1.
Chelsea terduduk di kursi halte, cuaca saat ini sedang mendung dan Chelsea yakini hujan tak lama lagi akan segera turun.
Chelsea menoleh kearah samping kiri sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan berharap Bus nya akan segera datang, namun ternyata nihil tak nampak sama sekali body Bus dari jangkauan mata Chelsea.
Namun yang Chelsea lihat adalah, laki-laki tadi yang tertangkap basah sedang menatap dirinya di perpustakaan sedang berjalan menuju kearah Chelsea.
Lelaki itu saat ini berdiri tepat disamping dirinya dan menghadap kearah Chelsea dengan wajah yang disertai senyuman khas laki-laki.
Chelsea malah menatap heran kepada laki-laki tersebut. Untuk apa dirinya berdiri menghadap kepadanya.
Lelaki itu menyerahkan kartu perpustakaan atas nama Chelsea yang sempat ia lihat terjatuh tanpa disadari Chelsea.
" Kartu lo jatoh " ujar laki-laki itu sambil memberikan kartu milik Chelsea.
Chelsea segera mengambilnya dan benar bahwa kartu perpustakaan itu miliknya. Hampir saja hilang, jika benar-benar hilang entah apa yang akan Chelsea lakukan.
" Makasih . " Ucap Chelsea sambil memasukkan kartu itu kedalam tas Totebagnya.
Laki-laki itu duduk disamping Chelsea, cukup berjarak tidak terlalu dekat ataupun tidak terlalu jauh.
" Emm lo Mahasiswa Baru jurusan psikolog kan ?" Ujar laki-laki itu untuk memecahkan keheningan.
Chelsea menoleh kearah laki-laki itu, dirinya sangat tak mengenali laki-laki itu, namun mengapa laki-laki itu mengenalnya ?.
" Gue Adit, anak TI semester 5. Kita satu kampus. Jadi wajar gue kenal Lo, Lo kan yang waktu itu memberontak ke anak BEM khususnya Divisi Tim Evaluasi kan ?"
Dan pada akhirnya Chelsea baru sadar bahwa laki-laki itu adalah salah satu Anggota BEM lebih tepatnya adalah wakil presiden mahasiswa yang menjadi saksi saat dirinya melawan perkataan Tim Evaluasi dihari terakhir yang menyatakan bahwa sebagian teman-teman seperjuangan Chelsea dinyatakan tidak lulus ospek.
Chelsea tahu itu hanyalah fakta belaka, namun tetap saja dirinya sudah menjadi Mahasiswa dan di ujilah dari sikap kritisnya.
Namun dipikir-pikir dirinya sangatlah malu dengan hal itu, bagaimana tidak semua mata tertuju padanya. Chelsea tidak pernah memberontak seperti itu dan bahkan sampai saat ini jika dirinya berpas-pasan dengan panitia tersebut Chelsea merasa malu.
" Oh ini toh yang namanya Kak Adit itu. Hahah aku baru tahu. Maaf ya kak . "
Adit tersenyum saat melihat ekspresi yang menggemaskan saat Chelsea mengingat dirinya siapa.
Entahlah sejak kapan dirinya mulai tertarik pada Chelsea, mungkin pada saat Chelsea memberontak dengan suara cempreng yang khasnya.
Adit menatap intens wajah Chelsea dari samping, lagi-lagi membuat detak jantungnya berkerja lebih cepat dari biasanya.
Lama Adit menatap Chelsea, sampai-sampai Chelsea memanggilnya beberapa kali pun Adit tak menghiraukan.
" Kak Adit !"
" Hah ? Apa ? Kenapa ?" Sadar Adit langsung mengucek matanya, menormalkan kegugupan sekaligus lamunannya.
" Bus nya udah dateng, kak Adit mau naik atau enggak ?"
" Ah iyah . "
•••••••
Jujur Chelsea merasa risih, ini kali pertamanya bagi Chelsea diantar pulan oleh lelaki yang baru ia kenal dan dirinya tak meminta izin sebelumnya kepada Bagas.
Chelsea tak menyangka jika Adit akan mengantarkannya sampai kedepan rumahnya.
Kali ini Chelsea sudah sampai blok rumah nya, Chelsea menghentikan jalannya berniat untuk menyudahi niat Adit yang akan mengantarkannya sampai rumahnya.
" Kak Adit sampai sini aja nganterin akunya, bentar lagi juga udah sampai rumah. Sekarang kak Adit pulang aja. Hehe. "
Adit tersenyum dan mengangguk atas permintaan yang diucapkan Chelsea.
" Yaudah, gue balik yah. Sampai ketemu dikampus. " Pamit Adit, sebelum pergi Adit mengusap pelan puncak kepala Chelsea dan langsung pergi dari hadapan Chelsea.
Chelsea yang diperlakukan begitu pun langsung kaget, pasalnya dirinya hanya akan rela jika diperlakukan begitu oleh Bagas seorang saja.
" Gue harus keramas !"
••••
" Baru pulang kamu ! " Ujar tegas wanita dewasa yang menantikan kepulangan Adit kerumah.
Adit memasang muka serius, dirinya tak suka jika wanita yang statusnya menjadi Ibu tirinya itu mencampuri urusan pribadinya.
Adit tak menghiraukan ucapan Ibu tirinya itu, wanita tidak penting bagi dirinya. Hadir ditengah keluarganya yang sudah menghancurkan hubungan Papahnya dengan Mamahnya. Adit tahu sangat tujuan wanita itu adalah hanya ingin menggerogoti harta sang Papahnya.
" Saya bertanya ke kamu Adit sebagai Ibu mu. "
" Tapi bagaimana juga Anda bukanlah Ibu saya. Anda hanya benalu yang hadir dalam keluarga saya, menghancurkan keharmonisan keluarga saya hingga Papah dan Mamah saya memutuskan bercerai hanya karena Papah memilih Anda. " Jawaban yang sangat menyakitkan keluar begitu saja dari mulut Adit, dirinya benar-benar sulit mengontrol emosi jika sedang berhadapan dengan wanita itu.
Sebelum dirinya lebih ganas lagi, Adit lebih baik pergi dari hadapan wanita itu. Tak akan ada ujungnya jika dirinya terus-terusan berhadapan dengan wanita tak tahu malu itu.
Mood dirinya seketika berubah, saat dirinya disenangkan dengan pertemuan dirinyan dengan Chelsea, namun ketika pulang dirinya harus disuguhkan dengan wanita itu.
•••
Bersambung..
Gimana nih, rasa-rasanya ada yang suka sama Chelsea nih. Terus gimana yah perasaan Bagas kalau tahu diam-diam ada yang ngecem²in pacarnya.
By The Way, aku kebingungan nyari ilustrasinya Adit tokoh baru dalam cerita ini dan Alhamdulillah ketemu yang pas.
Jangan lupa buat vote dan comment ya aku tunggu partisipasi kalian atas cerita aku ini..See You
@mikautami16_
RizkyatmikaUtami2
@punyaceritaid_
KAMU SEDANG MEMBACA
Line { Sequel Backstreet }
Teen Fiction... SEQUEL BACKSTREET ... "Hingga pada akhirnya antara mempertahankan dan melepaskan yang terjadi pada kita. Semua itu hanya angan jika kita meneruskan hubungan tanpa tahu kemana arahnya melangkah. Aku sesali akan keputusan ini? Namun apa daya kehil...