Ngambeknya serem

2 0 0
                                    

Hari keempat Ayla kedatangan bulan, pagi ini ia tetap menjadi istri yang menjalani aktifitasnya. Menyiapkan sarapan untuk suami, membersihkan rumah, kemudian mengganti seprai Daffin. Pagi ini, ia belum menghubungi Dareen untuk mengetahui keadaan anak pertamanya. Semalam, ia tidak sempat mengobrol dengan anaknya. Karena tiba tiba saja, nyeri perutnya melanda lagi dan membuat dirinya tidak bisa mengobrol dengan anaknya. Dareen belum pernah melihat Ayla kesakitan seperti itu, karena saat mereka sedang menjalin hubungan Ayla memang belum merasakan rasa sakit di perutnya itu. Nyeri perutnya datang ketika ia duduk di semester tiga. Ayla melihat ke arah jam dinding, ia membangunkan Ziel dengan cara yang sudah lama tidak ia gunakan.

Ayla tiduran dibidang dada Ziel, kemudian mengelus dada Ziel yang tanpa menggunakan busana. Memainkan jarinya diatas bidang dada Ziel yang terbuka. Lalu, menoleh ke wajah Ziel dan tersenyum. "Sayang, ngga mau bangun?"

Ziel memeluk Ayla dengan erat, tidak ada jawaban dari Ziel. Ayla terkekeh, "bangun kali, jangan mentang mentang ngga ada Daffin".

"Sayang, Daffin nya tinggal di rumah Kak Dareen dulu ya? Sebulan?"

Ayla memunculkan wajahnya dan langsung menatap Ziel yang masih tertidur. Menatap sinis suaminya, "astaga kok kamu gitu, Kak?"

"Aku cuma mau berduaan lagi sama kamu, udah lama ngga berduaan"

"Setiap malam berduaan, Kak. Gimana sih?"

Ziel terdiam, benar juga ucapan Ayla. Wanita itu memukul bidang dada Ziel namun kemudian ia mencium bibir Ziel sekilas. "Kamu udah selesai belum?"

Ayla menggelengkan kepalanya dan terkekeh. "Sana jauh-jauh, jangan deket deket aku kalau mau bangunin aku tidur". Ayla mengernyitkan kedua alisnya ketika ia di dorong menjauh dari suaminya.

Ayla bangun dari tempat tidur kemudian meninggalkan Ziel sendirian di kamar.

————————

Dengan langkah terburu-buru, Ziel memencet bel rumah Dave. Ia melihat ada mobil yang sangat ia kenali, mobil milik istrinya. Ziel terus memencet bel rumah Dave dan memanggil nama istrinya. Setelah sepuluh menit menunggu tuan rumah membuka pintu akhirnya terbuka juga. Dave keluar dengan memakai baju kaos berwarna hitam dan celana pendek. "Istri aku mana, Kak?"

Dave diam dan mempersilahkan Ziel masuk ke dalam rumahnya. Ziel masuk dan melihat ada sendal milik istrinya. "Sayang?"

Ziel mulai memenuhi suara di rumah Dave, ia terus mencari keberadaan istrinya di setiap ruangan rumah Dave. "Kak, mana istri aku?"

"Tidur, Ziel". Dave mengantarkan Ziel ke ruangan dekat studio pribadi Dave. Terlihat sang istri yang sedang tertidur dengan selimut yang menutupi seluruh badannya kecuali kepalanya.

Ziel menghelakan nafasnya, ia menutup kembali pintu kamar itu dan duduk di ruang santai Dave. "Kenapa lagi sih?" Dave memberikan minuman kepada Ziel.

"Ayla bangunin aku kayak awal awal married, pas masih polos banget. Atuh mana tahan aku"

Jason keluar dari studio pribadi milik Dave dengan pakaian rapi. "Ya ngga usah ditahan"

"Maunya gitu, tapi dia lagi datang bulan Kak"

"Yaudah lo tahan dong, kasian Ayla"

"Ya itu aku tahan, eh dia malah kabur kesini" Ziel menggelengkan kepalanya mengingat kejadian tadi. Saat ia bangun dari tidurnya, suasana rumah sangat terasa sepi. Ia mencari kesetiap sudut dan ruangan di rumahnya, namun tidak menemui Ayla. Akhirnya ia memutuskan untuk melihat ke bagasi dan benar saja tidak ada mobil milik istrinya. Ia langsung menghubungi Ayla namun tidak diangkat-angkat dan saat pikirannya mumet, ia mendapatkan balasan dari Dave yang mengatakan jika istrinya ada di rumahnya. Untung saja hari ini, Dave meminta kepada Staff untuk shooting sendiri. Biasanya, jika Ayla sedang marahan dengan Ziel. Wanita itu akan pergi ke rumah Dareen atau Dave yang sangat mengerti perasaan Ayla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Im Not Ur FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang