Setelah saling beradu mulut mengenai tagihan makanan tadi, keduanya langsung memesan tiket nonton.
Kalau kalian bertanya tentang kejadian tagihan makanan tadi, Dino pemenangnya. Laki-laki itu terus-menerus memaksa kalau tidak ingin Stella membayar padanya. Stella yang kebetulan kalah karna Dino terus-terusan berkata hal yang masuk akal seperti tentang harga diri atau apalah itu, membuatnya mengalah. Perempuan itu tak sanggup membantah karna Dino kelewat serius tentang ucapannya tadi.
"Mau nonton apa?"
Stella melirik sekeliling, keduanya masih di dekat pintu masuk, melihat-lihat poster film. Ternyata banyak juga yang mengantri membeli tiket padahal belum genap jam 12 siang.
"Pengen horror tapi aku takut gak bisa tidur, tapi pengen horror."
Dino mengangkat alisnya, "Yaudah gak papa nonton aja. Kalo gak bisa tidur, ya derita lo." katanya acuh.
"Ih enak aja! Aku males nonton romance, pasti banyak orang pacaran..." cicitnya membuat Dino terbahak.
"Habis ospek kemarin, aku nonton bareng Shuhua di mall deket kampus, eh aku malah mergokin orang yang ada kursi sebelahku lagi ciuman tahu! Ogah, ah! Trauma banget aku pas itu!"
Sumpah, Dino tertawa lepas sekarang. Baginya, itu hal yang biasa. Tentu, Stella dua tahun di bawahnya, masih belum legal, jadi wajar kalau merasa belum terbiasa dengan lingkungan mahasiswa yang cukup liar. Di tambah ia anak rumahan, Dino tak bisa membayangkan sekaget apa kalau perempuan itu tahu sisi kelam anak-anak kampus.
"Yaudah nonton Disney aja gimana? Nasib banget gue nonton sama bocil nih," kata Dino mengejek.
"Dih, gausah ngejek ya! Gue udah punya KTP, sok-sokan banget lo. Dasar orang tua." ujar Stella mendadak emosi.
Dino memijat pelipisnya, pusing sekaligus kagum melihat tingkah Stella. Ibarat punya kepribadian ganda, Stella benar-benar lucu.
Matanya melirik kecil, disana Stella sudah ikut mengantri untuk memesan tiket. Sangat kontras sekali karna perempuan itu di tengah-tengah gerombolan anak SMA.
Kakinya dengan pelan melangkah mendekat. "Jadi nonton apa?" tanya Dino pada akhirnya.
"Disney, aku mau nonton Soul,"
Rasanya Dino ingin tertawa. Sepertinya perempuan itu benar-benar trauma untuk menonton film bergenre romance.
"Yakin?"
Stella menggeleng. "Aku udah nonton sih, tapi kalo rewatch mungkin gak papa. Emang Kak Dino mau nonton yang lain?" tanyanya yang dibalas anggukan.
Dino menunjuk salah satu poster film. Stella mendadak pias setelah tau kalau Dino menunjuk satu film romance yang sepertinya memang sedang naik daun itu. Terbukti gerombolan perempuan berseragam SMA itu sama-sama menonton film yang Dino maksud.
Melihat Stella yang terdiam, Dino jadi terbahak. "Kalo lo mau nonton Soul, ya nonton aja." balasnya. Lagian Dino juga tak mau ambil pusing, ia berniat mengerjai perempuan itu saja.
"Yaudah ikutan..."
"Kalo ada yang aneh-aneh aku beneran salahin Kak Dino ya!!" bisiknya sebelum maju untuk memesan tiket.
Dino mengangguk pasrah, meskipun tak di lihat oleh Stella. Ia melangkah maju, berdiri di samping perempuan itu. Takut mengganggu orang-orang yang sedang mengantri.
"Aku suka popcorn asin," Stella mengutarakan pendapatnya, dibalas anggukan dengan Dino. "Sama." balasnya.
Ketika hendak membayar, lagi-lagi Stella diinterupsi oleh Dino. Laki-laki itu membiarkan kartu nya diambil oleh si kasir untuk membayar.
KAMU SEDANG MEMBACA
iridescent; lee dino
Aléatoire[Alternate Universe] IRIDESCENT (n) showing luminous colors that seem to change when seen from different angles. Iridescent; dengan kisah romansa klasik Dino Arbie Gunawan dan Stella Audrey Wijayan yang menampilkan berbagai warna jika dilihat dari s...