"Kau tidak melihat siapapun?" Tuntut Jongin saat dia melangkah ke ruang interogasi kecil.
Interogasi.
Chanyeol duduk dengan kaki terbuka sembarangan didepannya. Jongin bersikeras bahwa Sehun harus datang ke markas untuk wawancaranya setelah terjadinya kebakaran. Sebenarnya, Chanyeol sendiri tidak pernah mengijinkan Sehun melihat ini.Karena setiap aku melakukannya, terjadi sesuatu padanya.
Chanyeol masih bisa mencium nyala api, mungkin karena asap sialan masih ada di bajunya. Asap itu sudah ada yang membuat pakaiannya hangus. Ketika langit-langitnya telah rubuh, Chanyeol mencoba,berusaha keras masuk dengan cepat dan benar. Beberapa inci lagi, berdua dia dengan Minseok akan terperangkap.
Mati?
Nafas Chanyeol menghembus perlahan. Chanyeol sudah keluar dari nyala api dan menolong Minseok ke tempat aman. Temannya akan baik-baik saja. Tapi jika Chanyeol datang ke studio terlambat sedikit saja maka...
"Aku tidak melihat siapapun," Sehun berkata pelan. "Tapi aku mendengarnya, menumpahkan bensin."
"Bagaimana kau tahu itu bensin?" Jongin berhenti melangkah bolak-balik dan memicingkan matanya pada Sehun.
Chanyeol menyisir rambutnya dengan jari. Corengan hitam melintangi leher kanannya."Baunya. Sangat khas, bukankah begitu?"
Jongin menatap lagi pada Sehun. Chanyeol menggangguk-anggukan kepalanya. Hell. Semua ini sangat membuang waktunya."Bisakah kau memastikannya, detektif, mencari bajingan yang melakukan semua ini? Dari perhitunganku, ini pembakaran yang disengaja dan penyerangan, semuanya dalam beberapa hari."
Lebih seperti usaha pembunuhan.
Bibir Jongin merapat. "Kau tidak melihatnya?"
"Lampunya mati." Sehun menggelengkan kepalanya. "Aku hanya melihat kilatan korek apinya, lalu aku mendengar suaranya."
Chanyeol menegang. Sehun tidak menceritakan bagian ini, belum menceritakan.
"Apa katanya?" Desak Jongin.
"Sama seperti sebelumnya." Sehun pucat.
"Aku akan menjadi satu-satunya."
"Kau tidak mengenali suaranya?" Jongin menarik kursi ke arah luar berlawan arah dengan meja,memutarnya lalu duduk, menaruh tangannya diatas sandaran kursi.
"Kau tidak familiar dengannya, sama sekali?"
"Dia berbisik, serak." Bahu Sehun berputar.
"Jadi, tidak, aku tidak mengenal suaranya. Aku masih tidak tahu siapa dia atau mengapa dia melakukan ini." Jari Jongin mengetuk kursi.
"Kau pikir dia orang yang sama yang
menyebabkan kecelakaanmu di Jepang?"
Kemudian Jongin mencari kedepan dan membuka folder manila di atas meja. Dia mendorong beberapa fakta mencolok, foto hitam putih, melewati meja. Foto dari semua kendaraan. Mobil Sehun.Sehun terperangkap didalam sana.
Chanyeol melihat foto-foto itu lalu menengadah, menemukan Jongin menatapnya.
"Saat kau melakukan perjalanan kecilmu, aku melakukan penyelidikan." Kata Jongin.
Bagus. Aku senang kau melakukan tugasmu.
"Aku berbicara dengan dektektif Yunho di Jepang." Jongin melihat sekilas pada Sehun.
"Dia bilang kau yakin seseorang menyerangmu di jalan." Sehun mengangguk. Chanyeol memberikan fotonya lagi ke Jongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine To Take {CHANHUN}
Fanfiction"Aku telah mencintaimu sejak aku berusia lima belas tahun." Begitu sederhana dan setia. "Dan aku akan mencintaimu selama sisa hidupku." By almondcream