10

731 122 6
                                    

Happy Reading ❤
Makasih yaa udah buat kalian yang udah baca, vote dan comment ceritaku yang gak seberapa ini 😊

















.

.

.

Lavandula

.

.

.

10









Junkyu mangut-mangut, agaknya ngerasa bersalah setelah mendengarkan penjelasan sang adik tentang Yedam yang tiba-tiba muncul di kamarnya.

Kemarin, setelah mereka 'night-drive', Yedam mengeluh karena dirinya masih belum siap untuk menemui sang ayah. Tadinya, ia berniat untuk menginap di rumah Jeongwoo -yang ternyata sudah tertidur empunya- atau rumah Asahi -yang ternyata sedang bersama Jaehyuk-.

Alhasil, Doyoung menawarkan rumahnya yang tentu saja akan terbuka lebar untuk kakak tingkat manisnya itu. Terlebih ada sang kakak yang bisa membantunya. 

Masalahnya hanya rumah kediaman Kim tidak memiliki kamar khusu tamu jadi Doyoung menyuruhnya untuk tidur di kasur Queen size miliknya sedangkan si pemilik tidur di sofa. Awalnya Yedam menolak, mengingat dirinya adalah seorang tamu disana, tapi Doyoung lebih semangat memaksanya.

Soal baju, Doyoung yang meminjamkan karena Yedam merasa risih menggunakan bajunya seharian penuh.

"Kenapa gak bangunin abang?"

"Udah, tapi abang tidurnya pules gitu mana bisa dibangunin?" 

Ya- gak salah sih.

"Kan-" Suara Junkyu terputus saat mendengar suara ringtone HPnya. Ia langsung mengangkatnya.

Ekspresi yang awalnya bingung pun berubah menjadi marah bercampur serius.

"Kamu dimana?" Beberapa detik kemudian, Junkyu menatap Doyoung serius. Membuat yang ditatap hanya mengernyit bingung. 

"Doy, aku pake mobilnya. Kamu anter Yedam pake motor, ya?" Begitu Junkyu beranjak keluar, Yedam memasuki ruangan itu dan duduk di hadapan Doyoung.

"Kak Junkyu mau kemana?" Tanya Yedam khawatir. Doyoung menggeleng tanda ia tidak tau.

"Mungkin mau jemput Kak Jihoon, tadi nelpon" Yedam hanya mengangguk-angguk kemudian kembali diam, menatapi meja di hadapannya. Lelaki berambut merah itu menatapnya ragu.

"Kakak udah mendingan?" 

Yedam mengangguk, mengulas senyum tulus tanda ia sangat bersyukur oleh pertanyaan itu.

"Baguslah, ayo berangkat. Kakak ada kelas kan?" 







.

.

.













"Jadi kali ini si brengsek itu melakukan apa?" 

Jihoon yang duduk di sebelahnya membisu. Untuk kesekian kalinya , tangannya kembali di perban.

Lavandula ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang