CHAPTER 02: Second Meet ft. Milo

50 13 2
                                    


Minggu ini adalah Minggu pertama sejak masa ospek selesai. Dino masih belum menemukan si perempuan yang sempat ia boncengi. Matanya menatap lamat pada tangannya yang menampilkan gantungan kunci bergambar karakter dari salah satu anime. Mafuyu Sato, kalau tidak salah. Mingi sempat mengomentari gantungan itu, omong-omong. Wajar jika Dino akhirnya tau nama karakter dari gantungan itu.

Sedikitnya, ada keterkejutan dari ekspresi si laki-laki ketika temannya itu menceritakan sekilas kisah dari karakter Mafuyu. Ternyata perempuan yang di bocengi nya seorang fujoshi... Dino bisa maklum, jaman sekarang selera orang berbeda-beda, ia tak ingin repot-repot mengurusi.

"Gue denger di kantin kedokteran ada menu baru."

Dino mengangkat alis, tangannya ia lipat di depan dada. Tersenyum remeh kearah Hendery yang tadi dengan repot memberi gosip, hingga yang lain ikut penasaran di buatnya.

"Chicken katsu." kata Hendery dengan raut wajah seriusnya.

Changbin merotasi kan bola matanya. "Si tolol!" umpatnya pada Hendery, dibalas tatapan tak suka tentunya.

"Chicken katsu di kantin kita juga ada anjir!" Changbin berdecak kesal.

Dino terkekeh melihatnya, "Lo modusnya pinteran dikit napa," ujarnya.

Hendery kontan merengut sebal. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi, menatap teman-temannya yang sibuk sendiri. Dino dan Changbin pengecualian sih, keduanya sibuk mengobrol, berbanding dengan San juga Hwiyoung yang sibuk mabar.

"Fisip nyok, ketemu Haknyeon." Hwiyoung tiba-tiba saja berdiri dari duduknya. Menyimpan gawai dalam kantong membuat San menatap laki-laki itu tak percaya sembari mengumpat. Apa-apaan itu? Keduanya bahkan belum ada bermain bersama dalam kurun waktu 15 menit.

"Kamu kalo mau ketemu pacar kamu ya sana lah? Pergi tinggal pergi, gak usah ngajak-ngajak kalo nantinya kita jadi nyamuk!" San merengut sebal. Masih tidak trima dengan tindakan Hwiyoung tadi.

Hendery terkekeh melihat tingkah San. Benar juga, tapi jiwa-jiwa buaya dirinya lebih dulu meronta. Fisip berisi banyak kalangan, ia jadi tergiur menerima ajakan dari Hwiyoung. Tanpa ragu, akhirnya Hendery mengangguk membuat San yang di sampingnya menatap laki-laki itu tak percaya.

"Sia teh teu satia kawan pisan jeung aing! Aku kan ngajak main, kita kapan lagi punya free time kayak gini? Ospek aja baru selesai, kalian udah ada niat modusin maba. Otaknya di pake dulu atuh," cerocos San.

Dino mengulum bibirnya, menahan tawa begitu melihat Hwiyoung dan Hendery jadi tersenyum pias. San memang jago kalau urusan membuat keduanya diam seperti mati kutu atas sindirannya itu.

"Udah deh kalian disini aja, temenin San. Pacar lo juga masih ada kelas, 'kan?" Dino mengangkat alisnya begitu Hwiyoung menjawab ucapannya dengan gelengan kepala.

"Kelasnya di batalin. Katanya sih istrinya Pak Ryan pendarahan gitu."

"Inalillahi... Kasian banget Pak Ryan. Semoga aja calon anaknya itu sehat-sehat aja," kata San simpati.

Yang lain hanya mengangguk-angguk kepalanya mengiyakan ucapan San, kelewat bingung harus bagaimana selain setuju.

"San, kamu mau ikut ke fisip gak? Pacarku wes nelponin nih daritadi. Kalo gak tak samperin bakal marah," Hwiyoung mendadak medhok seketika. Kepalang panik begitu layar handphone nya menampilkan nama si pacar.

San hanya mengangguk pasrah, ikut serta dalam lubang buaya milik Hwiyoung dan Hendery. Changbin dan Dino hanya mengikuti ketiganya. Lagian, kelas sudah selesai dari satu jam yang lalu. Satu-satunya alasan mereka masih di wilayah kampus bukan tak lain karna ada kegiatan UKM. Entah kebetulan atau bagaimana mereka memiliki jadwal yang sama dan berakhir menongkrong tak jelas menunggu waktu dhuhur selesai.

iridescent; lee dinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang