Pernahkah kamu berpikir bahwa pasrah adalah jalan keluar paling tepat, dalam situasi tertentu?
Itu yang memenuhi benak Iris di bawah terik mentari pagi ini. Eh, tunggu. Karena hubungannya yang tidak begitu baik dengan Juno saat ini, akankah Juno menganggap tindakan Iris disengaja, sebagai bentuk bendera perang di antara keduanya?
Atau parahnya, bagaimana jika Juno mengira bahwa pelanggaran Iris adalah bukti di mana Iris mulai terpengaruhi oleh perilaku Gamma yang memang sudah dilabeli sebagai anak yang suka menyimpang aturan, oleh Juno?
Ih! Kenapa semuanya terasa rawan kesalahpahaman begini? Sebal, ah! Pokoknya, untuk saat ini, mari kita bertingkah seolah menjadi Iris yang tidak mengenal Iris sebelumnya. Ini Iris yang lain! Dengan tampang sok apatis, Iris berdiri di barisan VVIP paling depan.
Belum sampai satu menit Iris mencoba totalitas menjalani perannya sebagai seorang bad girl abal-abal, Iris merasakan pundaknya digenggam mendadak. Refleks saja Iris menolehkan kepala. "Eh, Gammy?"
Lelaki jangkung itu sibuk bungkuk-bungkuk supaya tinggi badannya tidak terlalu mencolok di balik punggung sosok Iris yang cebol. Seraya celingukan untuk memastikan aksinya masih aman, Gamma pun berbisik pada Iris. "Pakai dasi aku, nih."
Seolah mengerti bahwa dirinya harus bertingkah seperti biasa dan tidak boleh memperlihatkan eksistensi Gamma yang menyelundupkan diri di antara para pelanggar, Iris pun hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Aduh, dia tidak berpengalaman untuk aksi semacam kriminal begini. Masih merasakan genggaman hangat di bahu, Iris akhirnya balas berbisik tanpa berbalik. "Gammy gimana?"
"Tenang aja, udah biasa. Dipajang di baris VVIP doang, sih, kecil." Gamma menepuk bahu Iris dari belakang. "Kalau kamu, kan, masih newbie."
Meski begitu, Iris menggeleng heboh. Tanpa menyadari alarm bahaya di mana protokol upacara sudah mengetes mikrofon di tangan, Iris malah balik badan untuk menghadap Gamma sepenuhnya. "Enggak boleh, Gammy! Kata Juno, kita harus profesional dan bisa konsekuen. Iris yang melanggar, Iris yang harus tanggung jawab." Layaknya bocil yang sudah tak tahan diledek lebih lama lagi, Iris berkacak pinggang dengan mata memelototi Gamma. "Lagian, bukan soal pro atau newbie. Gammy harusnya udah pensiun, ya!"
Gamma gelagapan, menjauhkan genggaman tangannya dari pundak Iris. Bukan kena mental atas kalimat Iris atau apa, melainkan Gamma kaget dengan tindakan polos Iris yang tampak tak ingat bahwa upacara mau dimulai dan sebagian besar atensi manusia-manusia di lapangan sudah terarah sempurna ke arahnya, saat ini. Aduh, kebiasaan, deh! Sepertinya, Iris memang merasa gatal kalau tidak over-reacting sekali saja, ya.
Sebelum Gamma sempat membalas kalimat Iris, tahu-tahu dehaman Juno sudah terdengar tepat di samping indra pendengaran Gamma. Tuh, jadi ketahuan, 'kan! Juno memicingkan mata. Entah kenapa, setelah mengetahui bahwa Gamma berstatus sebagai pacar sahabat kecilnya, Juno jadi tidak setakut dulu ketika menghadapi Gamma. Seperti saat ini, Juno memicingkan mata sok garang. "Maaf, Kak, ini barisan khusus untuk siswa yang melanggar peraturan. Apakah atribut Kakak tidak lengkap?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Binary Asteroid
Fiksi Remaja"Di mataku, kita itu satu. Layaknya sebuah planetoid yang bergenggaman. Namun, akhirnya kusadari, angular resolution-ku yang kelewat besar dari batas maksimum diameter sudut antara kita. Karena pada kenyataannya, kita hanyalah binary asteroid, tak l...