"Yuki, pastikan Tuan Nata mendapatkan obatnya sebelum—" Dr. Huang Zitao memutuskan percakapan, tersedak. Karena Chanyeol baru saja membungkus tangannya mencekik lehernya.
"Stop!" Perawat itu—Yuki—melompat berdiri.
"Lepaskan dia!" Yuki menyambar telepon.
"Keamanan—"
"Keamanan bisa menunggu sebentar, sayang." Kata Minseok sambil mengambil telepon dari Yuki. "Kami harus mengobrol sedikit dengan dokter ini." Mata Zitao melotot.
"Lepas...kan...aku." Chanyeol merenggangkan cengkeramannya. "Ingin mengobrol disini atau dikantormu?" Sidik jarinya yang cerah ada di tenggorokan dokter itu.
"K-kantor."
"Pilihan yang bagus." Chanyeol melepaskan Zitao. Dan kini Zitao berputar darinya. Berjalan menyusuri lorong.
"Dokter Zitao?" Yuki berseru dengan ragu.
"Aku berurusan dengan ini." Bentak Zitao balik. Tidak dengan bajingan ini.
Zitao membanting pintunya. Mondar-mandir didalam dan menggosok lehernya. Chanyeol berdiri dibelakangnya. Minseok mengikuti, menutup pintunya, lalu menempatkan massal yang cukup banyak diluar pintu."Apa-apaan ini?" Desak Zitao saat ia berputar untuk menghadapi Chanyeol.
"Beraninya kau datang kemari dan menyerangku—"
"Fotonya hilang," kata Chanyeol. Mulut Zitao langsung menutup.
"Semua foto-foto dimejamu hilang." Sebenarnya, itu menunjukkan pada Chanyeol bahwa dokter ini tengah mengemasi barang-barang dikantornya.
"Apakah kau sedang merencanakan sebuah perjalanan?"
"Aku telah memindahkannya." Desis Zitao. "Aku telah menerapkannya bulan lalu setelah—"
"Setelah Sehun membuangmu."
Zitao memerah. "Aku mendengar tentang hilangnya Sehun. Maafkan aku. Aku berharap polisi-polisi itu bisa segera menemukannya."
Chanyeol ingin mendaratkan tinjunya ke wajah si dokter ini. Lagi dan lagi sampai ia mendengar tulangnya hancur.
"Melihat bagaimana orang yang menculik Sehun, dan bukan bagian dari imajinasinya, aku pikir teorimu itu sedikit gila, dok." Kemarahan mendidih dalam kata-kata Chanyeol.
"Kesalahanku." Tiap kata tampaknya pecah dari mulut Zitao.
"Aku pikir...aku-aku yang salah."
"Kau." Chanyeol mendekati dokter. Dia tak menyukai Huang Zitao. Tak mempercayainya. Sebenarnya, Chanyeol ingin mencabik pria ini hingga terpisah.
"Aku hampir membunuh orang demi Sehun, sekali." Zitao menelan ludah. Matanya melebar.
"Kau melakukan apa?"
"Aku bahkan tak sadar seberapa dekatnya aku menawarkan pria itu kematian." Kata Chanyeol saat ingatan itu muncul dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine To Take {CHANHUN}
Fanfiction"Aku telah mencintaimu sejak aku berusia lima belas tahun." Begitu sederhana dan setia. "Dan aku akan mencintaimu selama sisa hidupku." By almondcream