18Chelsea bergumam kesal sedari tadi dirinya berusaha untuk menutupi kemerahan pada lehernya yang telah diperbuat, dan tidak hanya satu, bahkan lebih dari tiga. Chelsea memeriksa ponselnya berharap teman-temannya masih berbelanja perlengkapan barbeque-an, dan berharap kemerahan pada lehernya bisa segera hilang.
“Ini gimana lagi ngilanginnya.” Kesal Chelsea, sebenarnya bias saja Chelsea berargumen jika kemerahan ini di akibatkan karena gigitan nyamuk, tapi sayang mereka sudah tidak memiliki otak polos seperti dulu.
“Masih susah?” Tanya Bagas memasuki kamar Chelsea, melihat sang kekasih masih berdiri tegak didepan kaca yang panjang dengan tangan yang mengusap terus menerus kemerahan itu. “Pake nanya lagi, lagian ngapain sih nyampe merah gini.” Kesal Chelsea.
Bagas tak mampu menjawab, menepi ke ranjang Chelsea dan menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk milik Chelsea dengan senyuman tanpa sebuah dosa.
“ Lagian mereka gak akan nyadar kok Sayang.” Chelsea mendelik kearah Bagas, dirinya ingin sekali menikam tubuh lelaki itu. “ Gimana gak nyadar, ini tandanya jelas banget Gas.” Kesal Chelsea. “ di tambah gimanapun alasannya, mereka bakal tau.” gumam Chelsea.
Tiba-tiba mata Chelsea tertuju pada rak make up yang berada di belakangnya tepat di meja riasnya, dia baru ingat bahwa foundation bisa menutupi bekas jerawat, flek hitam dan bahkan tahi lalat pada wajah pun bisa ditutupi.
Chelsea berlari mengambil foundation tersebut beserta bedak, tanpa pikir panjang dirinya langsung mengoleskannya pada tanda kemerahan pada lehernya, tak lupa dilapisi dengan bedak waterproof.
Sibuk dengan usahanya untuk menutupi tanda kemerahan itu, usaha Chelsea membuahkan hasil, kini tanda kemerahan pada lehernya hilang tertutupi dengan rapih dan merata, untung saja warna foundation dan bedaknya senada dengan warna kulit, jadi tidak akan begitu kontras dilihatnya.
Tidak mendengar suara Bagas, Chelsea melihat Bagas sedang tertidur dengan deruan nafas yang sangat damai. Chelsea menghampiri Bagas, duduk dipinggirnya, tangannya mengelus lembut surai kekasihnya.
Sejumbut rambut menutupi kening Bagas, dengan pelan Chelsea menyibaknya, sehingga wajah tampannya kini terlihat jelas.
Chelsea tersenyum, dirinya memposisikan untuk tidur disamping Bagas, menghadap sang kekasih. Tak berniat untuk ikut terlelap, Chelsea memilih memandangi wajah Bagas. Seperti tak ada waktu untuk meneliti ketampanan Bagas dengan detail, kini akan Chelsea lakukan.
Jari telunjuk Chelsea menelusur bulu mata yang lentik, batang hidung yang tinggi, pipi yang lembut dan mulus tanpa ada jerawat bahkan bekas jerawat sekalipun, rahang tegas dan telunjuknya terhenti di bibir lelaki itu.
Wajah Chelsea bergerak mendekat, mencium sudut bibir lelaki yang tengah terlelap itu, ringan dan lembut.
Segera Chelsea menjauhkan wajahnya, dan kembali tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Line { Sequel Backstreet }
Teen Fiction... SEQUEL BACKSTREET ... "Hingga pada akhirnya antara mempertahankan dan melepaskan yang terjadi pada kita. Semua itu hanya angan jika kita meneruskan hubungan tanpa tahu kemana arahnya melangkah. Aku sesali akan keputusan ini? Namun apa daya kehil...