Sesi latihan selalu menjadi sesi yang kacau. Penari berputar disekeliling panggung. Koreografer ikut naik ke atas panggung sembari memberi koreksi, saran. Sutradaranya ada disana, meneriakkan perintah dari sisi belakang panggung. Suasana ini terasa sangat familiar namun sekaligus canggung ketika Sehun berdiri dalam bayangan, memperhatikan semua orang. Sekarang baru saja pukul tujuh pagi lewat sedikit. Namun tentu saja, para penari sudah mulai bekerja.
Saat ini mereka pasti sudah bekerja paling tidak selama dua jam. Berkeringat. Melompat tinggi. Menari hingga otot-otot ditubuh mereka bergetar. Dulu ini merupakan hidupnya. Tanpa itu semua, ia akan merasa tersesat.
"Sehun?"
Sehun mengenali suara itu, dengan sedikit aksen china kental. Sehun harusnya sudah tahu bahwa Zhang Yixing akan berada disini - karena Yixing adalah koreografer utama, dia harus ada disini. Dan Chanyeol sangat berambisi untuk menginterogasi Yixing.
Tapi... Bukan Yixing pelakunya.
Sehun tidak ingin mencurigainya.Sehun berbalik ke arah suara itu, bahunya bersentuhan dengan bahu Chanyeol. Mereka tidak banyak bicara pagi itu. Sehun merasa sangat telanjang, terlalu terbuka setelah apa yang terjadi semalam.
Berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk jatuh ke pelukan Chanyeol?
Pertanyaan itu terus menggema di kepala Sehun. Jawabannya?
Sangat cepat. Sangat amat cepat.
Senyuman lebar membelah wajah tampan Yixing secara horizontal ketika ia bergegas berjalan ke arah Sehun. Ia berkeringat dan bulir keringatnya memantulkan cahaya ditubuhnya. Tentu saja karena ia sudah bekerja keras dengan para penarinya. Yixing bergegas mendekat dan memeluk Sehun dengan erat, bercampur dengan keringat dan semuanya.
"Aku sudah tahu bahwa kau akan kembali," kata Yixing ketika pelukannya makin erat.
"Kau hanya butuh waktu. Kau hanya -"
"A-Aku tidak datang kemari untuk menari."
Yixing berhenti memeluk Sehun. Ia mundur, namun tangannya masih disekeliling Sehun. Yixing menatap ke arah bawah Sehun, sebuah kerutan samar terbentuk diantara alisnya yang sempurna. Yixing cukup bertubuh tinggi dan kekar untuk ukuran seorang penari. Rambut hitamnya disisir ke belakang memperlihatkan garis tegas wajahnya, dan kulitnya yang berwarna kecoklatan tampak bercahaya dibawah sinar lampu."Kau boleh melepasnya sekarang," perintah Chanyeol. Tapi Chanyeol tidak menunggu Yixing mematuhinya. Dia menarik pria itu menjauh dari Sehun.
"Ya ampun, Sehun, kau memilih kekasih pencemburu ya?" Sehun bisa merasakan pipinya merona malu.
Chanyeol berdehem. "Kami...kita harus bicara. Disuatu tempat yang lebih pribadi."
Raut wajah Yixing menegang. "Ada sesuatu yang salah."
Sesuatu yang sangat salah telah terjadi, dan dibiarkan terlalu lama."Ke ruang ganti." Yixing menunjuk ke arah kanan. "Ketika semua orang sedang berlatih, ruangan itu kosong."
Sehun tahu arahnya dan Ia berjalan didepan. Ia baru berjalan beberapa langkah ketika ia menyadari apa yang sedang Yixing lakukan. Yixing mengamati cara Sehun berjalan. Bukan, lebih tepatnya mengamati kakinya.Sial, apakah terlihat pincang? Sehun tidak mau terlihat pincang di depan Yixing. Dia tidak mau terlihat pincang di depan siapapun. Tapi terutama Yixing.
Yixing yang telah melatihnya selama ini. Yang memberitahunya bahwa Sehun merupakan penari terbaik yang pernah ditemuinya. Oh, sang raja telah jatuh dari tampuknya.Sehun meluruskan bahunya. Memperlambat langkahnya. Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada didalam ruang ganti lamanya. Kenangan bertebaran disekeliling ruangan itu. Sehun pernah merasa sangat bergairah saat masuk ke sini setelah menuntaskan sebuah pertunjukan. Sangat -
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine To Take {CHANHUN}
Fanfiction"Aku telah mencintaimu sejak aku berusia lima belas tahun." Begitu sederhana dan setia. "Dan aku akan mencintaimu selama sisa hidupku." By almondcream