1 jam sebelumnya.
Langkah kakinya berlari memasuki kawasan pusat perbelanjaan Bugis Street. Melihat seorang wanita cantik telah menunggunya dan respon ditunjukkan terlihat bahagia. Dirinya seketika tertawa senang sembari melambaikan tangan.
"Rean! Kamu sungguh menyebalkan kamu tahu itu?!" Ucapnya setelah dia berlari mendekat.
"Marahnya ditunda sebentar, biarkan aku mengambil napas dengan banyak dulu oke, Marta sayang?"
Melipat kedua tangan depan dada Marta menatap kesal kepada Rean, terlebih wanita itu telah membawa tas ukuran besar warna abu-abu. Tentu saja tas itu berisikan seluruh pakaian milik temannya tersebut.
"Jangan menunjukkan raut wajah seperti ini Marta sayang, aku bahkan sudah menginap di apartemen kamu selama lima hari."
"Jika itu satu bulan mungkin aku tidak akan kesal seperti ini Rean! Ayolah perginya nanti saja?! Bagaimana bisa kau tega melakukan hal ini padaku?"
Rean ikut duduk di samping dirinya dan menggenggam tangannya.
"Aku sudah lebih dari cukup menumpang tidur di apartemenmu. Sudah lebih dari cukup membuatmu repot karena aku."
"Itu sama sekali tidak benar Rean! Justru aku semakin suka untuk terlibat dalam hal apa pun mengenai dirimu. Jika tahu kau akan seperti ini seharusnya aku tidak mengatakan hal itu secepatnya!"
Rean tertawa menatap Marta, "Jadi bisa dikatakan apakah sekarang kamu menyesal?"
"Ya! Aku menyesal menghubungimu pagi tadi ketika, aku mendapatkan tempat hunian sewa murah yang cocok untukmu. Jika tahu kamu akan beres-beres secepatnya bahkan! Berani pergi dari apartemen sebelum aku pulang, sungguh sangat menyebalkan sekali aku benci padamu!"
Rean memeluk sayang Marta, "Aku tahu kamu menyayangiku Marta, maka dari itu aku juga menyayangimu dan terima kasih untuk kebaikan kamu, tidak hanya dalam waktu lima hari saja tetapi sejak dulu."
Menghela napas Marta meraih secarik kertas dia tulis sendiri dalam saku blazer-nya. Meletakkannya di atas tangan kanan Rean, "Itu adalah alamat hunian sewa murah yang aku dapatkan."
"Terima kasih Marta sayang!" Teriak senang Rean kembali memeluk Marta, setelah itu menjauh untuk melihat secarik kertas di tangannya.
"Adaire Niels?"
"Ya, hunian sewa itu ternyata sangat populer. Dan aku baru mengetahui sekarang."
"Kenapa bisa begitu populer? Apakah murah?"
"Aku pikir tidak murah namun harganya wajar saja seperti pada umumnya. Tapi menurut informasi yang aku terima bangunan itu menjadi populer karena suasananya. Percaya atau tidak kita akan betah hanya dengan sekali melihat. Adaire Niels menjadi satu-satunya hunian sewa sangat cantik dengan konsep seperti kamu berada di sebuah pedesaan."
"Wah, aku tidak sabar ingin segera ke sana! Terima kasih Marta sayang! Setelah aku tinggal dan menetap di sana nanti, kita akan sering bertemu dan aku akan menceritakan banyak hal, terutama jika hunian sewa tersebut sama seperti apa, yang dikatakan oleh mereka aku akan segera menilainya."
Marta tersenyum senang, "Aku berdoa, semoga pemiliknya tidak kejam seperti Alice itu."
"Ya, semoga."

KAMU SEDANG MEMBACA
Adaire Niels
RomantikThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== SYNOPSIS INSIDE =================================== Keseluruhan tulis...