Hari Selasa, tepat pada jam 9 pagi. Stella berjalan dengan tergesa di koridor fakultas kedokteran. Bahkan kini, perempuan itu mengangkat rok berbahan satinnya agar bisa leluasa berlari melewati beberapa mahasiswa yang memenuhi koridor. Nafasnya tersengai begitu sampai di parkiran fakultas nya.
Mata bulatnya menatap Changbin yang sekarang tengah tersenyum konyol sembari melambaikan tangan. Ah, tentu itu untuknya.
"Kak Changbin, kenapa gak bilang udah nunggu dari tadi?"
Changbin terkekeh melihat Stella yang berjalan kearahnya dengan nafas tak beraturan. Bahkan suara perempuan itu agak tersendat ketika berbicara membuatnya diam sejenak agar Stella bisa menetralkan nafasnya.
"Santai aja elah, lagian lu ngapain lari-lari?"
"Takut nunggu lama,"
Stella menerima uluran helm dari tangan Changbin. Tadi barusan sekali, dan bertepatan ia keluar dari kelas, kakak tingkatnya itu mengabari sudah menunggunya di parkiran fakultasnya. Meskipun bingung Stella tetap berlari dengan tergesa tak ingin laki-laki itu menunggu lama.
Oh iya, agenda mereka sekarang itu mengunjungi The Great Asia Afrika di Lembang. Err, tidak tahu sih sebenarnya akan apa disana, tapi yang ia dengar dari kakak tingkat di samping nya ini, Hwiyoung meminta refreshing sebelum menghadapi UTS. Dan entahlah, semua terjadi begitu saja. Stella bahkan baru di kabari tadi, mendadak. Untung saja hari ini kelasnya hanya sampai pukul 9.
"Kita ke parkiran teknik dulu ya? Soalnya gue disini cuman bertugas jemput lo doang," kata Changbin.
"Iya kak, makasih ya udah repot-repot."
Changbin membantu untuk membawakan tas Stella selagi perempuan itu menaiki motornya. Padahal dalam hati Stella menggerutu mengherankan semua laki-laki yang hampir 50% mempunyai motor besar.
Perjalanan dari fakultas kedokteran ke fakultas teknik tidak mencapai waktu yang lama. Keduanya bahkan sudah di sambut meriah oleh Haknyeon disana yang- entahlah terlihat sangat-sangat gembira.
"Stella sekalian kenalan sama anggota BEM yang lain ya!"
Stella yang baru turun dari motor besar milik Changbin lantas menoleh. Matanya bergulir menatap beberapa perempuan yang sudah di pastikan kakak tingkatnya itu tengah tersenyum tipis kearahnya, membuatnya mau tak mau ikut menyunggingkan senyumnya.
Dino.. ada di sana. Hanya menatapnya sekilas lalu kembali mengobrol akrab dengan satu perempuan yang Stella baru lihat. Diam-diam ia tersenyum kecut.
Sudah dua hari sejak kejadian di Braga kemarin, laki-laki itu bahkan tidak menghubunginya lagi selain mengabarinya bahwa ia telah sampai di rumah setelah mengantarnya.
"La, hari ini kamu free sampe malem?" tanya Shuhua. Perempuan itu tampak segar dengan penampilannya sekarang. Sweater rajut berwarna kuning dipadukan celana high waist berwarna putih dan rambut panjang nya ia kuncir kuda. Cantik, cantik sekali.
"Sampe besok malah," ujarnya sembari melirik kecil Dino yang masih terlihat asik mengobrol di matanya.
Shuhua jadi ikut melihat kearah kanannya. Tangannya terulur untuk menepuk bahu sang sahabat. "Kamu ada masalah sama Kak Dino?" tanya nya dengan suara pelan.
Stella mengangguk tapi setelahnya menggeleng. Itu... Memang bisa dikatakan sebuah masalah?
Dia hanya mengungkapkan rasa keingintahuannya, apakah itu keterlaluan? Lihat, bahkan laki-laki itu terus-menerus menghindarinya.
Seharusnya Stella mengiyakan saja ucapan Eunbin kemarin yang berkata bahwa ia menyukai siapa tadi- Serim Yudha apalah itu. Sepertinya laki-laki itu lebih baik dibanding Dino yang jelas-jelas suka membuatnya makan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
iridescent; lee dino
Random[Alternate Universe] IRIDESCENT (n) showing luminous colors that seem to change when seen from different angles. Iridescent; dengan kisah romansa klasik Dino Arbie Gunawan dan Stella Audrey Wijayan yang menampilkan berbagai warna jika dilihat dari s...