Darah bertetesan masuk ke matanya. Rasa sakit menjalar disekujur tubuhnya, dan dia berusaha melawannya, berusaha untuk bebas. Tapi dia tak sanggup.
Terjebak.
Logam itu telah melilit tubuhnya. Mencengkeramnya dalam cengkeraman yang terlalu erat dan keras. Dan setiap gerakan yang dia buat hanya menyebabkannya terluka bahkan semakin parah. Dia berteriak untuk meminta bantuan, tapi tak ada seorangpun disana untuk menyelamatkannya. Hujan turun, menghantam kaca depan yang pecah. Mobilnya berputar-putar, lagi dan lagi. Menuruni lereng. Akankah ada siapapun dari jalan itu bisa melihatnya?
"Aku di sini!" Dia berteriak lagi.
Setiap bagian dari tubuhnya sakit. Pecahan kaca semuanya ada disekitarnya. Darah dan air hujan bercampur di wajahnya. Dia memohon pertolongan sampai suaranya rusak. Sampai hujan itu berhenti. Sampai rasa sakit itu akhirnya berhenti. Disana tidak ada yang tersisa, kecuali kegelapan. Dalam kegelapan itu bahkan dia mendengar suaranya."Aku di sini...aku memilikimu."
Dan ketika dia mendengarnya di ketakutan.
~oOOo~
Oh Sehun menatap gedung di depannya yaang menjulang tinggi ke langit. Jendela besar yang berkilauan dalam penerangan. Disana terlalu banyak lantai baginya untuk dihitung. Tampak lebih seperti sebuah benteng daripada kantor, tempat yang membicarakan kekuasaan. Uang dan lebih dari itu.
"Tuan."
Penjaga pintu menatapnya dengan sedikit keprihatinan dimatanya yang gelap. Mungkin karena dia berdiri ditengah jalan, melongo ditempat. Sehun memberikan gelengan cepat kepalanya, menarik mantelnya sedikit lebih rapat ke tubuhnya, dan bergegas masuk ke dalam benteng tersebut. Berusaha keluar dari udara dingin Seoul itu melegakan dirinya.
Pria lain menunggu dibelakang meja yang berkilauan dilobi. Dia menoleh ke kiri dan kanan. Sehun gugup mencermati kamera keamanan yang mengikuti setiap gerakannya. Sekarang dengan hati-hati, dia mendekati meja.
"Aku, um, aku sedang mencari Park Chanyeol."
Pria itu, di awal dua puluhan dan dalam setelan biru yang menonjol mengangkat alisnya padanya.
"Apakah anda punya janji?" Sebenarnya tidak. Sehun nyaris tidak mengumpulkan keberanian untuk menuju ke tempat ini. Dua kali dipagi itu. Sehun bolak-balik dan hampir pulang ke rumahnya.
Aku membutuhkannya.
Sehun menegakkan bahunya. "Tidak. Aku tidak punya janji." Matanya menyipit.
Sehun segera mengatakan.
"Namaku Oh Sehun dan aku-aku adalah...teman lamanya." Oke jadi bagian itu tidak sama persis dengan yang sebenarnya. Tapi Sehun putus asa. Tidak. Lebih daripada itu. Dia takut. Ketika ia melakukan pencarian mencari detektif swasta di daerah itu. Park Securities segera muncul di layar komputernya. Segera setelah ia melihat namanya, seluruh tubuh Sehun menegang.
Park Chanyeol.Beberapa pria meninggalkan tanda pada seorang pasangannya. Sebuah tanda yang masuk jauh dibawah kulit. Chanyeol telah menandainya bertahun-tahun sebelumnya.
Perusahaannya adalah jalan keluar dari kisaran harganya. Sehun memilikinya. Lobi itu bahkan beraroma mahal. Dan, setelah kecelakaan itu, hampir segala sesuatu berada diluar jangkauannya. Tapi dia tidak punya pilihan.Dia harus meminta Chanyeol untuk membantunya. Selain itu, mereka sudah berteman lama sebelum mereka menjadi kekasih. Sebelum semuanya berubah.
Pria dalam setelan mewah menatap pada komputernya. "Saya tidak berpikir anda memahami betapa sibuknya jadwal, Tuan. Jika anda ingin berbicara dengan salah satu rekan junior disini, saya yakin bahwa kami akan menemukan seseorang yang siap sedia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine To Take {CHANHUN}
Fanfiction"Aku telah mencintaimu sejak aku berusia lima belas tahun." Begitu sederhana dan setia. "Dan aku akan mencintaimu selama sisa hidupku." By almondcream