Happy Reading😉
•~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~•
•
•"Mak, tadi belinya apa aja? Aku lupa."
Yuna yg lagi potong wortel itu menyaut tanpa menoleh ke arah anak bontotnya.
"Garem, Lada, sama bawang merah."
Nining mengangguk, "oke siap. Pesanan segera datang!"
Yuna tak menanggapi, ia melirik ke wajan yg belum di kasih minyak goreng... lho, dia baru ingat kalo minyak nya abis.
"NININGGG, NINGGG, NINGG!" Yuna mendadak heboh manggil anaknya.
Mahesa yg lagi tiduran di sofa ruang tengah sambil nonton tv kaget. Dia langsung nyamperin ibunya.
"Ada apaan mah?" Tanya nya.
"Itu, mama lupa bilang ke adikmu beliin minyak goreng. Tolong kak, bilangin ke adikmu." Pinta Yuna.
"Ya." Mahesa keluar dari dapur, dia mau nyusul adiknya yg sekarang mungkin udah sampai ke warung depan mushola.
Disana pemuda itu nampak lihat adiknya yg lagi mengunyah gorengan di bangku depan warung. Matanya melebar saat dia menyadari bahwa adiknya tak sendiri, melainkan ada perempuan dengan rambut sebahu duduk disebelah Nining.
Kaki Mahesa yg kini melanglah maju pun terasa berat, seolah ada yg menahan kakinya.
"Loh bang, ngapain kesini?"
Pemuda itu tersentak ketika Nining dan perempuan itu menatapnya. Mahesa tersenyum kikuk, ia berusaha agar sikapnya normal... gak salting.
"Mamah nitip minyak tadi, tapi lo nggak denger."
Nining menautkan alisnya bingung, "perasaan tadi emak nitip garem, lada, sama... eh apa lagi win?"
"Lah kok nanya sama gue?" Winter makin bingung. Nining malah kelupaan lagi gegara asik makan gorengan gratis-- upah karna udah bantuin bulek bersih-bersih halaman disamping warungnya--
"Makanya, apa-apa tuh yg bener! Main mulu pikiran lo," omel Mahesa.
Nining cemberut, dia melahap gorengan yg tersisa ditangannya lalu berdiri dekat Mahesa.
"Bentar gue mau nanya dulu, jagain gorengan gue bang!" Nining langsung lari setelah mengusap tangan bekas minyak ke lengan kakaknya.
"Anak setan," umpat Mahesa pelan.
Saat pandangannya beralih ke depan, ia terkejut ketika Winter tersenyum kearahnya. "Duduk bang."
Mahesa hanya mengangguk lalu duduk agak jauh dari Winter, dia gugup.
"Makan bang." Winter menggeser sedikit piring yg berisi beberapa gorengan disana lebih dekat ke Mahesa.
Pemuda itu mengangguk, "iya, makasih." Dia memilih gorengan tahu sumpel-- tahu isi.
"Udah lama disini win?"
"Gak terlalu, tadi sama Nining bantuin bulek bersihin pondok."
Pondok itu letaknya di halaman sebelag warung, biasanya itu buat para pengunjung yg makan di tempat. Nah semalem ada rombongan mahasiswa makan disana, rame banget. Mereka disana sampai jam dua malam, Bulek yg udah cape saat itu lebih milih beresin besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
•°•STOFAM•°•
General Fiction(REPUBLISH) n: Sebelum membaca ini, diharapkan membaca Story saya yg Bestie dulu STOFAM. .Story Family. Mengisahkan keseharian para keluarga di komplek Berlian. Dimana tujuh pasangan yg sudah mengenal sejak lama, kini secara tak sengaja dan sengaja...