Emosi tapi gimana ya

8 0 0
                                    


Kanzel dan Zalvier sedang menunggu Ayla kembali dari England. Menunggu di Airport, sebenarnya mereka tidak menyukai Airport. Tetapi mau bagaimana lagi. Ia akan menunggu adiknya yang kembali dari England setelah enam bulan. Kanzel sudah menikah, sekarang ia tidak tinggal di rumah lagi. Ia menikah sebelum Ayla ke England. Kanzel tinggal di Apartmen bersama istrinya. Ayla pulang karena Zalvier akan menikah minggu depan. Jika Zalvier tidak menikah, mungkin Ayla akan melanjutkan untuk tinggal disana lebih lama lagi. Kuliah Ayla juga sudah online, tak perlu dikhawatirkan tentang perkuliahan. Perkiraan Ayla akan sampai di Airport lima sepuluh menit lagi. Kedua sahabat Ayla tidak bisa ikut, karena Clara ada acara keluarga hari ini. Sedangkan Zorayd sedang bertemu dengan keluarga dari kekasihnya. Istri Kanzel tidak ikut karena ia menunggu di rumah bersama Mama dan Papa Kanzel.

Kanzel dan Zalvier tidak mengerti tiba tiba saja banyak orang di dalam Airport ini. Membawa camera dan kertas yang ada tulisannya. Hans, lelaki itu menyapa Zalvier dan Kanzel yang sedang duduk di tempat tunggu. Ia tidak sendiri, namun bersama teman teman Zalvier lainnya. Hans bilang, ia harus menjaga Ayla dan calon pengantin. Zalvier hanya menggelengkan kepalanya.

Kanzel melihat papan yang mengetahui kapan pesawat Ayla mendarat. Sebentar lagi, mereka langsung berdiri menunggu Ayla. Tidak berani ke dekat pembatas, karena disana banyak wartawan dan beberapa orang lainnya.

Suara teriakan mulai memenuhi Airport ini, mata mereka langsung tertuju pada pintu keluar yang ada di depannya.

Gadis yang sedang kopernya mulai mendengar suara teriakan dari depan. Ya, Ayla melihat sekelilingnya sudah ada beberapa bodyguard yang berlarian kesana kemari. Ayla merasakan perasaan tidak enak. Ia jalan menepi karena menghindari para pria yang memakai jas hitam dan bertubuh besar, takut ia terpental. Beberapa orang yang turun dari pesawat juga hanya jalan dengan santai dan mengeluarkan ponselnya. Ayla ingin menghubungi Kakaknya, memberitahu bahwa ia sudah turun dari pesawat. Namun—

"Ayla?" Ayla mendongakan kepalanya, untuk melihat siapa yang menyapa nya.

Ayla tersenyum kaku karena situasi seperti ini sangat tidak ia harapkan. "Hai, Kak Harrez!"

Harrez tersenyum, "abis dari mana, Ay?"

"England, Kak"

"Oh, ketemu Oma Opa? Gimana kabarnya?"

"Ba—

"Ha? Baru balik?" Ayla melihat ke arah Valerio yang ada di samping kirinya. Ayla mengangguk, "iya ketemu Oma Opa, udah lebih baik".

"Mau bareng?" Tanya Dareen yang tiba tiba bersuara.

Ayla mengalihkan pandangannya ke Dareen yang ada di samping Valerio, menatap mantan kekasihnya lalu menggelengkan kepalanya. "Aku dijemput sama Kak Kanzel, Kak Zalvier". Dareen berdeham sambil menganggukan kepalanya.

"Udah? Yuk" Ajak salah satu Staff mereka dan mempersilahkan mereka dan Ayla untuk jalan. Ayla kebingungan, Staff itu mengajak Ayla untuk bareng keluar dari sini? Bareng boyband terkenal ini? Bareng mereka yang membuatnya memperpanjang waktu di England? Percuma saja jika seperti itu. Koper Ayla juga dibawa oleh salah satu Staff nya. Ayla merasakan sesuatu dipinggangnya, ia melihat kearah pinggangnya dan mendapati tangan kekar, melihat ke sampingnya dan Dave! Gadis itu mengisyaratkan Dave untuk melepaskan tangannya dari pinggangnya, namun memang dasar Dave! Lelaki yang sangat suka menjahilinya, ia tak ingin melepaskannya. Malah menarik pinggang Ayla mendekat. Tiba tiba ada yang menerobos antara Dave dan Ayla, menyebabkan tangan Dave terlepas dari pinggang Ayla dan Ayla sedikit terpental mengenai Alfa karena terobosannya. Dave tahu siapa itu, "Kak Dave cari gara gara aja ya, baru juga sampai. Udah buat panas aja". Ledek Valerio setelah melihat temannya bersikap kekanak-kanakan.

Im Not Ur FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang