_Crazy Girl_

49 9 2
                                        

Bugis Street, 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugis Street, 15.30 am.

Melepaskan kacamata hitam yang digunakannya Brian mengedarkan pandangan untuk mencari di mana keberadaan temannya. Namun karena suasana cukup ramai sore ini dia segera meraih ponsel mencoba menghubungi temannya itu. Panggilan pertama tidak diangkat Brian kembali menghubungi dan tepat pada dering ketiga sambungan telepon terhubung.

"Astaga, maaf bos! Aku terlalu sibuk memilih sepatu keren sehingga baru menyadari kau menghubungi sejak tadi. Apa kamu sudah di depan, tampan?"

"Ya dan jangan lama."

"Baik!"

Brian memutuskan panggilan telepon menyimpan kembali ponsel di saku celana jeans-nya. Dia tidak ingin merasakan bosan untuk menunggu lalu memutuskan berjalan-jalan sebentar karena sudah lama rasanya tidak pergi ke tempat seperti ini. Terakhir kali jika tidak salah mengingat itu terjadi ketika usianya memasuki tujuh belas tahun.

Baru saja berjalan beberapa langkah tapi dia dikagetkan dengan seorang pria berlari menerobos keramaian. Pria itu bahkan menabrak bahunya tidak mencoba berhenti tetap berlari seakan sesuatu sedang mengejarnya. Mulai terdengar beberapa orang mengumpat kesal Brian menoleh ke belakang ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

BUGH!

Sesuatu yang keras mengenai wajahnya hingga dia tersungkur jatuh. Teriakan tertahan orang-orang menyaksikan dan dua di antara mereka berlari mendekat membantunya untuk beranjak berdiri. Mengabaikan rasa sakit serta pusing Brian mencari siapa pelakunya.

"Astaga, oh! Tidak!" Teriak seorang wanita menutup mulutnya menggunakan kedua tangan.

"Kau —"

Wanita itu berlari mendekat meraih tas besarnya kembali dan mereka saling pandang dengan raut wajah menahan ringisan itu Brian lihat. Tanpa mengucapkan kata-kata apa pun wanita itu kembali berlari tidak memedulikan keadaan yang telah terjadi saat ini.

"Anda tidak apa-apa?"

"Itu pasti sakit sekali, wajah Anda bahkan sampai memerah!"

"Seberapa kuat lemparan tas itu?! Kenapa wanita tadi tidak mencoba untuk bertanggung jawab?"

Mengabaikan rasa sakit semakin terasa Brian memberikan respon baik-baik saja.

"Anda berdarah! Hidung Anda?!" Teriak salah satu dari mereka.

Brian menyentuh hidungnya benar saja hidungnya mengeluarkan darah. Menoleh ke arah depan sana di mana wanita tadi sudah tidak terlihat lagi dirinya menahan kesal atas apa yang didapatkannya barusan.

Adaire Niels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang