Chapter 3 | Kacau

13.4K 741 70
                                    

3.

Bagas termenung di meja kerjanya, sang Ayah telah kembali pulang setelah sang Bunda menjemputnya pulang.

Bagas mengacak rambutnya, dirinya semakin dibuat bingung dengan semuanya. Dirinya tak bisa melakukan hal yang baru saja di bicarakan sang Ayah.

Investor yang akan membantu perusahaan Bagas meminta bunga 10x lipat dari yang dirinya pinjam untuk perusahaan ini.

Mana bisa ? Untuk membalikkan kembali kestabilan keuangan di perusahaannya saja pun, Bagas harus rela memberhentikan beberapa karyawan alias PHK. Apalagi untuk mengganti dengan bunga 10x lipat dari yang dipinjamkan.

Fix. Bagas tak ingin mengambil investor itu. Perusahaannya hanya kekurangan dana dan model untuk memasarkan produk dari perusahaannya.

Ponselnya bergetar, diraih dan seketika wajah Bagas berubah menjadi senang. Bagaimana tidak, dirinya sangat Bahagia saat ini.

Telepon masuk via video call yang berasal dari Chelsea. Tak perlu pikir panjang dan menunda, Bagas langsung mengangkatnya.

" Ay " sapa Bagas

Terlihat dari layar ponsel Bagas, wajah Chelsea termenung dan diam saat dirinya menyapa Chelsea.

Bagas pun menjadi tidak enak saat melihat ekspresi Chelsea seperti itu. Apakah Chelsea baik-baik saja ? .

" Ay ? Kenapa ?"

" Kenapa-kenapa ! Kamu pikir udah 2 pekan kamu gak hubungin aku. Aku kebingungan, aku khawatir, aku gelisah , galau, mikirin kamu kemana. Aku ragu buat nelpon kamu karena aku takut ngeganggu pekerjaan kamu. Kamu udah gak sayang sama aku ?" Teriak Chelsea sembari terlihat dirinya meneteskan air mata.

" Ay, maaf. Jangan pernah berpikiran aku gak hubungin kamu karena aku udah gak sayang sama kamu itu gak mungkin dan mustahil rasanya. Aku gak hubungin kamu karena aku sibuk buat ngurusin perusahaan, sekarang kondisi perusahaan lagi gak stabil dan aku harus bisa ngebalikkin kestabilan perusahaan sayang. "

" Kamu jahat Bagas. Hiks. ",

" Ay, i really miss you. Trust me. "

Bagas menatap rindu Chelsea walau hanya lewat layar ponsel saja. Entah, saat ini dirinya hanya ingin memeluk erat Chelsea.

" Ay, di Indonesia udah malem, tidur gih. "

" Tuh kan! Kamu malah nyuruh aku buat tidur, aku tuh kangen tau gak sih !"

" Aku tau, tapi besok kita lanjut aja, sekarang udah malem sayang. "

" Janji besok lanjut ?"

" I'm promise !"

Chelsea lah yang menutup telponnya terlebih dahulu, setelah mengucapkan selamat malam.

Bagas menyimpan ponselnya, dirinya bahagia pada akhirnya bisa melihat wajah sang kekasih walau hanya dari layar ponsel, setidaknya bisa mengobati rasa rindunya itu.

•••••

Chelsea termenung di meja kantin kampusnya, hari ini seharusnya ada mata kuliah, namun dosen berhalangan hadir. Memang menyebalkan, tahu begini Chelsea tidak akan bangun pagi-pagi agar dia tidak terlambat masuk kelas.

Terkadang pada suasana seperti ini dirinya rindu kedua sahabat pada SMA nya. Phrisilla dan Alya.

Alya kuliah di Bandung, setelah mendapatkan SNMPTN yang meloloskan dirinya masuk ITB.

Phrisilla, dia memutuskan untuk menyusul tantenya ke Thailand. Phrisilla menyukai fashion, dan dirinya akan fokus tentang kesukaannya itu dengan bekerja di butik tantenya yang ada di Thailand.

Semenjak kuliah, Chelsea tidak begitu banyak teman. Entahlah, dikelasnya Chelsea tidak begitu tertarik untuk berteman lebih banyak.

Baru setengah semester saja, teman-teman kelas sudah menjulukinya wanita angkuh. Hanya ada satu orang saja yang menemani Chelsea. Yaitu Karen.

Karen, teman yang selalu menemani Chelsea kemanapun Chelsea pergi dan memintanya untuk menemani.

Menurut Chelsea, Karen lebih mirip kepribadiannya dengan Alya, cantik dan anggun serta kalem.

Namun saat ini Karen sedang berkumpul dengan Dosen Pengampunya.

Satu cup jus orange tersimpan begitu saja dihadapan Chelsea.

Chelsea menolehkan kearah samping. Dan lagi-lagi pria itu. Adit.

" Sendirian aja. " Ujar Adit yang tidak menghiraukan tatapan aneh yang diberikan Chelsea kepadanya.

" Sengaja beli jus, abisnya sendiri terus sih. "

" Makasih, tapi Kak Adit gak perlu repot-repot beliin aku jus. " Tolak Chelsea.

Jujur saja, dirinya merasa kurang nyaman jika Adit ada sisinya. Duduk tepat samping kirinya dan terlihat dari ujung matanya jika Adit ini sedang melihat kearahnya.

" Kamu gak nyaman yah ?"

" Bukan gitu, Aku malu aja. "

" Hahaha " tawa renyah terdengar dari mulut Adit begitu saja saat mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Chelsea.

" Apa yang perlu lo malu-in dari gue. Gue bersikap biasa aja loh. Dan gak bikin semua orang ngeliatin kita kan ?"

Sumpah demi apapun, Chelsea tak suka jika Adit bersikap seperti ini kepadanya.

" Keliatan banget kalo lo gak nyaman atas keberadaan gue ?"

" Sorry kak Adit, maksud Chelsea gak kayak gitu loh. Jadi, maksudnya itu Kak Adit itu kan secara wapresma, jadi.. "

" Apa perlu gue tinggalin jabatan gue demi lo? Untuk menghilangkan rasa hormat lo karna gue wapresma?" Sanggah Adit.

Otomatis membuat Chelsea spontan mengangakan mulutnya dan membelakkan kedua matanya.

" Hah ?"

" Lo canggung dan malu kan deket sama gue karena gue wapresma ?"

Dekat? Chelsea memutarkan otaknya dan berpikir keras dengan salah satu kalimat yang dirinya tangkap. Pasalnya, apakah dirinya itu sedang tahap Pendekatan dengan Adit. ?

" Maksud aku gak gitu.. "

Lagi dan lagi Chelsea terdiam saat Adit beranjak berdiri dan mengelus lembut rambutnya.

" Lo tunggu yah, bentar lagi gue lengser kok. "

Adit pergi meninggalkan Chelsea yang masih ternganga dengan perlakuan adit kepadanya.

" Fix gue harus keramas lagi. !"

...
....
.....
......








Bersambung

Sorry banget jarang ngenext cerita,

Intinya jangan lupa like dan comentnya yah...

Follow
RizkyatmikaUtami2
@mikautami16_
@punyaceritaid_

Line { Sequel Backstreet }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang