Tersenyum melihat sejenak punggung anaknya dari kejauhan. Dia telah berganti pakaian sekarang menggunakan kaos polos hitam serta celana pendek selutut abu-abu. Sedang berdiri santai menikmati suasana malam dari balkon luar kamar lantai dua. Melanjutkan langkah kakinya kembali setelah berada dekat dengan manja Joey memeluk tubuh itu dari belakang.
Tawa pelan terdengar bersama tubuh itu berputar lalu sekarang pelukannya dibalas.
"Ibu belum tidur?"
"Belum mengantuk, Sayang, mungkin karena terlalu seru mengobrol banyak hal seputar bisnis bersama Ayahmu, Peter dan Maria sampai mereka berdua memutuskan izin pulang."
"Apa ada yang Ibu pikirkan?"
Mendongak menatap wajah anaknya yang tersenyum, membuat dirinya ikut tersenyum juga, "Kamu, saat ini pikiran Ibumu adalah tentang kamu."
"Aku?"
"Ya Brian. Kamu dan segala keinginanmu, yang selalu bertentangan dengan keluarga besar kita."
Senyum itu tidak menghilang justru dirinya merasakan tubuhnya dibawa mendekat, Brian menyandarkan dagu di atas kepalanya mengusap punggungnya lembut.
"Apakah aku menjadi satu-satunya anak Ayah dan Ibu, yang selalu menentang keinginan kalian sejak dulu?"
"Ya Brian, Ibu harap ini terakhir kalinya kamu melakukan hal itu. Seperti keinginan besarmu dengan tujuan sama maka kami berdua serta kedua saudaramu juga menginginkan terbaik untukmu. Ibu dan Ayah tidak akan menyerah karena semua terbaik untukmu."
Dan suara dari mobil melaju dalam kecepatan normal memasuki halaman luas rumah mereka. Keduanya mengalihkan perhatian segera tahu siapa yang datang Joey mendongak menatap anaknya dengan senyum.
"Suatu kejutan untukmu Brian,"
Kembali melihat ke bawah sana sang pengemudi beranjak keluar dari dalam mobil. Dia melihat suasana sekitar sebelum wajah itu mendongak pandangan mereka bertemu. Joey membalas senyum cantik itu dengan sama lalu ingin melihat respon Brian.
"Dia yang sangat cantik Brian, dia kesayangan Ibu juga. Dan dirinya akan menginap di rumah kita malam ini."
♡♡♡♡
"Rean! Kamu tidak sengaja untuk melupakannya bukan? Kamu belum mengirim uang sedangkan aku! Sudah harus membayar kebutuhan sekolah secepatnya!"
Tersenyum mendengar nada kesal itu lalu Rean mengalihkan pandangan, kepada pekerja wanita kafe yang baru tiba pukul 07.10.
"Apakah ramai pelanggan malam tadi Rean?"
"Cukup ramai sampai membuat tubuh ini kelelahan," Jawabnya senyum.
"Seharusnya bos mulai berpikir menambah pegawai baru lagi minimal dua orang! Maka kita bisa berbagai tugas dua untuk pagi dan duanya lagi larut malam. Bos sungguh menyebalkan, pegawai hanya dua sementara kafe ini buka dua puluh empat jam!"
Meraih tas sebelum beranjak pulang Rean menatap temannya senyum, "Semangat untuk kamu hari ini, Giselle!"
"Kau juga Rean! Segera pulang dan istirahat. Aku selalu mengucapkan terima kasih karena kamu tidak berniat berganti jam kerja. Kamu mengerti aku saat aku tidak bisa mengambil jam kerja larut malam hingga pagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Adaire Niels
RomantikThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== SYNOPSIS INSIDE =================================== Keseluruhan tulis...