Pu-tus? Putus?
Gamma kelabakan dengan kalimat Iris yang sungguh tak pernah ia bayangkan sekalipun, sebelumnya. Di luar dugaan! Maksudnya ... kenapa anak itu tiba-tiba terpikirkan ke arah sana? Apakah Gamma ada salah?
"Uhm, Ris. Anu. Kalau enggak mau ikut nonton di kejuaraan nanti, enggak apa-apa, deh. Enggak usah sampai minta ... putus," cicit Gamma dengan muka meringis. Lantas, lelaki itu mengatupkan kedua tangan di depan wajahnya sendiri. "Ampun! Kalau aku ada salah, bilang aja, ya. Aku pengin introspeksi."
"Eh?" Mendapati Gamma menunjukkan sisi lain yang tak seperti biasanya, Iris memiringkan kepala. Ini agak langka dan ... suatu hal baru untuk Iris! Setelah mengatakan sesuatu yang membuat anak orang lain panas-dingin, Iris malah dengan santainya cekikikan geli. "Ih, Gammy. Iris menyarankan putus bukan karena Gammy ada salah. Enggaklah! Kesalahan manusia, kan, bukan alasan yang cukup untuk mengakhiri segalanya."
Gamma yang sudah ketar-ketir, kini memberanikan diri memandangi Iris. "Terus kenapa?"
"Waktu terima tawaran Gammy buat jadi pacar, Iris lupa enggak sekalian cari dampak negatif pacaran di Google." Oke. Ini terdengar agak anu. Iris memilin seragam sekolahnya, merasakan gugup dan takut yang mulai menggerogoti. "Apa, ya ... bukan apa-apa, sih. Tapi Iris kira, kayaknya perspektif Iris sama Gammy soal pacaran itu beda, deh."
"Beda?"
Terus ditatap lama begitu oleh Gamma membuat Iris menutup mukanya refleks. "Ih, jangan dilihat segitunya! Enggak fokus, tadi mau bilang apa, ya ...."
Sempat-sempatnya anak itu menghancurkan suasana. Gamma juga, sih. Sempat-sempatnya lelaki itu lupa apa yang baru dikatakan Iris dan malah salah fokus untuk nyengir gemas atas kelakuan manusia mini di hadapannya. "Ngomong sama orang itu harus sambil dilihatin, lho, Ris. Lebih sopan, 'kan?"
"Aduh! Oke, oke. Ulang, yaaa, Gammy." Setelah mengacak rambutnya sendiri dengan frustrasi, barulah Iris kembali serius dan beberapa kali matanya bertabrakan dengan tatapan lembut Gamma. "Jadi gini. Kata Lui, Gammy sebenarnya cemburu, kan, pas Iris terus ngomongin Juno?"
Sebentar ... apa?
Bagaimana bisa anak itu mengatakannya dengan santai! Iris tidak tahu jantung Gamma yang rasanya hampir meloncat keluar dari rongga mulut, saat ini? Kenapa anak itu tidak ada ragunya sama sekali? Terlalu terus terang ....
Gamma bergidik ngeri. Ya ampun. Begini amat punya pacar yang kelewat seenaknya. "T-terus? Iris enggak mau aku posesif kah? Jangan terlalu cemburuan?"
Dengan cepat, Iris langsung menggeleng-gelengkan kepala. Kedua tangannya melambai dalam ritme yang lebih cepat. Kini, anak itu sudah persis seperti hiasan kecil yang tangannya bergerak-gerak di dashboard mobil. Heboh sekali. "Bukan gitu! Justru kebalikannya. Iris cuma ngerasa ... Iris enggak bisa cemburu?" tanya Iris pada diri sendiri, tak yakin dengan apa yang dikatakannya. Iris sudah seperti cacing kepanasan. Anak itu selalu begitu setiap kali kesulitan mengungkapkan sesuatu. "Aduh, gimana bilangnya, ya ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Binary Asteroid
Fiksi Remaja"Di mataku, kita itu satu. Layaknya sebuah planetoid yang bergenggaman. Namun, akhirnya kusadari, angular resolution-ku yang kelewat besar dari batas maksimum diameter sudut antara kita. Karena pada kenyataannya, kita hanyalah binary asteroid, tak l...