_Beautiful Girl_

43 8 3
                                        

Menerima satu gelas teh hangat disodorkan Rean meneguknya pelan. Jika sebelumnya dia tidak merasakan kedinginan karena sibuk membereskan barang-barangnya. Tapi sekarang dingin itu baru terasa sekalipun dia telah berganti pakaian dan memakai selimut tebal.

Setelah teh dia minum habis dan meletakkan gelas itu ke atas meja, Rean menatap seorang wanita yang duduk di hadapannya dengan senyum.

"Terima kasih untuk tehnya,"

"Bukan masalah, tapi aku masih cukup kesal atas kejadian menimpamu Rean. Bagaimana bisa Nyonya Alice dengan tega mengusirmu seperti itu? Ya kau pasti akan mengatakan bahwa semua salahmu tapi dia juga bersalah! Dengan kejamnya merusak banyak barang-barang milikmu, berakhir dengan kau hanya pergi membawa satu tas berukuran sedang pakaianmu saja. Aku baru ingin belanja tapi mengingatmu aku berniat untuk datang sebentar dan tanpa sengaja, ikut melihat semua itu bersama pengunjung pasar tadi."

"Kamu ternyata sangat mengkhawatirkan aku ya?"

Senyum diperlihatkan Rean membuatnya tertawa kesal, "Tentu saja aku khawatir padamu! Aku menjadi satu-satunya teman akrabmu sejak dulu. Pertanyaan macam apa itu Rean?!"

Tawa itu terdengar seakan mencairkan suasana dalam apartemen besarnya. Melihat Rean dengan mudah melupakan sejenak permasalahan terjadi membuat perasaannya tersentuh.

"Itulah kenapa aku sangat menyayangimu, Marta Stowe!"

"Aku juga,"

Rean beranjak dari sofa sedikit berlari menuju meja untuk mengecek ponselnya sedang diisi daya, setelah itu kembali duduk manis di sofa menatapnya dengan senyum yang tidak memudar.

"Tinggal dulu di sini, setidaknya sampai kamu menemukan tempat baru." Ucapnya dan saat melihat respon Rean secepat itu Marta melanjutkan lagi perkataannya, "Jangan lagi! Aku menjadi tahu bahwa kau pasti akan menolaknya dengan alasan tidak ingin merepotkan aku. Ayolah Rean, apa yang kau repotkan dariku? Tidak ada sungguh! Selama ini aku merasa nyaman berteman denganmu kau juga telah mengatakan hal itu. Apartemen aku ini besar dan sangat merasa senang jika kamu menerima tawaran dariku."

Rean beranjak dari sofa mendekat padanya kemudian memeluk dirinya lalu mencium kedua pipinya.

"Karena kamu telah tahu jawabannya maka akan selalu seperti itu. Aku terlalu menyayangimu Marta itu sebabnya aku tidak ingin, kamu juga terlibat dalam hidupku yang sulit ini. Bagaimana jika aku meminta bantuan lainnya saja darimu?"

"Apa itu?"

"Kamu mempunyai teman di mana-mana itu artinya, kamu pasti mempunyai banyak informasi bisa didapatkan secara mudah."

"Rean aku tidak mengerti?"

Tersenyum lebar kembali mencium pipi kanan tersebut, "Bantu aku mencari sewaan murah seperti kontrakan aku sebelumnya, kamu bisa lakukan hal itu?"

"Lalu jika aku berhasil menemukannya, apa keuntungan yang akan aku dapatkan?"

"Aku akan menginap di sini untuk beberapa hari bahkan jika kamu mau, aku bisa menginap satu minggu lamanya. Kita akan melakukan kegiatan menyenangkan bisa dimulai dengan hobimu yaitu jalan-jalan ke banyak lokasi, menemanimu belanja kebutuhan wanita dan sebagainya, aku janji."

Marta memeluk Rean bersama tawa senangnya, "Kau terbaik Rean! Aku semakin menyayangimu!"

♡♡♡♡

"Siapa wanita itu?"

Mengalihkan pandangan dari layar komputer Jared melihat Peter menyodorkan selembar foto kepadanya. Meraih foto tersebut melihat seorang wanita berdiri di depan pintu masuk kafe, menunggu seseorang memasuki mobil yang tak lain adalah dirinya sendiri.

"Kau datang pagi ini ke Theresa-La, meluangkan waktumu yang selalu sibuk di rumah sakit, hanya untuk bertanya siapa wanita dalam foto ini?"

"Ya, karena hal itu cukup menarik perhatianku Jared."

Melihat sorot mata dingin tersebut Peter tertawa pelan. Menyandarkan punggung di kursi kembali melihat Jared sibuk dengan dunianya sendiri. Dia sudah berada di sini sejak sepuluh menit lalu. Menonton saudaranya itu sibuk dengan komputer tidak memedulikan kehadirannya di sini.

"Bagaimana jika aku memperlihatkan foto ini ke Ayah, Ibu juga Eva tunanganmu?"

"Silahkan."

"Kau sama sekali tidak takut?"

Kembali mengalihkan pandangan lagi Jared menatap Peter tidak suka, "Apa maumu?"

"Sebagai anak pertama tentu saja aku mau terbaik untukmu juga Brian. Semua harus berjalan lancar seperti diinginkan kedua orang tua kita. Aku tidak ingin kau ada hubungan lain dengan wanita mana pun selain tunanganmu sendiri. Kalian tidak lama lagi akan segera menikah."

"Apa kau pikir aku seperti Brian? Yang selalu hobi menentang keinginan Ayah dan Ibu?"

"Sepertinya iya."

"Ternyata kau belum mengenal baik diriku."

"Tentu saja aku mengenal baik dirimu, Jared Sandreas. Pria yang selalu cuek akan banyak hal, bicara hanya seperlunya namun kali ini aku melihatmu bicara panjang lebar. Lalu apa arti dari semua ini? Wanita itu secara tidak langsung akan membuat dirinya sendiri dalam bahaya. Dia dapat merusak segala hal membuat keinginan Ayah dan Ibu tidak berjalan lancar. Jika dia berhasil mengendalikan apa pun yang ada pada dirimu."

"Kau hanya membuang waktuku saja mendengar, segala omong kosongmu ini."

"Buktikan padaku jika wanita itu bukan siapa-siapa dalam hidupmu. Jika kau berhasil melakukan hal itu, maka aku tidak akan pernah lagi ingin membahas hal sama seperti ini."

Peter beranjak dari kursi dan merapikan terlebih dahulu letak dasi kerjanya, setelah itu dia berjalan santai keluar dari ruangannya namun pria itu kembali mendekat, berdiri di depan meja menatapnya dengan senyum.

"Tapi aku akan mengaku bahwa dia cantik. Dan dia memiliki senyum yang manis, Rean Neona."

♡♡♡♡

♡♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adaire Niels Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang