CHAPTER 06: Urusan

29 6 0
                                    

Dua atau tiga bulan lamanya setelah Dino dan Stella pergi berdua untuk menonton film bersama. Semakin hari, semakin banyak kesibukan yang mereka miliki, membuat keduanya sama-sama tak punya waktu hanya sekedar mengobrol.

Belum lagi tidak ada dari keduanya yang sama-sama menyimpan nomor satu sama lain. Lucu sekali, bukan?

Stella pun tak ambil pusing dengan itu sih. Tugasnya kian menumpuk, semakin hari semakin jarang meluangkan waktu hanya untuk mengobrol bersama teman-teman satu kelas nya kalau bukan untuk membahas tugas.

Lagipula apa yang diharapkan juga? Keduanya jalan bersama itu juga hasil iseng-isengan aneh Hwiyoung dan Changbin. Pun, Dino memang sepertinya tak memiliki ketertarikan apapun padanya, Stella pun begitu. Perempuan itu hanya sekedar menambah teman, mungkin awal pendekatan (untuk berteman) keduanya tak berjalan mulus. Eh sedikit mulus, nyaris saja. Mungkin akan lebih mulus lagi kalau keduanya bertukar nomor.

Setidaknya itu yang Stella pikirkan. Hampir semua teman-teman akrab Dino bertukar nomor dengannya. Yah, tapi mungkin tak berlaku karna Stella juga terlalu cupu untuk sekedar bertanya nomor laki-laki bermata elang itu.

Ah, Stella jadi kepikiran.

Yang tersisa dari acara jalan-jalan akrab keduanya adalah stript photo yang tersimpan rapih di meja belajarnya. Baik Stella maupun Dino sama-sama menyimpan stript photo itu, sengaja di cetak menjadi dua agar masing-masing saling menyimpan. Masuk ke dalam photo box juga sebenarnya ide Dino yang mendadak bingung harus kemana lagi. Stella hanya manut, lagian sudah lama juga tak masuk ke dalam studio foto itu. Hingga akhirnya perempuan itu sedikit culture shock karna fotonya bisa di edit serta di tempeli stiker-stiker lucu. Terakhir kali ia berfoto bersama teman-temannya, tidak ada fitur stiker-stiker seperti yang sekarang.

Katro memang, tapi ya mau bagaimana lagi. Tahun terakhir di SMA sangat menguras tenaga. Kegiatannya pun sama dan terus di ulang, pulang sekolah di sore hari di lanjut dengan les private di rumah sang guru hingga malam. Kalau ada ekskul, biasanya pulang lebih malam lagi karna terlambat berangkat les. Boro-boro sekali mau sekedar refreshing. Weekend pun hanya diisi dengan rebahan atau kadang mencuci baju dan beberes rumah.

Stella pikir, menjadi mahasiswa lebih menyenangkan karna dia hanya perlu menghadiri kampus sesuai jadwalnya saja. Jika tidak ada, ya bisa berleha-leha di dalam rumah. Tapi ternyata... Tidak.

Jadi mahasiswa jauh lebih sulit ternyata. Menyesal sudah perempuan itu membayangkan akan hari-hari weekdays nya yang teramat tentram. Buktinya, mau ada kelas ataupun tidak, Stella tetap mendapat tugasnya. Dan lebih parahnya lagi, tugasnya seakan tak ada habisnya. Setiap hari bertambah, dengan deadline yang sangat-sangat mepet.

Ucapkan selamat datang pada jadwal tidurnya yang berantakan.

"-Stella?"

Huh? Dia ternyata melamun.

Stella menatap lurus ke depan, lebih tepatnya kearah teman satu kelasnya yang juga merangkap sebagai teman kelompoknya, Chaeyoung, menatapnya. Laki-laki di sebelahnya juga ikut menatapnya.

"Kamu masih mau disini? Aku sama Chaeyoung mau keluar nih," ujar Soobin, pemuda tinggi yang kini berani membuka suaranya.

Stella mengangguk cepat, mempersilahkan Soobin dan Chaeyoung untuk keluar dari perpustakaan. Meninggalkan dirinya yang beralasan akan meminjam beberapa buku fantasy. Sebenarnya bukan alasan sih, karna perempuan yang menggunakan blouse berwarna krem itu memang berniat meminjam salah satu novel bertema vampire yang kemarin sempat tidak sengaja di lihatnya.

Setelah membereskan buku serta catatannya yang berantakan di meja, Stella bangkit menuju ke rak khusus novel. Mengingat-ingat letak buku yang kemarin ia sempat baca sinopsisnya.

iridescent; lee dinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang