"Ternak milik Paman Loui juga hampir seluruh nya mati!"
"Ternak ku selamat, tetapi tidak dengan anjing pengembala ku!"
Pagi hari itu, Desa Helsinki diributkan dengan kejadian mati nya beberapa ternak secara serentak. Nasib malang menimpa 3 keluarga pemilik ternak di desa Helsinki, beberapa penduduk desa lain nya kini datang untuk melihat kondisi para ternak yang tergeletak mati di dalam kandang dengan darah berceceran.
Arthur sebagai pemimpin desa turut hadir beserta aparat desa lain nya untuk membantu para korban yang dirugikan itu.
"Katakan, apa ada celah untuk masuk ke dalam kandang sapi ini?" tanya Arthur.
"Tidak mungkin! Aku selalu mengunci rapat-rapat seluruh kandang! Tak ada celah untuk bisa masuk kecuali ia adalah hantu!" sergah Melina, si pemilik kandang sapi.
Arthur menoleh menatap kepala keamanan, William, "coba kau periksa kandang ini."
Dan bagai seekor anjing yang patuh pada pemilik nya, William langsung saja bergerak atas perintah Arthur.
Disaat kejadian ribut-ribut itu, Jeffrey turut hadir ke tempat kejadian.
Ia melihat bagaimana bangkai-bangkai sapi tergeletak tanpa koyakan pada kulitnya, tetapi darah kering berada pada bagian leher hewan tersebut, itu artinya para sapi mati karena darah mereka mengalir keluar dengan deras dari leher.
Pemuda itu berusaha meneliti dengan seksama, ia menduga bahwa matinya para hewan akibat serangan vampire, tapi tidak ada bekas taring disana, hanya ada sebuah bekas luka cabikan menganga di leher para sapi itu.
Apa pun yang menyerang, pastilah bukan manusia, pikir Jeffrey.
"Bagaimana menurut mu Jeffrey?" tanya Arthur yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelah Jeffrey.
Jeffrey menoleh menatap Arthur dan berucap, "sebuah makhluk berhasil menyusup masuk."
"Makhluk?! Makhluk apa maksud mu?!" tanya Melina berapi-api.
"Makhluk supranatural, makhluk itu yang menyerang para sapi."
"Dan mengapa kau menyimpulkan demikian?" tanya Arthur mengangkat satu alis.
Jeffrey menghela nafas kemudian menjelaskan, "untuk apa seorang manusia membunuh para hewan dengan luka cabikan yang begitu besar, manusia tak akan mampu."
"Bisa jadi penyerangnya adalah serigala gunung!" seru salah seorang penduduk.
"Seekor hewan akan menyerang secara membabi buta, tapi lihat lah, bekas luka cabikan berada di satu area yang sama," jelas Jeffrey.
"Mungkin kah Roseanne adalah pelaku nya?" gumam Melina.
Jeffrey mengangkat alis mendengar nama tersebut diucapkan, Roseanne?
"Ah, benar! Gadis aneh itu datang ke pasar Helsinki kemarin!"
"Benar! Aku juga melihatnya!"
Arthur pun menenangkan penduduk yang kini mulai heboh sembari menyebut nama Roseanne, sementara Jeffrey masih bertanya-tanya siapa kah Roseanne yang dimaksud oleh mereka.
Roseanne?
Jeffrey belum pernah mendengar nama itu.
"Tenang semua nya! Kami para petinggi dan aparat desa Helsinki akan mengusut tuntas kasus ini! Tidak ada yang tertuduh kecuali ada bukti! Maka dari itu untuk saat ini saya harap semua nya beraktivitas normal kembali!" seru Arthur pada para penduduk.
Akhirnya para penduduk pun mulai membubar kan diri, Arthur pun segera bergabung dengan korban kejadian ini, para petinggi desa dan aparat setempat.
Jeffrey memperhatikan bagaimana serius nya Arthur berdiskusi dengan para petinggi dan aparat itu sebelum akhirnya ia turut membubarkan diri dari tempat kejadian perkara. Langkah kaki pemuda itu kini terarah menuju pasar Helsinki karena ia perlu membeli beberapa kebutuhan.
Para gadis desa yang berpapasan dengan diri nya dalam perjalanan menuju pasar seluruh nya tersenyum dan tersipu malu menatap nya. Namun Jeffrey hanya menunjukkan ekspresi datar saja, tidak menggubris satu pun di antara mereka.
Hingga ia tiba di pasar pun, masih banyak para gadis desa yang tersenyum ke arah nya.
Mau bagaimana lagi?
Jeffrey tahu bahwa dirinya tampan dan gagah.
Semua pasti akan menyukai diri nya, kecuali ... gadis kemarin.
Sebuah dengusan tawa lolos dari mulut Jeffrey, aku belum sempat berkenalan dengan nya.
♒♒♒
Roseanne terpaksa berjalan di lorong sempit pasar karena saat ia melawati jalan utama banyak orang yang memandang sinis kepada nya.
Ia tak tahu mengapa, tetapi pandangan mereka sungguh berbeda, seolah dirinya baru saja melakukan suatu kesalahan. Tapi hey, Roseanne tidak melakukan tindakan apa pun!
Gadis itu berjalan cepat dan memutuskan untuk pulang karena ia merasa risih dengan hal yang penduduk desa lakukan itu. Tepat saat ia berjalan menyusuri lorong itu terdapat dua orang yang sedang membicarakan dirinya.
"Aku yakin pasti Roseanne lah pelaku nya!"
"Aku berpikir hal yang sama! Gadis aneh itu pasti pelaku dan penyebab masalah ini!"
Roseanne jadi ragu untuk melangkah maju, langkah gadis itu terhenti dan ia tak tahu harus berbuat apa, harus kah ia menghindar? Atau berjalan seolah tak mendengarkan mereka?
Ia mengambil langkah mundur, tanpa tersadar jika terdapat beberapa botol-botol kaca di dekatnya. Tanpa sengaja ia menendang botol-botol kaca tersebut, membuat sedikit kegaduhan yang menyebabkan kedua orang yang membincangkan diri nya menoleh pada gadis itu.
"Hey, itu Roseanne!!!"
Dan kedua pria itu berjalan mendekat ke arah Roseanne, tentu saja gadis itu kini ketakutan dan memutuskan untuk segera berlari menjauh dari para pria yang kini malah mengejar Roseanne.
"Tangkap!"
"Tangkap monster itu!!!"
Roseanne terus berlari membelah kerumunan orang pasar yang kebingungan dan menjadi panik karena teriakan dua pemuda itu.
Roseanne terus berlari hingga tanpa sengaja ia terjatuh karena tersandung keranjang buah milik seseorang yang tengah berhenti dan meletakkan keranjangnya di atas tanah.
Buah-buah itu berhamburan dan Roseanne tersungkur ke tanah yang berdebu. Namun gadis itu berusaha untuk dapat segera berdiri, tidak disangka, seseorang kini membantu dirinya untuk berdiri.
"Kau tidak apa?" tanya orang itu.
Dan mereka bertemu tatap.
Untuk kedua kalinya, Roseanne bertemu dengan Jeffrey.
Gadis itu tidak berucap apa pun dan kembali berlari menjauh dari pasar, meninggalkan Jeffrey yang memandang gadis itu dengan sedikit perasaan kesal.
"Kita bertemu kembali dan aku masih belum mengenal mu."
♒♒♒
To be continued ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.