"Lama banget tahun barunya." Claude mengeluh sambil memakan jagung bakar, disampingnya sudah ada Dexter yang asyik dengan buah pisang.
"Lagian mau ngapain, sih, kalo udah tahun baru? Tetap jomblo aja ribet amat." Sarkas Natalia yang mulutnya memang suka roasting, apalagi yang diroasting itu Claude. Rasanya kayak habis lebaran. Paling nggak pernah dia roasting itu ya Granger, lagi pula percuma mau ngeroasting sikulkas, nggak akan ditanggapi.
"Yeu, itu kan elu. Gue mah udah mau nembak cewek." Tukas Claude tidak mau kalah.
"Palingan juga anak senior kelas yang pernah lu ceritain. Cantik kagak, caper iya."
"Siapa yang mau nembak senior?" Fanny tiba-tiba nimbrung, sementara Dexter malah minta jagungnya si Fanny.
"Si Claude..." Natalia mau ngomong yang sebenarnya, tapi Alucard tiba-tiba merangkul pundak Claude.
"Siapin petasannya yuk, sama kembang api." Kata Alucard.
"Elah, baru mau makan jagung bakar." Tolak Claude dengan malas, dia nggak peka aja kalau Alucard sudah baik nolongin dia buat nggak diinterogasi Fanny.
"Lu udah habis tujuh anjir, sisain buat yang lain, buset." Alucard menarik tangan Claude.
"Gue bantuin, ya." Tawar Fanny yang malah membuat Claude semangat. "Abang... Petasannya abang taruh mana?" Fanny malah lari menuju Tigreal yang sibuk bakar-bakar sate sama Granger, Harith dan Nana.
"Dibelakang, Silvana yang taruh kemarin. Ajakin dia. Abang sibuk." Sahut Tigreal sambil ngipasin satenya.
Natalia mendekat kearah Tigreal, "bang Nata mau satenya dong."
Dideketin Natalia, Tigreal jadi panas dingin. Lagi-lagi Granger mergokin teman-temannya yang lagi PDKT. Apes banget, dia sendiri aja jomblo. Tapi jatahnya Granger yang dingin ya cuek bebek aja.
"Kak Grangy, Nana mau jagung bakarnya." Nah, untung ada Nana yang bisa ngalihin perhatian Granger dari Tigreal sama Natalia. Cowok itu menatap Nana yang mengulurkan jagung mentah kearahnya.
"Sini, kak Granger bakarin."
"Bang, ketawa dikit kek. Mukanya jangan lempeng kayak si Granger." Suara Natalia menginterupsi.
"Kak Nata jangan gitu, kasihan bang Tigreal." Harith menengahi, dia sok dewasa sih, ajarannya Alucard nih.
***
"Jangan ikutin gue, Gosend!" Guinevere mencak-mencak saat tahu Gusion mengikutinya untuk mengambil petasan dan kembang api di gudang. Dia tidak tahu lagi dengan pemikiran Gusion yang tiba-tiba tidak jelas ini.
"Mau gue bantu, Guin. Suudzon amat." Ya, Gusion sendiri juga tidak habis pikir dengan cewek ini. Tidak pekanya kebangetan.
"Ya tapi kan kenapa nggak ngajak yang lain juga? Kak Odette misalnya, jadi kita nggak cuma berdua aja. Mana gudang rumah gue jauh dari halaman depan lagi." Kata Guinevere mengeluh.
Gusion berdecak sebal, memangnya kenapa kalau mereka hanya berdua? Toh Gusion juga tidak akan macam-macam. Tunggu, cewek kalau ngomong itu biasanya kebalikannya. Jadi kalau Guinevere tidak mau mereka hanya berdua, itu artinya Guinevere sebenarnya ingin mereka hanya berdua. Sip, Gusion bakalan ambil kesempatan ini supaya Guinevere langsung peka.
"Guin," panggil Gusion dengan suara yang halus.
"Paan?" Tapi Guinevere menyahut dengan tidak ramah, dasar cewek.
"Kayak kencan, ya, kita? Walau cuma jalan berdua ke gudang." Gusion menaruh kedua tangannya disaku celana. Dia berjalan sambil menatap Guinevere yang berjalan didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Say Nothing At All [MLBB FANFICT]
FanfictionCuma Alucard yang tahan sama sifat Granger, dari cara ngomongnya yang dingin atau susah banget diajak ketawa. Ya karena Alucard udah kenal lama ditambah mereka punya tujuan yang sama. Menurut Alucard, Granger itu punya khas tersendiri yang bikin sem...