Kemudian, baru ditinggalkan sendirian di kamarnya. Ada suatu alat refleks otomatis di kamar Daffin dan ada CCTV di kamarnya. Jadi, jika Daffin terjatuh atau menangis. Alat refleks itu yang akan berbunyi disetiap sudut ruangan.

Ayla masuk ke dalam kamar Daffin, melihat Daffin yang masih tertidur pulas. Ayla menyibak gorden kamar Daffin, pria kecil itu mulai terusik dengan sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Ayla tersenyum dan duduk di tepi kasur Daffin, "pagi sayang".

Daffin membuka matanya dan tersenyum ke arah Ayla, "pagi mom".

Ayla merapikan rambut Daffin yang sudah memanjang dan berantakan, "bangun yuk, kita sarapan".

Daffin berdeham kemudian duduk dan mencium kedua pipi Ayla, suatu kebiasaan Daffin di pagi hari. Tentunya, Ziel yang mengajari hal itu. Ziel turun dari tempat tidurnya dan mengikuti Ayla melangkah. Wanita yang memakai baju piyama berwarna biru awan itu akan membangunkan suaminya yang waktu tidurnya sudah tidak teratur lagi. Gorden sudah terbuka namun bagi Ziel hal itu tidak bisa membangunkannya dari tidur. Daffin naik ke tempat tidur dan malah ikut tertidur di bidang dada Ziel. Ayla menggeleng kecil, "sayang, bangunin Daddy ya? Mommy mau mandi".

Daffin hanya menganggukan kepalanya, "sayang, kalau kamu belum bangun juga pas aku selesai mandi. Nanti malam kamu tidur sama Ziel ya?" Ziel yang tidak senang mendengar ancaman dari Ibunya langsung mengganggu Ziel dari tidurnya. Ia tidak ingin tidur berdua dengan Ayahnya. Ziel juga yang mendengar ancaman itu langsung bangun dari tidurnya dan menarik lengan tangan Ayla yang ingin melangkah. Ziel mengisyaratkan Daffin untuk menutup matanya kemudian Ziel memberikan ciuman hangat untuk istrinya. "Pagi sayangku".

Ayla tersenyum dan mencium kedua pipi Ziel, "pagi". Ayla meninggalkan mereka berdua dan melangkahkan kakinya untuk ke kamar mandi.

Ziel mengajak Daffin untuk mandi di kamar Daffin. Setelah mengurus Daffin, Ziel masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Daffin bermain di kamarnya dengan mainan miliknya. Ketika membuka pintu kamar, Ziel melihat istrinya sedang memainkan laptop dengan pakaian rapi yang artinya ia sedang bekerja. Ziek tersenyum dan duduk di samping Ayla. Lelaki itu memandang wajah istrinya yang sedang meeting dengan client. Ayla tetap Ayla, yang akan tersipu malu ketika dipandang oleh seseorang. Wanita itu menahan untuk tidak tertawa dan tidak tersipu malu. Ziel tertawa tanpa suara, menggemaskan. Tangan Ziel dengan jail mengelus paha Ayla, wanita itu menutup matanya dan menahan bibirnya untuk tidak tersenyum dengan sipu malunya. Ziel memanggil Ayla dengan sebutan sayang namun tanpa suara. Ayla mengigit bibirnya dan membuat Ziel melepaskan tangannya dari paha Ayla. Istrinya kembali membuka matanya dan tersenyum kemenangan. Ziel berdecih sebal, karena ia kalah padahal ia yang memulainya. Ziel menunggu Ayla sampai selesai meeting dengan client. Tak ada bosannya Ziel memperhatikan wajah Ayla.

Im Not Ur FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang